Mengatasi Permasalahan Limbah Plastik dengan Paving Block

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Senin 13 Okt 2025, 17:33 WIB
Ilustrasi Paving Block (Sumber: Freepik)

Ilustrasi Paving Block (Sumber: Freepik)

Isu lingkungan yang berkaitan dengan sampah plastik memang sudah menjadi permasalahan krusial yang menunggu penyelesaian.

Berdasarkan jurnal yang berjudul "Pengaruh Bank Sampah Terhadap Jumlah Sampah Plastik di Indonesia", negara ini menjadi peringkat kedua yang mencemari sampah plastik di perairan laut dunia. Sementara sampai penelitian ini dilakukan (2023), jumlah plastik yang ada telah mencapai angka 14% dari keseluruhan produksi sampah di Indonesia.

Adanya isu ini membuat Unilever sebagai salah satu perusahaan FMCG terbesar di dunia menginisiasi program Bank Sampah. Program ini dibuat dengan tujuan untuk mengurangi sampah plastik kemasan, khususnya pada produk Unilever dengan cara mendaur ulang dan memaksimalkan nilai dari sampah tersebut.

Toni Permana yang mengolah sampah plastik menjadi paving block (Posisi di Tengah) (Sumber: Screenshot Tiktok | Toni.ban-bar)
Toni Permana yang mengolah sampah plastik menjadi paving block (Posisi di Tengah) (Sumber: Screenshot Tiktok | Toni.ban-bar)

Pertama kali muncul pengolahan bank sampah yang mengelola sampah plastik menjadi produk paving block adalah video dari akun tiktok bernama @tonipermanabanbar yang sudah lama melakukan inovasi tapi merasa belum ada support dari pemerintah.

Dalam video tersebut Toni mengaku sejak tahun 2017 mempunyai inovasi sendiri untuk mengelola sampah plastik menjadi paving block. Awalnya Toni menggunakan mesin manual namun seiring waktu dirinya mulai membuat mesin rakitan sendiri yang dilengkapi dengan penyaring asap dan sudah lolos dalam tahap uji emisi, uji abrasi, uji tekan, uji bakar. Namun Toni menyayangkan karena dirinya merasa kurang mendapat dukungan dari pemerintah.

Sebelum fokus mengembangkan pengelolaan bank sampah, Toni mengaku memiliki bisnis bengkel las untuk membuat pagar atau kanopi. Toni merupakan pria asal Padalarang Bandung tepatnya di Desa Sukamaju. Bahkan tempatnya sudah dijadikan pusat edukasi bank sampah desa Sukamaju Sejahtera.

Bank sampah yang dikelolanya bahkan masuk kedalam nominasi peringkat terbaik ke-4 se-Indonesia. Namun Toni merasa itu sia-sia karena tidak mendapat perhatian dari pemerintah.

Satu hal lagi. Saat ini banyak asosiasi dibentuk, banyak organisasi dibentuk tapi asosiasi hanya mencari sensasi, organisasi hanya basa-basi tapi mana dampaknya untuk lingkungan tidak ada. Hanya memanfaatkan anggota untuk menyerap anggaran doang dari CSR/IPR, dana-dana hibah pemerintah. Ujar Toni

Videonya viral dan mendapat perhatian dari Ferry Irwandi sebagai influencer. Ferry mengundang Toni untuk mengadakan diskusi dan berharap ada yang bisa ia lakukan untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.

Dalam pertemuan tersebut Ferry menginisiasi untuk membantu dalam pengembangan produk paving block tersebut. Bahkan Ferry sudah menganalisis produk tersebut dari mulai potensi licin saat digunakan dan nyaman atau tidak nyaman.

Menurutnya masih ada beberapa perbaikan yang perlu dilakukan dan disinilah peran Ferry untuk membantu pengembangan produk paving block tersebut. Ferry juga akan membantu bagaimana pengurusan badan usaha, regulasi, serta marketing produk.

