Menikmati Perkedel Ibu Kokom 3 dan Syahdu Alam Cimenyan

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Selasa 16 Sep 2025, 08:29 WIB
Warung Prekedel Ibu Kokom 3 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Warung Prekedel Ibu Kokom 3 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Bandung adalah surga kuliner yang tak pernah habis untuk dijamahi. Beragam kuliner tak hanya memanjakan lidah tapi mampu menajamkan kelima fungsi indera.

Salah satunya adalah Warung Ibu Kokom Cabang ke-3 di Cimenyan, Kabupaten Bandung. Warung ini pertama kali terkenal di jalur trek Tahura (Taman Hutan Raya) Dago. Untuk menikmati kuliner ini pengunjung perlu melakukan trekking sepanjang 4 km.

Namun kali ini untuk menikmati sajian perkedel pengunjung bisa datang menggunakan motor atau mobil. Bahkan bagi yang tidak memiliki kendaraan tempat ini bisa dijangkau menggunakan Go-Jek.

Menuju Warung Ibu Kokom, pengunjung disuguhi pemandangan yang indah dari kawasan Dago. Deretan rumah sederhana hingga megah, deretan warung kopi hingga cafe dengan ambience sejuk mulai dari Cafe D'Pakar, Nokturnal, Asaan kopi hingga Boekit Tjahaya.

Berangkat dari Selasar Sunaryo Art Space menggunakan ojek online dengan jarak 2.9 km. Melewati kawasan Ciburial terdapat jalan sempit yang menanjak, benar-benar butuh keahlian untuk mengendalikan keseimbangan.

Setelah itu jalan kembali datar dan mulai menanjak kembali di kawasan dekat Imago Hills. Driver mengendarai motornya dengan zig-zag saat melintasi kawasan tersebut.

Hanya berselang 3 menit akhirnya saya sampai di Warung Ibu Kokom 3. Puluhan kendaraan motor dan sejumlah mobil terparkir di halaman warung. Warung Ibu Kokom dipenuhi dengan berbagai macam pengunjung mulai dari anak kecil, remaja hingga dewasa.

Di sekitar area warung berwarna biru telor asin terdapat banyak varian makanan ringan mulai dari snack, kerupuk, gorengan, berbagai varian minuman dan beberapa gantung kopi sachet ikut menyemarakan keadaan warung.

Pengunjung bisa memesan dengan cara menuliskannya dalam sebuah kertas yang sudah disediakan. Makanan yang tersaji cukup beragam mulai dari camilan hingga makan berat seperti nasi goreng, nasi ikan asin, ayam goreng dan aneka sambal yang dibuat secara dadakan. Minuman yang tersaji cukup lengkap mulai dari Bandrek, Rosella, kopi, milkshake hingga es cingcau.

Es Cingcau Rosella Warung Perkedel Ibu Kokom 3 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Es Cingcau Rosella Warung Perkedel Ibu Kokom 3 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Menu pertama yang terhidang adalah es cingcau yang memiliki beberapa toping pilihan seperti gula aren, lemon, susu, rosella, susu vanilla. Saya pribadi memilih es cingcau toping rosella karena ingin merasakan rasa baru.

Ternyata pilihan saya tepat, rasa cingcau yang hambar berpadu dengan asam sedikit manis dari rosella. Meskipun es batunya tidak ada karena habis tapi suhu udara sekitar sedikit menambah sensasi dingin secara alami.

Perkedel Ibu Kokom Cimenyan Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Perkedel Ibu Kokom Cimenyan Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Selanjutnya perkedel, menu andalan dan primadona di Warung Ibu Kokom sudah sejak tadi saya tunggu-tunggu. Perkedel yang di buat secara dadakan ini menjadi pilihan cerdas yang dipilih oleh pemilik.

Teksturnya yang masih crunchy di luar dan lembut di dalam yang matang dengan sempurna dan tidak terdapat bau tajam dari adonan kentang basah. Menurut saya perkedel Ibu Kokom dibuat dengan tambahan tepung tapioka (aci) karena teksturnya yang kokoh. Tidak seperti buatan sendiri di rumah yang hasilnya sedikit rapuh dan mudah hancur ketika dipegang oleh tangan.

Perkedel hangat yang dicocol sambal tomat, beuh wuenak tenan. Sambil sedikit melamun memandang hijaunya alam sekitar di depan mata, mencium aroma khas setiap minuman yang disajikan, mengecap setiap makanan yang masuk melalui mulut, mendengar suara alam yaitu tongeret secara bersahutan juga angin yang menerpa wajah ketika mata di buat merem-melek karena autentiknya masakan yang tersaji.

