Membaca Ulang Perilaku Agresif Anak

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Rabu 27 Agu 2025, 17:42 WIB
Buku Agresif Anak (Sumber: Refika Aditama | Foto: PT Refika Aditama)

Buku Agresif Anak (Sumber: Refika Aditama | Foto: PT Refika Aditama)

Kasus kekerasan anak semakin sering menjadi perhatian publik, baik melalui laporan resmi maupun video yang beredar di media sosial. Data SIMFONI-PPA per Januari 2024 mencatat lebih dari dua puluh satu ribu kasus kekerasan anak, angka yang menunjukkan masalah serius.

Anak sering kali bertindak agresif bukan semata karena sifat bawaan, melainkan akibat sakit hati, rasa dipermalukan, atau ketidakadilan yang dirasakan. Situasi ini menjadikan kajian mengenai perilaku agresif anak sangat relevan untuk didalami, karena tidak hanya membantu memahami fenomena sosial, tetapi juga memberi arah bagi upaya pencegahan.

Buku Perilaku Agresif Anak: Persepsi Anak terhadap Peristiwa Agresif, Self Anak, dan Jenis Kelamin karya Dr. I Gusti Ayu Agung Noviekayati hadir sebagai ikhtiar akademis dan praktis dalam membaca fenomena ini. Penulis, seorang psikolog sekaligus dosen Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, memadukan keahliannya di bidang psikologi perkembangan anak dengan kepedulian terhadap isu sosial.

Struktur buku ini terdiri dari tujuh bab yang disusun sistematis.

Bab pertama berisi pendahuluan yang memberi gambaran konteks maraknya perilaku agresif anak dan mengapa penelitian tentang hal ini menjadi penting.

Bab kedua membahas teori agresivitas, mulai dari definisi, pendekatan kognitif, jenis-jenis agresi, hingga faktor penyebab internal maupun eksternal. Penjelasan di bab ini menegaskan bahwa agresi tidak pernah lahir dari satu sebab tunggal, melainkan dari interaksi kompleks antara anak dan lingkungannya.

Bab ketiga menjadi inti penting, karena menyoroti persepsi anak terhadap peristiwa agresif. Persepsi dipandang sebagai pintu masuk bagi lahirnya perilaku agresif. Anak tidak hanya meniru lingkungan, tetapi secara aktif menafsirkan pengalaman yang ia alami. Bagaimana ia memahami suatu konflik akan menentukan reaksi selanjutnya.

Bab keempat menyajikan paparan agresivitas, baik yang dialami langsung maupun disaksikan. Observasi terhadap tindakan orang lain bisa sama kuatnya dengan pengalaman pribadi dalam membentuk kecenderungan agresif.

Bab kelima mengulas dimensi jenis kelamin. Di sini penulis menunjukkan bahwa anak laki-laki cenderung mengekspresikan agresivitas dalam bentuk fisik, sementara anak perempuan lebih banyak menyalurkannya melalui agresi verbal atau relasional.

Bab keenam membahas konsep self anak, termasuk perkembangan konsep diri, harga diri, dan cara anak mempresentasikan dirinya. Self terbukti menjadi faktor penting yang memengaruhi reaksi anak terhadap peristiwa agresif. Bab ketujuh berfungsi sebagai sintesis, memperlihatkan keterkaitan antara persepsi, self, dan jenis kelamin sebagai variabel yang bersama-sama membentuk perilaku agresif.

Definisi perilaku agresif dalam buku ini jelas, yakni tindakan yang bertujuan menyakiti, baik secara fisik maupun psikologis. Agresi bisa muncul karena frustrasi, rasa gagal, atau tertekan oleh lingkungan sosial. Anak yang sering menyaksikan konflik dalam keluarga bisa menganggap agresi sebagai hal wajar, sementara anak dengan dukungan emosional yang baik cenderung menolak perilaku agresif.

Dengan demikian, persepsi anak terhadap agresi akan sangat menentukan apakah ia melihat kekerasan sebagai jalan keluar atau justru sebagai hal yang keliru.