Menariknya Toni tidak hanya mengolah sampah plastik menjadi paving block saja tapi barang-barang inovatif lainnya berupa kursi mini bar, gantungan kunci dan potensi produk lainnya yang bisa diversifikasi.

Mulai sekarang mari pilah sampah dari rumah, ubah sampah jadi rupiah yang berkah. Ingat sampah itu bukan sumber. Sampah bukan barang yang menjijikan tapi menjanjikan. Dengan prinsip lakukan dari hal yang kecil sebelum mampu melakukan hal yang besar. Ungkap Toni

Sebetulnya inovasi ini juga sudah banyak dilakukan beberapa orang lainnya salah satunya di daerah Cangkuang wetan Bandung dan sudah ada dua pengusaha perempuan yang mengolahnya pada tahun 2019. Perusahaan bernama Rebricks didirikan oleh Novita Tan dan Ovy Sabrina.

Rebricks meluncurkan produk perdana dimulai pada tahun 2019 dengan membuat paving blok yang berasal dari olahan sampah plastik sekali pakai, atau rejected plastic waste.

Melihat usaha dari keduanya pengolahan sampah yang awalnya dianggap sebagai masalah lingkungan justru bisa membantu pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja di lingkungan sekitar. Inovasi ini tentunya perlu perhatian dari pemerintah serta edukasi terhadap masyarakat untuk lebih peduli dengan melakukan hal kecil melalui mengurai solusi lingkungan dari lingkungan keluarga. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 13 Okt 2025, 19:52 WIB

Fenomena Co-Working Space di Bandung, Ekosistem Kreatif dan Masa Depan Budaya Kerja Fleksibel

Transformasi cara kerja masyarakat urban mendorong ekosistem co-working space sebagai ruang kerja bersama yang menawarkan fleksibilitas, efisiensi, dan atmosfer kolaboratif.
Transformasi cara kerja masyarakat urban mendorong ekosistem co-working space sebagai ruang kerja bersama yang menawarkan fleksibilitas, efisiensi, dan atmosfer kolaboratif. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 19:02 WIB

Disinhibisi Suporter Sepakbola

Saling sindir dan serang antar suporter pun tidak bisa dihindari, seperti tawuran di media sosial saling serang pun tidak bisa dihindari. 
Suporter tim nasional Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 18:33 WIB

Bandung Menguatkan Ekosistem Esports Nasional

Beberapa tahun terakhir, industri eSports berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif.
Beberapa tahun terakhir, industri eSports berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 17:33 WIB

Mengatasi Permasalahan Limbah Plastik dengan Paving Block

Sampah plastik memang menjadi masalah krusial hampir di semua negara.
Ilustrasi Paving Block (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 17:01 WIB

'Jalan Jajan' di Soreang: Kulineran di Gading Tutuka, hingga Menyeruput Kopi Gunung

Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung.
Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 16:33 WIB

Semilir Pagi Ramu Saji Heritage, Sarapan Pelan-Pelan bersama Nasi Kuning dan Cita Rasa Rumah

Bukan sekadar menu, nasi kuning di Ramu Saji Heritage adalah medium rasa yang membawa pengunjung pulang ke kenangan masa kecil.
Bukan sekadar menu, nasi kuning di Ramu Saji Heritage adalah medium rasa yang membawa pengunjung pulang ke kenangan masa kecil. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 15:16 WIB

Tinggal Meninggal Memang Bikin Kita Ketawa, tapi Pulang dengan Beban Pikiran

Film Tinggal Meninggal membawa warna baru serta keberanian baru bagi perfilman Indonesia.
Salah satu adegan film Tinggal Meninggal. (Sumber: Youtube/Imajinari)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 14:18 WIB

Memahami dan Menghargai demi Harmoni

Saatnya memperkuat semangat toleransi dan membangun perdamaian melalui kegiatan pameran dan diskusi terbuka.
Komik hasil adaptasi dari buku Dialog Peradaban. (Sumber: Instagram/pamerandialogperadaban)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 13:19 WIB

