Membangun Identitas, Menguasai Pasar: Kisah Prabu Indonesia di Dunia Sepatu Kulit

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Sabtu 07 Jun 2025, 13:06 WIB
Sepatu kulit yang diproduksi oleh brand lokal, Prabu Indonesia. (Sumber: Prabu Indonesia)

Sepatu kulit yang diproduksi oleh brand lokal, Prabu Indonesia. (Sumber: Prabu Indonesia)

AYOBANDUNG.ID -- Sepasang sepatu kulit bisa memberi kesan elegan, profesional, dan berwibawa. Tapi di balik setiap pasang yang diproduksi oleh Prabu Indonesia, tersimpan sebuah cerita perjuangan dan kisah tentang mimpi yang dimulai dari akar budaya sendiri, hingga melangkah menembus pasar internasional.

Lisa Yumi, pendiri Prabu Indonesia, memahami betul nilai dari produk atau brand lokal. Sejak merintis mereknya pada 2019, ia tidak sekadar ingin menjual sepatu, tetapi membangun identitas bahwa sepatu kulit asli Indonesia bisa bersaing dengan produk global.

"Semua produk dibuat di Indonesia dan manufakturnya di pabrik sendiri, tujuannya untuk menekan cost sehingga harganya jadi lebih terjangkau karena marginnya memang jadi jauh lebih kecil dari brand lain," ungkap Lisa.

Namun, bisnis ini bukan sekadar tentang profit. Prabu Indonesia memiliki misi sosial yang melekat erat dalam setiap langkahnya. Lisa memastikan bahwa 80 persen pekerja di pabriknya berasal dari masyarakat sekitar daerah Bogor dan Ciawi. Baginya, membangun bisnis berarti juga membangun komunitas.

Sepatu kulit yang diproduksi oleh brand lokal, Prabu Indonesia. (Sumber: Prabu Indonesia)
Sepatu kulit yang diproduksi oleh brand lokal, Prabu Indonesia. (Sumber: Prabu Indonesia)

Sejak awal, Prabu Indonesia menarik perhatian kalangan eksekutif muda. Sepatu kulitnya menjadi pilihan utama bagi pekerja kantoran berusia 25 hingga 45 tahun.

Tapi Lisa ingin lebih dari itu, ia ingin sepatu kulit Indonesia dikenakan oleh lebih banyak orang, dari berbagai latar belakang.

"Untuk sepatunya sendiri, kita kebanyakan sampai sekarang sepatu kantor. Tapi kita sudah launching untuk model lifestyle dan responsnya bagus sekali sih," katanya.

Langkah ini membuka pintu bagi generasi muda. Sneakers dari Prabu Indonesia mulai diterima dengan baik.

"Kalau model kantoran, kita pakem di usia 25-45 tahun, tapi untuk casual sneaker, umur 20 juga sudah ada yang beli," tambah Lisa.

Tak hanya menarik minat lokal, Prabu Indonesia juga mulai dikenal di luar negeri. Lisa masih mengingat momen ketika Dubes Australia tertarik dengan produknya saat ia mengikuti pameran di Melbourne.

"Pak Dubes datang dan katanya nama merek kita sama dengan nama anaknya. Jadi kita bikinin spesial dan dipakai Pak Dubes," ujarnya dengan bangga.

Di sisi lain, Lisa juga bercerita, Prabu Indonesia justru mencatat lonjakan penjualan saat pandemi Covid-19. Di saat banyak bisnis terpuruk, Prabu Indonesia tetap bertahan dan bahkan terus berkembang.

"Kita pas pandemi pertumbuhannya bagus malah, growth-nya sampai sekarang sih. Peningkatannya memang agak luar biasa," ungkapnya.

Sepatu kulit yang diproduksi oleh brand lokal, Prabu Indonesia. (Sumber: Prabu Indonesia)
Sepatu kulit yang diproduksi oleh brand lokal, Prabu Indonesia. (Sumber: Prabu Indonesia)

Lisa pun masih bertanya-tanya bagaimana bisnisnya bisa tetap berjalan ketika orang-orang lebih banyak bekerja dari rumah.

