Hikayat Sumanto, Kanibal Tobat yang Tertidur Lelap dalam Siaran Televisi

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Senin 17 Nov 2025, 15:03 WIB
Sumanto pernah menjadi sosok yang bikin geger karena kasus kanibalisme di Purbalingga tahun 2003 lalu.

Sumanto pernah menjadi sosok yang bikin geger karena kasus kanibalisme di Purbalingga tahun 2003 lalu.

AYOBANDUNG.ID - Indonesia punya banyak legenda lokal, dari babi ngepet sampai nyi-nyi aneh yang berkeliaran di pohon besar. Namun, kisah Sumanto pada 2003 terasa seperti legenda yang memutuskan turun gunung dengan cara yang sangat literal. Berawal dari makam yang terbongkar, misteri itu membawa warga menuju satu nama yang kemudian menghiasi layar televisi, ruang sidang, hingga akhirnya—secara tak terduga—sofa empuk studio talkshow tempat ia tertidur pulas bertahun-tahun kemudian.

Tahun 2003 sebenarnya bukan tahun yang terlalu istimewa bagi Purbalingga. Kabupaten kecil di Jawa Tengah itu lebih dikenal karena produksi rambut palsu dan tembakau rajangannya. Sampai suatu malam di awal Januari, sebuah desa bernama Majatengah mendadak menjadi kata kunci nasional. Bukan karena festival desa atau panen raya, melainkan karena liang kubur yang sunyi ternyata tidak seramah yang dibayangkan.

Pada malam 11 Januari, warga Majatengah mendapati tanah kuburan seorang nenek, Mbok Rinah, masih basah padahal baru 16 jam ditimbun. Makamnya terbuka. Seperti pintu rumah yang tidak ditutup oleh orang yang terburu-buru, hanya saja yang hilang bukan sandal tetapi jasadnya. Hilang tanpa ada tanda digondol hewan liar. Dan semua orang tahu: tak ada macan yang melakukan penggalian seapik itu.

Baca Juga: Hikayat Kasus Ferdy Sambo, Terbongkarnya Konspirasi Gelap Polisi di Duren Tiga

Kepanikan warga menggiring polisi ke sebuah gubuk di desa sekitar. Dan di sinilah kisah Sumanto, pria berusia 32 tahun yang lahir di Desa Pelumutan, mulai bergeser dari rumor warga menjadi berita nasional. Di dalam rumah kecil itu, polisi menemukan pemandangan yang tidak layak muncul di sinetron malam hari. Tulang, daging, potongan tubuh, dan sisa yang tak ingin dibayangkan siapa pun, berserakan. Sebagian sudah diolah. Sebagian lain seperti eksperimen yang tidak selesai. Tidak butuh keahlian forensik untuk menyimpulkan bahwa Mbok Rinah telah berpindah tangan. Atau lebih tepatnya, berpindah perut.

Dua hari setelah makam dibongkar, Sumanto dicokok. Pengakuannya bukan hanya membuat bulu kuduk berdiri, tetapi membuat Indonesia sadar bahwa film horor lokal kadang kalah jauh dari kenyataan. Ternyata, menurut versinya, Mbok Rinah bukan korban pertama. Ia pernah melakukan hal serupa pada akhir 1980-an saat bekerja di perkebunan tebu di Lampung. Ada pula kabar tentang tukang pijat bernama Mistam yang hilang setelah mampir ke rumahnya. Pakaian korban ditemukan di rumah, membuat dugaan jumlah korban mungkin lebih dari tiga.

Yang membuat cerita ini semakin berjalan ke wilayah absurd adalah motifnya. Sumanto mengaku melakukannya demi ilmu mistik. Ia percaya bahwa daging manusia adalah akses tercepat menuju kesaktian tingkat lanjut. Semacam cheat code tradisional: kebal senjata tajam, hati tenang seperti biksu, dan kemampuan membangunkan orang mati jika sedang mood. Ia menuruti ajaran seorang guru spiritual yang disebutnya sebagai pemandu ke arah kesaktian itu. Dalam dunia mistik Jawa, mencari ilmu memang biasa. Tetapi memakannya secara harfiah adalah urusan lain.