ASN, Meritokrasi, dan Jalan Panjang Penghapusan Honorer

Isu penghapusan tenaga honorer dan pengangkatan PPPK kembali mencuat.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Jelajah 13 Okt 2025, 12:23 WIB

Dari Hotel Pos Road ke Savoy Homann, Jejak Kemewahan dan Saksi Sejarah Pembangunan Kota Bandung

Hotel Savoy Homann di Bandung menyimpan sejarah panjang sejak 1880, dari era kolonial hingga Konferensi Asia Afrika 1955, dengan arsitektur Art Deco yang ikonik.
Hotel Savoy Homann Bandung tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 09:25 WIB

Solat dan Stadion, Dilema para Bobotoh Saat Laga Persib

Praktik beragama kita yang kreatif, bikin tersenyum malu, dan sadar diri.
Konvoi Bobotoh, Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 08:10 WIB

Fitur Peta Instagram: Keintiman Konektivitas atau Peluang Kriminalitas?

Fitur terbaru dari instagram adalah membagikan peta lokasi pengguna yang bisa dibagikan dan diakses secara real time.
Fitur Peta di Instagram seharusnya menjadi perhatian bagi pengguna untuk tidak mudah FOMO akan tren sosmed yang hadir (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 20:04 WIB

Canda, Hantu, dan 'Jorang' sebagai Makanan Pokok Orang Sunda

Menentang budaya wibawa yang selalu menjaga batas bercanda, menjaga nalar rasional, dan menegakkan “adab” sensual yang hipokrit.
Camilan di Atas Karpet, Ketika Orang Sunda Kumpul dan Ngobrol (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 14:38 WIB

Pasar Seni ITB sebagai Jembatan antara Dua Wajah Bandung

Pasar Seni ITB bukan hanya sebatas ajang nostalgia, tapi juga bentuk perlawanan lembut,
Konferensi Pers Pasar Seni ITB 2025 di International Relation Office (IRO) ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Selasa 7 Oktober 2025. (Sumber: ayobandung.id| Foto: Irfan Al-Farits)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 11:06 WIB

Polemik Tanggal Lahir Persib dan Krisis Kepercayaan Publik terhadap Akademisi

Bagaimana jika sesuatu yang selama ini kita yakini sebagai kebenaran ternyata dianggap keliru oleh sebagian orang?
Pengukuhan Hari Jadi Persib Bandung pada akhir 2023 lalu. (Sumber: dok. Persib)
Ayo Jelajah 12 Okt 2025, 10:58 WIB

Jejak Sejarah Bandung Dijuluki Kota Kembang, Warisan Kongres Gula 1899

Tak cuma karena bunga, julukan Kota Kembang dipoles dengan kisah Kongres Gula 1899 dan para mojang Bandung yang memesona kaum meneer.
Mojang Belanda di Bandung tahun 1900-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 10:32 WIB

Int(Earth)Religious Dialogue

Ide tentang melibatkan alam sebagai subjek aktif dalam dialog lintas agama-iman.
Pohon dan Langit Biru (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 09:07 WIB

Mispersepsi Penggunaan Obat Amoxillin di Masyarakat

Amoxillin merupakan jenis antibiotik yang penggunaannya tidak pernah tepat guna dan sering menimbulkan resistensi antibiotik.
Amoxillin menjadi salah satu jenis antibiotik yang penggunannya sering mengundang miss persepsi di masyarakat. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 19:27 WIB

Bandung dan Denyut Motorcross Indonesia yang Kian Menggeliat

Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia.
Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia. (Sumber: Ist)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 15:05 WIB

Ketika Mendaki Menjadi Gerakan Ekonomi dan Pelestarian: Menyatukan Langkah Menuju Pariwisata yang Berkelanjutan

Di balik geliat pariwisata, muncul tantangan besar, bagaimana menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal secara berkelanjutan?
Digagas oleh Mahameru, Inisiatif seperti Hiking Fest 2025 menjadi ilustrasi bagaimana kegiatan wisata bisa dirancang untuk membawa dampak positif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)