Sinopsis di sampul belakang menekankan bahwa perilaku agresif tidak hanya dipengaruhi faktor eksternal, tetapi juga aspek internal seperti konsep diri dan perbedaan jenis kelamin. Buku ini menyajikan kajian teoritis yang kuat sekaligus memberikan implikasi praktis bagi orang tua, guru, dan praktisi pendidikan. Profil penulis yang berpengalaman di bidang konseling dan riset semakin memperkuat otoritas karya ini sebagai referensi penting.

Yang menarik, buku ini juga menyoroti relasi antara self dan persepsi anak. Anak dengan harga diri tinggi biasanya memiliki cara pandang yang lebih positif sehingga memilih jalan damai. Sebaliknya, anak dengan harga diri rendah lebih mudah menginternalisasi lingkungan secara negatif dan rentan menggunakan agresi. Di sinilah pendidikan emosional sejak dini, lingkungan keluarga yang sehat, serta kontrol sosial di sekolah memegang peran penting.

Secara keseluruhan, buku ini memberi gambaran komprehensif tentang bagaimana perilaku agresif anak terbentuk dan bagaimana cara memahaminya. Namun, satu catatan yang patut diperhatikan adalah perlunya pendalaman strategi intervensi praktis agar buku ini tidak hanya kuat secara teoretis, tetapi juga semakin berguna dalam kehidupan sehari-hari. (*)

  • Judul Buku: Prilaku Agressif Anak
  • Penulis: Dr I Gusti Ayu Agung
  • Penerbit: PT Refika Aditama, Bandung
  • Tahun Terbit: Maret 2025 | 120 halaman | ISBN: 978 623 5031 040

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Peminat komunikasi publik & digital religion (Comm&Researcher di CDICS). Berkhidmat di Digital PR Telkom University serta MUI/IPHI/Pemuda ICMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Ada Pandan Jaksi di Cijaksi

Ayo Netizen 27 Agu 2025, 14:50 WIB
Ada Pandan Jaksi di Cijaksi

News Update

Ayo Biz 13 Okt 2025, 19:52 WIB

Fenomena Co-Working Space di Bandung, Ekosistem Kreatif dan Masa Depan Budaya Kerja Fleksibel

Transformasi cara kerja masyarakat urban mendorong ekosistem co-working space sebagai ruang kerja bersama yang menawarkan fleksibilitas, efisiensi, dan atmosfer kolaboratif.
Transformasi cara kerja masyarakat urban mendorong ekosistem co-working space sebagai ruang kerja bersama yang menawarkan fleksibilitas, efisiensi, dan atmosfer kolaboratif. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 19:02 WIB

Disinhibisi Suporter Sepakbola

Saling sindir dan serang antar suporter pun tidak bisa dihindari, seperti tawuran di media sosial saling serang pun tidak bisa dihindari. 
Suporter tim nasional Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 18:33 WIB

Bandung Menguatkan Ekosistem Esports Nasional

Beberapa tahun terakhir, industri eSports berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif.
Beberapa tahun terakhir, industri eSports berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 17:33 WIB

Mengatasi Permasalahan Limbah Plastik dengan Paving Block

Sampah plastik memang menjadi masalah krusial hampir di semua negara.
Ilustrasi Paving Block (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 17:01 WIB

'Jalan Jajan' di Soreang: Kulineran di Gading Tutuka, hingga Menyeruput Kopi Gunung

Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung.
Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 16:33 WIB

Semilir Pagi Ramu Saji Heritage, Sarapan Pelan-Pelan bersama Nasi Kuning dan Cita Rasa Rumah

Bukan sekadar menu, nasi kuning di Ramu Saji Heritage adalah medium rasa yang membawa pengunjung pulang ke kenangan masa kecil.
Bukan sekadar menu, nasi kuning di Ramu Saji Heritage adalah medium rasa yang membawa pengunjung pulang ke kenangan masa kecil. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 15:16 WIB

Tinggal Meninggal Memang Bikin Kita Ketawa, tapi Pulang dengan Beban Pikiran

Film Tinggal Meninggal membawa warna baru serta keberanian baru bagi perfilman Indonesia.
Salah satu adegan film Tinggal Meninggal. (Sumber: Youtube/Imajinari)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 14:18 WIB