Baca Juga: Hikayat Kasus Reynhard Sinaga, Jejak Dosa 3,29 Terabita Predator Seksual Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Keyakinan mistis ini ternyata tumbuh di tanah yang subur oleh gangguan mental. Bertahun-tahun kemudian, dokter yang menangani rehabilitasinya menyebut bahwa Sumanto memiliki gangguan jiwa berat yang bercampur dengan sugesti supranatural. Kombinasi seperti ini bukan hanya berbahaya, tetapi juga membuat hidupnya berjalan di persimpangan antara halusinasi dan kenyataan, sebuah daerah abu-abu yang berakhir di gubuk itu.

Kisah hidup Sumanto sebenarnya tidak memperlihatkan bibit tragedi. Ia anak pertama dari lima bersaudara, terlahir dari keluarga yang cukup berada karena warisan orang tuanya. Masa kecilnya cukup normal, kecuali reputasinya sebagai anak yang suka cari perhatian. Prestasi belajar seadanya saja, bahkan harus mengulang kelas enam karena tidak lolos ujian nasional. Ia masuk SMP, bertahan hingga kelas tiga, lalu keluar karena merasa sekolah bukan habitatnya.

Dunia kerja dan pernikahan juga tidak berpihak padanya. Ia menikah dua kali, dua-duanya kandas. Bekerja berpindah-pindah, mulai dari perkebunan tebu hingga pekerjaan kasar lain. Perilaku kasar dalam rumah tangga membuat kedua istrinya pergi tanpa menoleh. Sementara ia sendiri mulai menapaki jalan mistik, mencari guru spiritual, mengumpulkan ajaran aneh, dan menjadikan ritual sebagai pegangan hidup. Benih-benih dari tragedi 2003 mulai tumbuh dari kombinasi kesendirian dan keyakinan yang salah arah.

Perkara semakin pelik ketika kasus ini masuk ke pengadilan. Saat itu, Indonesia belum punya pasal khusus soal kanibalisme. Jaksa kemudian menggunakan pasal pencurian dengan pemberatan, karena dianggap yang dicuri adalah jenazah. Perdebatan hukum pun muncul. Tim pembela berargumen bahwa jenazah bukan barang, melainkan sesuatu yang sudah tidak bernilai secara hukum. Sementara polisi dan jaksa berpegang pada logika bahwa mengambil dan memakan jasad orang lain jelas perbuatan kriminal yang tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Baca Juga: Hikayat Tragedi Bom Bali 2002, Teror Terbesar dalam Sejarah Indonesia

Sumanto kini menjadi konten kreator di TikTok.
Sumanto kini menjadi konten kreator di TikTok.

Hakim akhirnya menjatuhkan vonis lima tahun penjara. Lebih ringan dari tuntutan jaksa, tetapi cukup untuk menegaskan bahwa apa yang dilakukan Sumanto tidak hanya melukai hukum tetapi juga rasa publik. Pengadilan Tinggi memperkuat keputusan itu, Mahkamah Agung kemudian menolak kasasi. Tanpa sadar, kasus ini menjadi bahan bakar untuk perubahan KUHP yang lebih modern. Dalam rancangan KUHP baru, pasal tentang kanibalisme akhirnya muncul, membuat tindakan seperti ini memiliki rumah hukum yang jelas.

Sumanto keluar penjara pada 24 Oktober 2006 dengan remisi. Tetapi kebebasannya justru menghadirkan babak baru yang jauh lebih menyedihkan. Keluarganya menolak memulangkannya. Tetangga menutup pintu. Desa asalnya seperti ingin menghapus namanya dari sejarah lokal. Satu-satunya tangan yang terbuka adalah seorang tokoh agama bernama Supono Mustajab yang menampungnya di Yayasan Rehabilitasi An-Nur. Di tempat inilah Sumanto ditempa kembali. Ia menjalani pengobatan jiwa, dibimbing secara spiritual, dan dipantau ketat agar tidak kembali ke jalan gelap yang pernah dilalui.

