Vox populi, vox Dei

Encep Dulwahab
Ditulis oleh Encep Dulwahab diterbitkan Kamis 11 Sep 2025, 16:26 WIB
Ungkapan “Vox populi, vox Dei” menegaskan bahwa kekuasaan politik pada akhirnya bersumber dari rakyat. (Sumber: Pexels/Daris Ardiansyah)

Ungkapan “Vox populi, vox Dei” menegaskan bahwa kekuasaan politik pada akhirnya bersumber dari rakyat. (Sumber: Pexels/Daris Ardiansyah)

Paska perayaan kemerdekaan dengan pesta pora Tabula Bale, berhasil menggoyang istana negara, pemerintahan kembali di goyang oleh rakyat hampir di setiap daerah, sebagai efek dari kekecewaan rakyat atas tidak adanya empati dari para wakil rakyat atas berbagai penderitaan yang begitu menghimpit rakyat.

Ketika kasus korupsi banyak beredar, rakyat diam, ketika banyak kegaduhan politik rakyat diam, tapi ketika perasaannya dirusak, maka rakyat mulai menunjukkan kekuatannya untuk melakukan pembelaan. Rakyat bertindak dan menunjukkan kepada jalan yang benar para wakil rakyat.  

Beberapa aksi ini memberikan pelajaran kepada wakil rakyat yang tidak etika berbicara, dan tidak peka dalam menyikapi situasi dan kondisi. Rakyat kecewa karena para wakilnya merendah harkat dan martabat profesi sebagai wakil rakyat yang merendahkan rakyat, bahkan ada yang cenderung menghina rakyat. Rakyat kesal dengan kesombongan dan tidak menunjukkan orang terpelajarnya para wakil dan pejabat tinggi negara. 

Selantang dan sekritis apapun suara politisi di DPR dan pejabat negara, tidak akan bisa melawan suara rakyat. Suara rakyat suara yang jujur tidak banyak manipulasi dan dramaturgi. Suara rakyat suara yang tidak banyak kepentingan pribadi atau golongan. Rakyat tidak mementingkan diri sendiri, tapi mengedepankan kebersamaan dan kemajuan semua kalangan tanpa terkecuali. 

Ungkapan “Vox populi, vox Dei” menegaskan bahwa kekuasaan politik pada akhirnya bersumber dari rakyat. Bila rakyat bersatu dalam menuntut perubahan ke arah yang lebih baik, maka tidak ada kekuatan mana pun yang bisa mengalahkan rakyat, mau dari kekuatan militer, kekuatan regulasi.

Oleh karena itu, kalau ingin selamat dan sukses sebagai wakil rakyat, maka dengarkan dan salurkan dengan baik suara rakyat. Karena suara rakyat adalah suara Tuhan, kalau tidak amanah terhadap suara Tuhan, maka tunggulah kehancurannya. 

Sebagaimana yang terjadi sekarang di Nepal, sebagai bukti dari kekesalan rakyat akan kinerja pemerintah yang seringkali mengumbar gaya hidup mewah, sementara rakyat sengsara, walhasil rakyat marah dan rakyat pun menggulingkan para penguasanya tanpa ampun. 

Hal yang sama juga pernah menimpa Indonesia pada tahun 1998 dengan adanya gerakan reformasi. Jutaan rakyat dari berbagai penjuru turun ke jalan menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto, yang sudah berkuasa di Indonesia sekitar 32 tahun. Tuntutan rakyat yang terus menerus membuat Presiden Soeharto pun menanggalkan jabatannya pada 21 Mei 1998. 

Suasana di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, pada Jumat 29 Agustus 2025 dikerumuni demonstran yang melakukan aksi protes. (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Suasana di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, pada Jumat 29 Agustus 2025 dikerumuni demonstran yang melakukan aksi protes. (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Kekuatan suara rakyat juga terlihat di Amerika Serikat yang terjadi antara tahun 1950-1960. Pada waktu itu rakyat Amerika Serikat menuntut Hak Sipil atau diskriminasi rasial. Demo yang dipimpin Martin Luther King Jr. pun terjadi besar-besarkan. Sampai akhirnya pemerintah Amerika Serikat mengabulkan tuntutan rakyat dengan mengesahkan Civil Rights Act 1964.

Suara Tuhan juga digemakan di negara Timur Tengah, salah satunya yang terkenal dengan sebutan Revolusi Tunisia atau Arab Spring, antara tahun 2010 sampai 2011. Rakyat Tunisia melakukan aksi besar kepada  para koruptor, pejabat yang bertindak tidak adil, represifnya rezim Zine El Abidine Ben Ali kepada rakyat. Walhasil, rezim Zine El Abidine Ben Ali pun tumbang, dan terjadilah perubahan konstalasi politik di wilayah Arab.

Di benua Afrika juga pernah terjadi kekuatan suara rakyat yang mampu mengalahkan penguasa. Tepatnya di Arfika Slatan yang dikenal dengan gerakan Anti-Apartheid. Perjuangan rakyat begitu lama, hampir 10 tahun menyuarakan perlawanan tentang rasial, akhirnya rakyat berhasil mengalahkan sistem apartheid 1990-an. Dalam sejarah, Nelson Mandela tercatat sebagai presiden pertama yang dipilih dalam pemilihan demokratis. 

Para wakil rakyat dan pejabat negara, kalau tidak ingin bernasib sama, segeralah untuk menjadi pendengar suara rakyat. Bagaimana dalam bidang ilmu komunikasi, bahwa suksesnya kita berkomunikasi karena kita terampil mendengarkan, sehingga bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk membuat program atau kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan rakyat. 

Marilah kita dengarkan baik-baik suara rakyat sebagai suara Tuhan, lalu wujudkan suara rakyat itu sebagai bentuk dari profesionalitas atas tugas dan tanggungjawab. Percayalah, rakyat tidak akan memberikan tugas-tugas yang diluar kemampuan kita. Kalau rakyat senang, apa pun yang diminta para wakil akan rakyat kabulkan. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Encep Dulwahab
Dosen Ilmu Komunikasi UIN Bandung
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Komunikasi Politik Pajak

Ayo Netizen 11 Sep 2025, 08:45 WIB
Komunikasi Politik Pajak

Religiusitas Pengemis

Ayo Netizen 11 Sep 2025, 14:27 WIB
Religiusitas Pengemis

News Update

Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:04 WIB

Dari Hobi Menggambar Jadi Brand Fasion Lokal di Bandung

Bringace adalah merek fesyen lokal yang didirikan di Bandung pada tahun 2023.
 T-Shirt "The Unforgotten" dari Bringace. (Istimewa)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)