"Kita juga rada bingung sih, karena logikanya orang gak ngantor kan pas pandemi, semua WFH, gak pakai sepatu. Cuman dari segi penjualannya justru naik terus," lanjutnya.

Kini, Prabu Indonesia sudah merambah ke pasar luar negeri. Bahkan Lisa memiliki impian besar menembus Jepang, sebuah pencapaian yang ia yakini bisa terwujud

Namun meski telah menarik perhatian pasar internasional, Lisa tidak melupakan satu misi yakni untuk memperkuat kehadiran Prabu Indonesia di negeri sendiri.

Di balik setiap pasang sepatu Prabu Indonesia, sedianya ada cerita tentang kerja keras, keberanian, dan kecintaan pada kualitas asli Indonesia.

Lisa tahu bahwa jalan menuju kesuksesan bukanlah perjalanan yang singkat, tetapi dengan langkah yang kokoh, ia percaya sepatu kulit Indonesia akan semakin melangkah jauh ke panggung dunia.

"Saya memang bercita-cita bisa tembus pasar global. Tapi kita masih ingin menguatkan pasar Tanah Air," ujarnya.

Informasi umum sepatu Prabu Indonesia

Website: https://www.prabu.id

Shopee: https://shopee.co.id/prabuofficialshop

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/prabuindonesia

Tiktok: https://www.tiktok.com/@prabu.indonesia

WhatsApp: 0818-701-985

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:46 WIB

Bandung Dikepung Awan Gelap: Mengapa Banjir Kilat dan Angin Ekstrem Kini Sering Terjadi?

Mengkaji peningkatan banjir kilat dan angin ekstrem di Bandung akibat dinamika cuaca, perubahan iklim, dan perubahan tata guna lahan.
Warga memanfaatkan delman untuk melintasi jalan permukiman yang terendam banjir, saat akses kendaraan bermotor terganggu akibat genangan air. (Sumber: Dokumentasi Warga | Foto: Dokumentasi Warga)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:23 WIB

Siklus Tahunan yang Tak Kunjung Diakhiri di Kota Bandung

Kerusakan infrastruktur dan salah kelola lingkungan picu banjir tahunan di Bandung.
Banjir yang terjadi akibat tersumbatnya saluran air di Gang Nangkasuni, (07/03/2025). (Sumber: Irene Sinta)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:55 WIB

Mencicipi Cita Rasa Bakmi Ayam Madu di Sudut Kota Bandung

Bakmi OBC toping ayam madu dan panggang, Jln. Rancabentang I No. 12 Ciumbuleuit, Bandung, Jumat (28/11/2025).
Bakmi OBC toping ayam madu dan panggang, Jl. Rancabentang I No. 12 Ciumbuleuit, Bandung, Jumat (28/11/2025). (Sumber: Dok. pribadi | Foto: Arini Nabila)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:30 WIB

Jejak Rempah di Sepiring Ayam Geprek Favorit Anak Kos

Ayam geprek rempah dengan bumbu yang meresap hingga ke dalam daging, disajikan dengan kailan krispi dan sambal pedas yang nagih.
Ayam Geprek Rempah dilengkapi dengan kailan crispy dan sambal pedas yang nagih. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Firqotu Naajiyah)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:07 WIB

Wali Kota Farhan, Mengapa Respons Call Center Aduan Warga Bandung Lambat Sekali?

