Sejarah Konflik Indonesia Malaysia

Netizen
Ditulis oleh Netizen diterbitkan Selasa 05 Agu 2025, 08:55 WIB
Indonesia dan Malaysia kembali bersitegang mengenai batas negara, yaitu laut Ambalat. (Sumber: Pexels/Nothing Ahead)

Indonesia dan Malaysia kembali bersitegang mengenai batas negara, yaitu laut Ambalat. (Sumber: Pexels/Nothing Ahead)

Ditulis oleh Jatmika Aji Santika*

Beberapa hari belakangan Asia Tenggara ikut mewarnai kondisi global yang tengah memanas, eskalasi konflik terjadi antara Thailand dan Kamboja yang berselisih mengenai perbatasan negara.

Untungnya, konflik ini berhasil reda dan kedua negara bersedia mencapai kesepakatan untuk berdamai. Kendati demikian, konflik ini menyulut negara lainnya, Indonesia dan Malaysia kembali bersitegang mengenai batas negara, yaitu laut Ambalat. 

Bukan kali pertama ketegangan terjadi antara Indonesia dan Malaysia, hubungan kedua negara yang dijuluki serumpun ini memang sering mengalami pasang surut, yang jadi pertanyaan sejak kapan konflik kedua negeri ini terjadi?

Lalu mengapa konflik bisa terjadi padahal kedua negeri ini dijuluki “serumpun”? Artikel ini akan membahas secara singkat sejarah konflik antara Indonesia dan Malaysia. 

Jika kita melihat sejarah, ketegangan antara kedua negara bermula di masa Orde Lama. Soekarno menolak pembentukan federasi Malaysia yang menggabungkan Serawak, Sabah, Brunei dan Singapura.

Menurut Soekarno, federasi tersebut membahayakan kedaulatan Indonesia karena Inggris menjadi dalang dibalik pembentukannya, Soekarno menganggap pembentukan federasi tanah melayu hanya menjadi boneka “Nekolim”.

Ketakutan Soekarno berlanjut menjadi konfrontasi fisik antara Indonesia dan Malaysia, Soekarno menyuarakan slogan Ganyang Malaysia.

Upaya diplomasi antara Indonesia dan Malaysia sempat coba ditempuh, namun konflik dengan Malaysia akhirnya berujung pada keluarnya Indonesia dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Soekarno tidak terima negara Malaysia yang dianggap sebagai proyek Neokolonialisme Inggris di Asia Tenggara masuk sebagai anggota dewan keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Hubungan antara Malaysia-Indonesia mereda setelah Soekarno Lengser dan Soeharto berkuasa. 

Di masa Soeharto, hubungan Indonesia-Malaysia terbilang mesra bahkan negeri Jiran lebih menghargai kepemimpinan Soeharto, hingga saat ini terdapat tempat yang diberi nama Felda Soeharto atau Kampung Soeharto  dan rumah sakit yang diberi nama Soeharto. 

Namun, hubungan kedua negara  kembali bersitegang di era reformasi, pemicu konflik kali ini beragam, dari sengketa wilayah, penyelundupan kayu, penganiayaan TKI,  mundurnya Indonesia dari Kejuaraan Karate Asia, hingga klaim kebudayaan.

Wilayah Sipadan-Ligitan membuat Indonesia-Malaysia berkonflik, masing-masing negara mengklaim daerah tersebut. Berbagai upaya dilakukan untuk menuntaskan persengketaan tersebut, akhirnya Indonesia dan Malaysia memutuskan untuk menyerahkan persoalan ini ke Mahkamah Internasional.

Pada 17 Desember 2002 Mahkamah Internasional mengakhiri persengketaan yang berlangsung sejak tahun 1967, dengan menyatakan Pulau Sipadan-Ligitan sebagai milik Malaysia. Selain itu pada tahun 2005, daerah  Ambalat yang berada di Sulawesi turut menjadi wilayah yang disengketakan kedua negara.  

Terdapat minyak mentah yang berlimpah di kawasan ini. Malaysia memberikan izin kepada perusahaan minyak Shell untuk mengeksploitasi sumber daya minyak yang terdapat di daerah tersebut.

Hal ini membuat geram Indonesia dikarenakan klaim kepemilikan kekayaan bahan mentah dilakukan di wilayah milik Indonesia. Tidak hanya minyak, sumber daya alam negeri ini seperti kayu mengalir menuju Malaysia dengan cara illegal.