Minuman Jadul Bandrek Kelapa (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Minuman Jadul Bandrek Kelapa (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Minuman penutup yaitu bandrek kelapa menjadi penutup yang sempurna di kala suhu udara makin rendah. Campuran air jahe dan gula aren membantu menghangatkan tubuh. Mengesap bandrek sedikit demi sedikit sambil meresapi aroma yang membawa nostalgia pada minuman khas Bandung yang saat kecil sering ditemui di abang gerobak yang menyediakan makanan kukusan Sunda lainnya.

Ketiga menu yang saya pesan hanya menghabiskan Rp.42.000 saja, cukup worth it untuk rasa yang enak dan bonus pemandangan yang cukup indah. Kekurangannya hanya banyak lalat yang berterbangan. Beberapa kali sering saya temui di tempat makan yang berada di dataran tinggi. Di tempat ini terdapat lilin hanya saja pengunjung harus meminta secara khusus karena tidak disiapkan secara langsung di meja.

Satu lagi kekurangannya tidak disedikan tempat khusus untuk pengunjung yang merokok. Asap rokok yang menghablur ke udara terbawa terbang oleh udara sekitar. Membuat dada sesak dan mengurangi kesejukan udara asri yang sudah diberikan oleh alam.

Menuju pulang saya agak kesulitan menemukan driver ojek online yang bisa terdeteksi oleh aplikasi. Saya memutuskan untuk turun jalan kaki sambil sedikit berolahraga menuju Kamakarsa Garden sekitar 32 menit dengan jarak 2.4 km.

Jika berangkat saya menemukan tanjakan tapi kali ini saya harus melalui turunan. Ancang-ancang kaki harus kuat agar tidak jatuh, beruntungnya saya mengenakan alas kaki yang nyaman dan sesuai. Sebelum kembali melewati Imago Hills ada jalanan yang tertutup pohon dengan vegetasi yang tinggi.

Membuat tempat ini terasa lebih dingin dan sepi. Rasanya seperti masuk ke dunia lain, tentram, menyejukkan sekaligus menakutkan. Tidak direkomendasikan dilewati pagi buta atau sore menjelang malam dengan berjalan kaki sendirian.

Menuju jalan turun saya bertemu dengan sepasang kekasih yang sedang melewati tanjakan sekitar Imago Hills. Sambil tertawa riang dan mengendarai motor secara zig zag tapi sempat terhenti di tengah jalan.

Saya jadi penasaran kenapa semua pengemudi melakukan hal yang sama yaitu mengendarai motor secara zig zag. Saya pikir driver yang membawa motor tadi melakukannya karena iseng. Ternyata setelah saya cari tau di internet ternyata metode ini ada manfaatnya.

Mengendarai secara zig-zag ditanjakan bermanfaat karena akan membuat jalur tanjakan terasa lebih landai. Membantu mempertahankan momentum kendaraan dan menjaga putaran mesin (RPM) tetap stabil. Sehingga memudahkan kendaraan untuk melaju tanpa kehabisan tenaga, terutama pada tanjakan yang curam

Sesederhana apapun perjalanan selalu membuat saya takjub karena begitu banyak ilmu dan pengalaman yang bisa saya pelajari, salah satunya metode kendaraan zig zag tadi.

Menurut saya kadang berjalan kaki membuat kita bisa melambat sebentar dan melihat apa yang terjadi pada sekitar. Kehangatan sebuah keluarga yang duduk di atas tikar sambil menikmati alam yang indah. Seorang anak kecil yang sedang bermain layangan dengan kakeknya.

Sekumpulan warga lokal yang berkumpul di warung sambil berbincang-bincang. Juga perjalanan saya yang terhenti di Kamakarsa Garden, 32 menit yang terasa ringan karena dihabiskan dengan melihat fenomena alam dari masyarakat sekitar. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 02 Nov 2025, 15:14 WIB

Peran Orang Tua di Tengah Tantangan Pendidikan Modern

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya belajar membuat pendidikan modern tidak lagi sama seperti dulu.
Orang tua dan anaknya. (Sumber: Pexels/Lgh_9)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 14:01 WIB

Ketika Kampus Tak Lagi Aman: Belajar dari Kasus Timothy Anugerah di Universitas Udayana

Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, membuka mata kita tentang bahaya perundungan di lingkungan kampus.
Korban perundungan, Timothy Anugerah. (Tiktok/apaajaboleh2012)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 12:29 WIB

Bermain dengan Sabar, Reza Gebuk 2 Ganda Malaysia, BL Negeri Jiran Marah!