Memahami dan Menghargai demi Harmoni

Saatnya memperkuat semangat toleransi dan membangun perdamaian melalui kegiatan pameran dan diskusi terbuka.
Komik hasil adaptasi dari buku Dialog Peradaban. (Sumber: Instagram/pamerandialogperadaban)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 13:19 WIB

ASN, Meritokrasi, dan Jalan Panjang Penghapusan Honorer

Isu penghapusan tenaga honorer dan pengangkatan PPPK kembali mencuat.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Jelajah 13 Okt 2025, 12:23 WIB

Dari Hotel Pos Road ke Savoy Homann, Jejak Kemewahan dan Saksi Sejarah Pembangunan Kota Bandung

Hotel Savoy Homann di Bandung menyimpan sejarah panjang sejak 1880, dari era kolonial hingga Konferensi Asia Afrika 1955, dengan arsitektur Art Deco yang ikonik.
Hotel Savoy Homann Bandung tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 09:25 WIB

Solat dan Stadion, Dilema para Bobotoh Saat Laga Persib

Praktik beragama kita yang kreatif, bikin tersenyum malu, dan sadar diri.
Konvoi Bobotoh, Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 08:10 WIB

Fitur Peta Instagram: Keintiman Konektivitas atau Peluang Kriminalitas?

Fitur terbaru dari instagram adalah membagikan peta lokasi pengguna yang bisa dibagikan dan diakses secara real time.
Fitur Peta di Instagram seharusnya menjadi perhatian bagi pengguna untuk tidak mudah FOMO akan tren sosmed yang hadir (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 20:04 WIB

Canda, Hantu, dan 'Jorang' sebagai Makanan Pokok Orang Sunda

Menentang budaya wibawa yang selalu menjaga batas bercanda, menjaga nalar rasional, dan menegakkan “adab” sensual yang hipokrit.
Camilan di Atas Karpet, Ketika Orang Sunda Kumpul dan Ngobrol (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 14:38 WIB

Pasar Seni ITB sebagai Jembatan antara Dua Wajah Bandung

Pasar Seni ITB bukan hanya sebatas ajang nostalgia, tapi juga bentuk perlawanan lembut,
Konferensi Pers Pasar Seni ITB 2025 di International Relation Office (IRO) ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Selasa 7 Oktober 2025. (Sumber: ayobandung.id| Foto: Irfan Al-Farits)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 11:06 WIB

Polemik Tanggal Lahir Persib dan Krisis Kepercayaan Publik terhadap Akademisi

Bagaimana jika sesuatu yang selama ini kita yakini sebagai kebenaran ternyata dianggap keliru oleh sebagian orang?
Pengukuhan Hari Jadi Persib Bandung pada akhir 2023 lalu. (Sumber: dok. Persib)
Ayo Jelajah 12 Okt 2025, 10:58 WIB

Jejak Sejarah Bandung Dijuluki Kota Kembang, Warisan Kongres Gula 1899

Tak cuma karena bunga, julukan Kota Kembang dipoles dengan kisah Kongres Gula 1899 dan para mojang Bandung yang memesona kaum meneer.
Mojang Belanda di Bandung tahun 1900-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 10:32 WIB

Int(Earth)Religious Dialogue

Ide tentang melibatkan alam sebagai subjek aktif dalam dialog lintas agama-iman.
Pohon dan Langit Biru (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 09:07 WIB

Mispersepsi Penggunaan Obat Amoxillin di Masyarakat

Amoxillin merupakan jenis antibiotik yang penggunaannya tidak pernah tepat guna dan sering menimbulkan resistensi antibiotik.
Amoxillin menjadi salah satu jenis antibiotik yang penggunannya sering mengundang miss persepsi di masyarakat. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 19:27 WIB

Bandung dan Denyut Motorcross Indonesia yang Kian Menggeliat

Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia.
Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia. (Sumber: Ist)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 15:05 WIB

Ketika Mendaki Menjadi Gerakan Ekonomi dan Pelestarian: Menyatukan Langkah Menuju Pariwisata yang Berkelanjutan

Di balik geliat pariwisata, muncul tantangan besar, bagaimana menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal secara berkelanjutan?
Digagas oleh Mahameru, Inisiatif seperti Hiking Fest 2025 menjadi ilustrasi bagaimana kegiatan wisata bisa dirancang untuk membawa dampak positif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)