Warga Bandung mengeluh, Call Center Pemkot lambat merespons.
Gambaran warga yang menunjukkan rasa frustasi mereka saat menunggu jawaban dari Call Center Pemkot Bandung yang tak kunjung direspons. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:46 WIB

Nasib Naas Warga Sekitar Podomoro Park, Banjir Kiriman Jadi Rutinitas Musim Hujan

Pembangunan Podomoro Park yang selalu memberikan dampak negatif dan tidak memprihatinkan kenyamanan lingkungan penduduk sekitar.
Genangan air, imbas dari tidak adanya irigasi yang lancar (14/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Shafwan Harits A.)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:30 WIB

Seharusnya Ada Peran Wali Kota Bandung: Warga Harus Nyaman, Konvoi Bobotoh Tetap Berjalan

Kemenangan persib bandung selalu memicu euforia besar di kalamgan masyarakat Jawa Barat terjadi setiap persib meraih juara.
Ribuan bobotoh memenuhi ruas jalan Bandung saat merayakan kemenangan Persib Bandung pada Minggu sore, 25 Mei 2025. (foto: Della Titya)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 16:32 WIB

Pungutan Liar Menjadi Cerminan Buruknya Tata Kelola Ruang Publik Bandung

Pungutan liar yang masih terjadi di berbagai ruang publik Bandung tidak hanya menimbulkan keresahan.
Parkir liar yang tidak dibatasi menimbulkan kemacetan di Jln. Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Minggu (5/12/2025) (Foto: Zivaluna Wicaksono)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 16:12 WIB

Nasi Kulit di Cibiru, Harga dan Rasa yang bikin Semringah

Kuliner baru di daerah Cipadung yang cocok untuk mahasiswa, menyajikan makan berat yang enak namun dengan harga yang murah dan ramah di dompet
foto nasi kulit Jatinangor (Sumber: Camera HP | Foto: Alfi Syah)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 15:44 WIB

Sensasi Makan Lesehan di Al Jazeerah Signature Bandung

Al Jazeerah Signature Bandung menawarkan sensasi makan lesehan dengan sajian Kabsah Lamb khas Timur Tengah.
Dua porsi Kabsah Lamb di Al Jazeerah Signature Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Beranda 16 Des 2025, 15:18 WIB

Antara Urusan Rumah dan Lapak, Beban Ganda Perempuan di Pasar Kosambi

Beban ganda justru menuntut perempuan untuk terus bekerja di luar rumah, sekaligus memikul hampir seluruh pekerjaan domestik.
Punya beban ganda, perempuan pekerja menjadi pahlawan ekonomi sekaligus pengelola rumah tangga. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 15:11 WIB

Sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Riwayat Panjang di Balik Ramainya Cibiru

UIN Sunan Gunung Djati Bandung lahir dari keterbatasan lalu berkembang menjadi kampus Islam negeri terbesar di Jawa Barat.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (Sumber: uinsgd.ac.id)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 15:05 WIB

Wayang Windu Panenjoan, Tamasya Panas Bumi Zaman Hindia Belanda

Jauh sebelum viral Wayang Windu Panenjoan dikenal sebagai destinasi kolonial yang memadukan bahaya keindahan dan rasa penasaran.
Wayang Windu Panenjoan. (Sumber: Tiktok @wayangwindupanenjoan)
Beranda 16 Des 2025, 14:57 WIB

Seni Lukis Jalanan di Braga Hidupkan Sejarah dan Ruang Publik Kota Bandung

Beragam tema dihadirkan, mulai dari potret tokoh terkenal hingga karya abstraksi penuh warna, yang terpampang di dinding-dinding bangunan sepanjang jalan
Ian seorang pelukis lokal dan karya lukisannya yang dipajang di trotoar Jalan Braga. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:57 WIB

Kang Ripaldi, Sosok di Balik Gratisnya Komunitas 'Teman Bicara'

Ripaldi, founder teman bicara yang didirikannya secara gratis untuk mewadahi anak muda yang ingin berlatih public speaking, mc wedding, mc event, mc birthday, hingga voice over secara gratis.
Ripaldi Endikat founder Teman Bicara (Sumber: Instagram Ripaldi Endikat | Foto: Tim Endikat Teman Bicara)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:04 WIB

Dari Hobi Menggambar Jadi Brand Fasion Lokal di Bandung

Bringace adalah merek fesyen lokal yang didirikan di Bandung pada tahun 2023.
 T-Shirt "The Unforgotten" dari Bringace. (Istimewa)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)