Ruang Publik Bandung: Tempat Hidup, Belajar, dan Bahagia

Bayu Hikmat Purwana
Ditulis oleh Bayu Hikmat Purwana diterbitkan Rabu 10 Sep 2025, 18:14 WIB
Alun-Alun Kota Bandung. (Sumber: Unsplash/Abdul Ridwan)

Alun-Alun Kota Bandung. (Sumber: Unsplash/Abdul Ridwan)

Setiap sudut Bandung bercerita, dari trotoar hingga taman kota. Kota ini belajar, bermain, dan bahagia bersama warganya.

Setiap Minggu pagi, Jalan Dago dipenuhi ribuan orang. Ada yang berlari santai, bersepeda, berfoto, atau sekadar menikmati suasana Car Free Day. Sementara itu, di sudut lain kota, Taman Film yang pernah jadi ikon inovasi kota masih dikunjungi komunitas, meski tak sepopuler saat awal peresmiannya.

Di Alun-alun Bandung, keluarga berbondong-bondong melepas penat sambil membiarkan anak-anak berlarian di atas rumput sintetis yang menghijau. Semua itu memperlihatkan ruang publik Bandung hidup, berdenyut, dan menyatukan warganya.

Bagi banyak kota besar di Indonesia, ruang publik kerap menjadi barang mewah. Pertumbuhan pusat perbelanjaan, kafe, dan gedung komersial sering kali menggeser hak warga atas ruang terbuka. Bandung, meski bukan tanpa masalah, mencoba memberi wajah lain. Sejak awal 2010-an, pemerintah kota serius membenahi ruang publik: dari membangun taman tematik seperti Taman Fotografi, Taman Lansia, hingga revitalisasi alun-alun kota.

Upaya ini tidak hanya bersifat fisik. Ada gagasan yang lebih besar, dimana kota harus menyediakan ruang inklusif, gratis, dan terbuka bagi semua warganya. Ruang publik menjadi penyeimbang dari derasnya arus komersialisasi, sekaligus menegaskan identitas unik Bandung.

Ruang Publik, Tempat Belajar, Bercengkrama, dan Bahagia

Bandung dikenal sebagai kota pendidikan dan kota kreatif. Ruang publik pun seperti: trotoar dengan “Batu Meriam”, taman, dan jalanan kota menjadi tempat belajar.

Komunitas skateboard memanfaatkan jalur pedestrian Dago, anak-anak yang belajar membaca di pojok literasi, warga berkumpul untuk diskusi atau kelas yoga gratis, seniman mural mengubah tembok kosong menjadi kanvas, musisi jalanan menjadikan Car Free Day sebagai panggungnya, dan “comjurig Bandung" komunitas lokal di jalan Asia Afrika yang menampilkan parodi hantu yang kocak di siang hari.

Ruang publik di Bandung bukan sekadar tempat melepas penat, melainkan menjadi kelas terbuka, di mana siapa pun bisa belajar dan berekspresi. Fenomena ini menunjukkan nilai lebih ruang publik dalam membentuk karakter kota dan warganya.

Seperti penggalan lirik lagu Maripi yang pernah dipopulerkan oleh Kang Darso, “…Engklak engklakan Maripi lucu pisan, Barudak urang Ngariung di buruan…”, ruang publik (buruan) menjadi simbol kebahagiaan dan akses menuju pengalaman kolektif yang menyenangkan bagi warga.

Daya tarik Bandung sebagai kota pendidikan sekaligus ekosistem pendidikan, terletak pada reputasi perguruan tinggi ternama seperti: ITB, Unpad, UPI, Telkom University, Universitas Pasundan, Maranatha hingga puluhan kampus lainnya. (Sumber: Pexels/setengah lima sore)
Daya tarik Bandung sebagai kota pendidikan sekaligus ekosistem pendidikan, terletak pada reputasi perguruan tinggi ternama seperti: ITB, Unpad, UPI, Telkom University, Universitas Pasundan, Maranatha hingga puluhan kampus lainnya. (Sumber: Pexels/setengah lima sore)

Meski begitu, tidak semua ruang publik Bandung berjalan sesuai harapan. Beberapa taman tematik yang sempat populer kini kurang terawat. Tantangan klasik seperti sampah, keamanan, dan fasilitas bagi penyandang disabilitas masih menghantui. Selain itu, ruang publik kerap “berkompetisi” dengan kepentingan komersial. Di banyak sudut, ruang publik dikepung iklan, kafe, dan parkir liar.

Isu inklusivitas juga menjadi sorotan. Apakah semua warga merasa memiliki ruang publik, atau hanya kelompok tertentu? Sosiolog kota menyebut ruang publik sebagai “cermin demokrasi”. Di sanalah warga hadir tanpa syarat, mengekspresikan diri, dan berinteraksi lintas batas. Bandung memberi contoh bahwa ruang publik menjadi arena demokrasi kota. Anak muda bebas berkarya, komunitas bisa mengadakan acara, dan keluarga dapat menikmati kota tanpa merasa asing. Ruang publik menjadi simbol kesetaraan.

Di tengah kepadatan dan era digital, Bandung berpeluang besar mengembangkan ruang publik sebagai laboratorium kota pintar yang humanis. Wifi gratis di taman kota dan Cipol Arena 3: Micro Food Forest di kelurahan Darwati adalah sekian contoh komitmen Bandung yang tidak hanya fokus pada aspek digital, tetapi juga mempertahankan kebutuhan sosial dan lingkungan, menjadikan ruang publik sebagai bagian integral dari konsep kota pintar yang humanis.

Bayangkan taman hijau yang interaktif, dilengkapi Wi-Fi, sensor lingkungan, hingga fasilitas edukatif. Ruang publik bisa menjadi perpaduan antara interaksi sosial tradisional dan kebutuhan digital generasi muda.

Baca Juga: Selebritisasi Politik dan Kebudayaan di Bandung

Ruang publik adalah napas kota, tempat belajar, bermain, berkreasi, dan membangun solidaritas. Bandung sudah membuktikan potensinya, tapi pekerjaan belum selesai. Perawatan, pengembangan, dan inklusivitas harus terus dijaga agar kota tercinta ini tetap hidup dan bahagia bagi generasi mendatang.

Pertanyaan terakhir yang selalu menggantung, Apakah kita, sebagai warga, siap merawat ruang publik Bandung agar denyut kehidupan kota ini tidak pernah padam? (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Bayu Hikmat Purwana
Analis Kebijakan dengan bidang kepakaran pengembangan kapasitas ASN di Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Talenta ASN Nasional LAN RI
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:04 WIB

Dari Hobi Menggambar Jadi Brand Fasion Lokal di Bandung

Bringace adalah merek fesyen lokal yang didirikan di Bandung pada tahun 2023.
 T-Shirt "The Unforgotten" dari Bringace. (Istimewa)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)