Pada tahun 2001, terjadi pencurian dan penyelundupan kayu dari Indonesia oleh sejumlah pengusaha  dan penduduk Malaysia. Polda Kalimantan Tengah menahan Edy Lau, cukong kayu asal Malaysia beserta 4.800 potong kayu hasil curian.

Pada 10 Desember 2004, Polda Kalimantan Timur menangkap lagi dua cukong kayu asal Malaysia. Karena aktivitas illegal ini, Indonesia mengalami kerugian yang ditaksir 3,2 milliar USD pertahun dan kehilangan 72 persen area hutan.

Sebetulnya, tidak hanya sumber daya alam saja yang mengalir ke negeri Malaysia, tetapi juga sumber daya manusia. Sumber daya manusia berupa TKI tersebut tidak hanya dirugikan secara secara materil tetapi juga fisik.

Di tahun 2004, seorang tenaga kerja asal Nusa Tenggara Barat bernama Nirmala Barat dianiaya oleh majikan perempuannya sejak bekerja pada bulan September 2003. Penyiksaan tersebut meninggalkan bekas luka fisik di hampir seluruh tubuh korban.

Seorang pembantu rumah tangga lain yang berasal dari Brebes bernama Ceriyati mengalami hal yang serupa, dia nekat terjun dari lantai 15 Apartemen Tamarind Sentul Kuala Lumpur karena tidak tahan dengan penderitaan yang dialaminya.  

Terkait dengan upah, mereka hanya mendapat kisaran 1,2 juta rupiah setelah di kurs dari mata uang ringgit. Melihat dua kasus ini, saya merasa kita seperti bangsa yang mudah diremehkan.

Seolah kita hanya mampu mengirim Sumber Daya Manusia setingkat asisten rumah tangga yang karenanya mereka mengejek kita dengan sebutan “Indon”.

Bendera Malaysia. (Sumber: Pixabay/terimakasih0)
Bendera Malaysia. (Sumber: Pixabay/terimakasih0)

Kenyataannya, di masa lalu Indonesia mengirim tenaga guru dan dosen untuk meningkatkan mutu Pendidikan Malaysia, “Titian Muhibah” dan buku-buku Indonesia membanjiri Malaysia. Namun itu terjadi di masa lalu, sekarang mereka lebih mengenal kita sebagai penyuplai asisten rumah tangga atau pekerja  tidak berpendidikan yang mudah dianiaya.

Tidak cukup sampai disitu, kasus penganiayaan juga terjadi di bidang olahraga, wasit karate asal Indonesia bernama Donald Luther Calapita dikeroyok oleh kepolisian Malaysia.

Pengeroyokan dilakukan saat dia sedang berjalan menuju hotel setelah melaksanakan tehnical meeting pada 23 Agustus 2007. Setelah insiden ini, Indonesia memilih berhenti dan memutuskan keluar dari Kejuaraan Karate Asia sebagai bentuk protes atas perlakuan kepolisian Malaysia tersebut.

Hal terakhir yang sering menjadi pemicu konflik adalah klaim kebudayaan. Reog Ponorogo dan Lagu Rasa Sayange ditampilkan dalam situs resmi Kementerian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia.

Hal ini dilakukan untuk mempromosikan destinasi wisata Malaysia yang ditayangkan  pada Oktober 2007. Klaim tersebut menimbulkan reaksi dari Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu yang bersikukuh bahwa lagu tersebut milik Indonesia yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak lama, sedangkan hak cipta Reog Ponorogo dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004.

Perilaku Malaysia yang seperti ini menurut Edy Prasetyono bukan hanya bertujuan ekonomi, tetapi memiliki motif budaya. Dia berpendapat di tengah kesuksesan ekonomi yang dicapai Malaysia, mereka tidak memiliki kebudayaan yang bisa dibanggakan yang mampu menjadi identitas bangsa mereka.

Krisis identitas yang terjadi dikarenakan negara tersebut hanya memiliki kekayaan fisik , mereka miskin secara non-fisik -nilai, kebudayaan, norma-norma-.

Meskipun konflik-konflik tersebut telah menimbulkan dampak politik, sosial dan emosional yang mendalam, untuk menuju stabilitas hubungan kedua negara perlu menuju stabilitas hubungan, kemampuan diplomasi modern diperlukan untuk bisa mengelola sengketa tanpa bentrokan fisik langsung dalam mengelola sengketa.