Ini adalah kemenangan ketiga Sabar/Reza dari pasangan Malaysia itu dalam empat pertemuan.
Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Jelajah 02 Nov 2025, 11:00 WIB

Hikayat Kasus Penganiayaan Brutal IPDN Jatinangor, Tumbangnya Raga Praja di Tangan Senior Jahanam

Tradisi koreksi berubah jadi ritual kekerasan mematikan. Kasus Cliff Muntu membongkar budaya militeristik yang mengakar di IPDN.
Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, mengikuti Upacara Penutupan Praktik Lapangan I di Lapang Upakarti Soreang, Selasa (13/8/2019). (Sumber: Humas Pemkab Bandung)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 10:05 WIB

Tempat Nongkrong Favorit Mahasiswa Bandung dengan Konsep Otomotif Unik

Ice Cream Service Autoshop & Dine menghadirkan pengalaman kuliner unik di Bandung dengan konsep otomotif yang menarik perhatian.
Ice Cream Service Autoshop & Dine (Foto: Ramzy Ahmad)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 07:30 WIB

Tips Aman Berselancar Internet: Hindari Jebakan Phishing dan Penipuan Online

Waspadai jebakan di dunia maya! Temukan cara mengenali tautan palsu, pesan penipuan, dan trik phishing yang sering menjerat.
Waspada terhadap phishing dan penipuan online. (Sumber: Pexels/Markus Winkle)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 05:42 WIB

Menggenggam Asa Hafalan, Sang Penghidup Tradisi Tahfiz MTs Kifayatul Achyar

Kisah inspiratif Sholihin, pembina tahfiz yang berhasil menghidupkan kembali program hafalan para siswa di MTs Kifayatul Achyar.
Sosok Sholihin yang giat membina tahfiz siswa/i MTs Kifayatul Achyar (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 15:18 WIB

Transformasi Pusat Perbelanjaan Bandung, Menjawab Tantangan Ritel dengan Inovasi dan Koneksi Sosial

Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal.
Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 14:22 WIB

Membentuk Karakter Gen Z di Era Digital: Antara Teknologi, Kreativitas, dan Tantangan Edukasi

Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.
Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 12:51 WIB

Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur.
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 18:22 WIB

Gunung Puntang, Surga Sejuk di Bandung Selatan yang Sarat Cerita

Gunung Puntang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling populer di Bandung Selatan.
Suasana senja di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Naila Salsa Bila)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 17:00 WIB

Kehangatan dalam Secangkir Cerita di Kedai Kopi Athar

Kedai Yang suka dikunjungi mahasiswa UIN SGD 2, tempat refresing otak sehabis belajar.
Kedai Kopi Athar, tempat refresing otak Mahasiswa UIN SGD kampus 2. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fikri Syahrul Mubarok)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:17 WIB

Berhenti Jadi People Pleaser, Yuk Belajar Sayang sama Diri Sendiri!

Jika Anda hidup untuk menyenangkan orang lain, semua orang akan mencintai Anda, kecuali diri Anda sendiri. (Paulo Coelho)
Buku "Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang" (Foto: Penulis)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:01 WIB

Santri Jangan Cuma Dirayakan, tapi Dihidupkan

Hari Santri bukan sekadar seremoni. Ia seharusnya menjadi momentum bagi para santri untuk kembali menyalakan ruh perjuangan.
Santri di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Muhammad Azzam)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:50 WIB

Sarapan, 'Ritual' yang Sering Terlupakan oleh Mahasiswa Kos

Sarapan yang sering terlupakan bagi anak kos, padahal penting banget buat energi dan fokus kuliah.
Bubur ayam sering jadi menu sarapan umum di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Zaky Hadi)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:01 WIB

Balqis Rumaisha, Hafidzah Cilik yang Berprestasi

Sebuah feature yang menceritakan seorang siswi SMP QLP Rabbani yang berjuang untuk menghafal dan menjaga Al-Qur'an.
Balqis Rumaisha saat wawancara di SMP QLP Rabbani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis | Foto: Salsabiil Firdaus)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 13:01 WIB

Antara Kebebasan Berpendapat dan Pengawasan Digital: Refleksi atas Kasus TikTok di Indonesia

Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital.
Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)