Waktu berjalan pelan tetapi pasti. Sumanto berubah. Tatapan yang dulu menakutkan melembut. Ia mulia mampu bersosialisasi. Hidupnya tenang, lebih stabil, dan jauh lebih bersih secara batin. Yang tidak berubah hanyalah fisik Purbalingga yang tetap panas pada siang hari.

Baca Juga: Hikayat Pelarian Eddy Tansil, Koruptor Legendaris Paling Diburu di Indonesia

Di tengah rehabilitasinya, tahun 2016 datang membawa kejutan. Sumanto diundang ke studio televisi nasional untuk sebuah acara talkshow. Tema acara itu bukan horor atau kriminal, melainkan diskusi ringan tentang mainan anak. Tetapi alih-alih bicara, Sumanto justru tidur pulas di sofa studio. Lengkap dengan dengkuran halus yang menjadi suara latar acara itu. Presenter dan narasumber lain tidak ada yang berani menyentuhnya. Penonton rumah menatap layar dengan rasa campur antara bingung dan geli. Sumanto tertidur dari awal hingga akhir. Dan seperti layaknya tradisi abad digital, momen itu langsung viral. Meme-meme bermunculan. Sosok yang dulu ditakuti kemudian jadi bahan lelucon kolektif.

Sumanto saat tertidur dalam sebuah talkshow di TVOne.
Sumanto saat tertidur dalam sebuah talkshow di TVOne.

Ia hadir di acara itu karena tiga tokoh kriminal pernah dijadikan action figure, termasuk dirinya. Publik terpecah antara yang menganggap itu karya seni dan yang menilai sebagai bentuk glorifikasi kejahatan. Yayasan rehabilitasi pun menyatakan keberatan, karena Sumanto tidak punya kuasa atas citra dirinya. Namun, tampilnya ia di televisi, meski sekadar tidur, justru menggeser narasi tentangnya. Dari figur kelam menjadi sesuatu yang lebih manusiawi, meski lewat jalur tidak sengaja.

Tahun demi tahun berjalan. Sumanto ikut kegiatan promosi untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018. Ia menerima vaksinasi COVID-19 pada 2021 seperti warga lain. Belakangan, ia muncul di media sosial, khususnya TikTok. Kontennya sederhana: joget, komentar ringan, kulineran, atau sekadar aktivitas harian. Dunia maya yang dulu menertawakannya kini malah memberinya ruang baru untuk hidup sebagai manusia biasa.

Baca Juga: Hikayat Skandal Dimas Kanjeng, Dukun Pengganda Uang Seribu Kali Lipat

Nama Sumanto kembali mencuat pada 2024 saat proyek film dokumenter tentang hidupnya diumumkan. Agus Makkie menyutradarai, sedangkan Aming mengambil peran utama sebagai Sumanto. Transformasi Aming dengan rambut gondrong sempat dikira sebagai proses hijrah oleh publik sebelum akhirnya terungkap bahwa itu untuk peran. Aming bahkan bertemu langsung dengan Sumanto untuk mendalami karakter. Hingga 2025, film itu belum rilis, tetapi antusiasme publik tetap ada. Sementara itu, Sumanto muncul sebagai cameo di film horor Labinak pada Agustus 2025, menambah bumbu aktual pada sejarah hidupnya.

Kini, di usianya lima puluh tiga tahun, Sumanto tinggal di lingkungan yang membimbingnya jauh dari masa lalu. Hidupnya berjalan perlahan, tetapi stabil. Tidak ada lagi gubuk, ritual aneh, atau studio televisi yang membuatnya tertidur di depan kamera. Yang ada adalah seorang pria yang berusaha hidup normal setelah bab kelam yang pernah mengguncang Indonesia. Karenanya, hikayat Sumanto tetap hidup, bukan sebagai horor, tetapi sebagai cerita tentang bagaimana hidup bisa berubah di jalur paling tidak terduga.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)