Hubungan Indonesia–Malaysia sebetulnya lebih dari sekadar “serumpun”, hubungan kedua negara membutuhkan kompetensi diplomatik, edukasi publik, dan penegakan keadilan sosial untuk menghindari memori buruk masa lalu dan menjaga keharmonisan hubungan kedua negeri serumpun ini. (*)

*Jatmika Aji Santika adalah seorang lulusan sejarah dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Referensi:                                                                             

  • Koran Minggu 6 September 2009, MALAYSIA KRISIS IDENTITAS oleh Alfitra Salamm Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

  • Koran 17 April 2009, Hubungan Indonesia-Malaysia Tarik Ulur Negera Serumpun

  • Koran Seputar Indonesia Minggu 20 April 2008 Pasang Surut Hubungan Negeri Serumpun

  • Koran Kompas Jumat 4 April 2008 Kompetisi Global dan Peradaban Serumpun

  • Koran Minggu 20 April 2008 Apa yang Encik Mau

  • Koran Kompas Jumat 17 April 2009 Hangat Suam-suam Kuku

  • Koran Mengapa Malaysia 26 Agustus 2009 oleh Edy Prasetyo

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 06 Agu 2025, 11:06 WIB

Mandiri di Balik Usaha Sendiri, Buktikan Wanita Bisa Berdikari

Siapa bilang perempuan tak bisa mandiri secara finansial? Ida Zuhida, atau yang akrab disapa Uci, justru membuktikan sebaliknya.
Pemilik Ucika Fashion (Foto: Ist)
Ayo Biz 06 Agu 2025, 09:31 WIB

Sentra Rengginang Cikancung, Butuh Dukungan Agar Bisa Melesat Lebih Baik

Kabupaten Bandung memiliki beragam kuliner, salah satunya rengginang, cemilan berbahan dasar beras ketan yang telah lama menjadi favorit masyarakat. Di Kecamatan Cikancung, produksi rengginang telah b
Ilustrasi Rengginang (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 06 Agu 2025, 08:28 WIB

Diskominfo Jabar Diam, DPRD Minta Maaf: Aktifkan Pemulihan Bukan Penghapusan

Anehnya, Diskominfo Jabar enggan meminta maaf walau sudah hapus unggahan pemicu doxing tersebut. Ada apa?
Rahmat Hidayat Djati (Sumber: Humas DPRD Jabar)
Ayo Netizen 05 Agu 2025, 20:21 WIB

Kuatkan Sistem Penilaian dengan Tes Kemampuan Akademik

Tes Kemampuan Akademik atau yang biasa disingkat menjadi TKA merupakan tes yang mengukur kemampuan berpikir.
Tes Kemampuan Akademik atau yang biasa disingkat menjadi TKA merupakan tes yang mengukur kemampuan berpikir. (Sumber: Unsplash/Ed Us)
Ayo Netizen 05 Agu 2025, 18:02 WIB

10 Karya Pilihan AYO NETIZEN Juli 2025 dengan Total Hadiah Rp1,5 Juta

Saatnya Ayobandung.id mengumumkan 10 tulisan terbaik yang tayang di kanal AYO NETIZEN selama bulan Juli 2025.
Saatnya Ayobandung.id mengumumkan 10 tulisan terbaik yang tayang di kanal AYO NETIZEN selama bulan Juli 2025. (Sumber: Pexels/Anna Tarazevich)
Ayo Biz 05 Agu 2025, 17:13 WIB

Di Balik Memori Usang: Jojo dan Napas Panjang Bisnis Barang Antik Cikapundung

Pasar Barang Antik Cikapundung menjadi museum terbuka yang hidup, menjaga agar lembar demi lembar masa lampau tetap bisa diakses generasi mendatang.
Pasar Barang Antik Cikapundung menjadi museum terbuka yang hidup, menjaga agar lembar demi lembar masa lampau tetap bisa diakses generasi mendatang.
Ayo Jelajah 05 Agu 2025, 16:46 WIB

Pemberontakan APRA Westerling di Bandung, Kudeta yang Percepat Keruntuhan RIS

Serangan APRA menewaskan Letkol Lembong di Bandung. Kudeta yang gagal ini justru membuka jalan bagi pembubaran RIS dan kembalinya NKRI.
Kapten Westerling pemimpin pemberontakan APRA 1950 yang tewaskan puluhan TNI di Bandung. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 05 Agu 2025, 15:27 WIB

Jejak Kelapa Bakar dari Arcamanik, Hangat dalam Setiap Tegukan

Kedai Kelapa Bakar Kunigor berdiri tanpa hiasan megah, namun membawa kisah cinta dan ketekunan dalam mengangkat kuliner tradisional yang nyaris terlupakan.
Kedai Kelapa Bakar Kunigor berdiri tanpa hiasan megah, namun membawa kisah cinta dan ketekunan dalam mengangkat kuliner tradisional yang nyaris terlupakan.
Ayo Netizen 05 Agu 2025, 15:04 WIB

Bendera Perlawanan 

Sekitar awal Agustus 2025 ramai beredar bendera Jolly Roger di Indonesia.
Bendera Jolly Roger membawa pesan tentang kekuatan kekuasaan, kebebasan, tekad, dan solidaritas dalam komunitas. (Sumber: Wikimedia Commons/Ferfive)
Ayo Biz 05 Agu 2025, 14:09 WIB

Jejak Cahaya dari Batu Borneo: Zetria dan Keindahan yang Diperjuangkan

Warisan alam ini tak hanya memikat mata, tetapi juga menghidupkan warisan budaya yang diwariskan lintas generasi.
Ilustrasi. Warisan alam ini tak hanya memikat mata, tetapi juga menghidupkan warisan budaya yang diwariskan lintas generasi. (Sumber: Pexels)
Ayo Jelajah 05 Agu 2025, 12:57 WIB

Jejak Sejarah Sisingaan, Tarian Singa Kayu dari Tanah Subang

Kisah Sisingaan Subang konon bermula dari satire atas penjajahan. Kini, singa kayu itu jadi ikon budaya yang dibanggakan hingga mancanegara.
Seni Sisingaan dari Subang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 05 Agu 2025, 12:03 WIB

Makin Percaya Diri dengan Makeup Lokal

Makeup menjadi item penting dalam kehidupan para wanita. Bukan hanya untuk mempercantik wajah, makeup juga berfungsi untuk meningkatkan rasa percaya diri bagi kaum hawa.
Ilustrasi Makeup Lokal. (Pixabay)
Ayo Biz 05 Agu 2025, 11:08 WIB

Tampil Energik dengan Warna Warni NIION

NIION menjadi salah satu brand lokal yang konsisten menawarkan pendekatan berbeda. Berbasis di Bandung, NIION dikenal lewat koleksi tas dan aksesori penuh warna yang mengedepankan desain praktis, ring
Tas dengan warna warni khas anak muda dari NIION (Foto: Ist)
Ayo Biz 05 Agu 2025, 10:07 WIB

M Otto Sajikan Soto Bandung yang Berbeda

Bandung dikenal sebagai kota kreatif dan surganya pencinta kuliner. Dari makanan kaki lima hingga restoran berkonsep modern, kota ini seolah tak pernah kehabisan ide untuk memanjakan lidah.
Warung Soto Bandung M Otto (Foto: Ist)
Ayo Netizen 05 Agu 2025, 08:55 WIB

Sejarah Konflik Indonesia Malaysia

Indonesia dan Malaysia kembali bersitegang mengenai batas negara, yaitu laut Ambalat. 
Indonesia dan Malaysia kembali bersitegang mengenai batas negara, yaitu laut Ambalat. (Sumber: Pexels/Nothing Ahead)
Ayo Netizen 04 Agu 2025, 20:06 WIB

Hak Cipta di Tengah Ledakan Akal Buatan

Apa itu hak cipta? Tanpa ada era AI (Akal Imitasi), ini isu sangat sensitif, apalagi di era AI.
Buku Hak Cipta dan AI (Sumber: Refika Aditama | Foto: Refika Aditama)
Ayo Biz 04 Agu 2025, 17:47 WIB

Di Balik Secangkir Kopi, Langkah Awal The Kamasan Menjadi Rumah bagi Semua

The Kamasan menawarkan ruang untuk berkarya dan berkoneksi, sebuah tempat ngopi yang juga bisa menjadi tempat bekerja, healing, dan bertemu gagasan baru.
The Kamasan menawarkan ruang untuk berkarya dan berkoneksi, sebuah tempat ngopi yang juga bisa menjadi tempat bekerja, healing, dan bertemu gagasan baru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 04 Agu 2025, 17:12 WIB

Wiranatakusumah V, Bangsawan Sunda Penentu Bubarnya Parlemen Pasundan Boneka Belanda

Wiranatakusumah V, bangsawan Sunda dan Presiden Negara Pasundan, memilih membela Republik dan menggagalkan skema federal Belanda.
Raden Aria Adipati Wiranatakusumah V saat berpidato di Cianjur. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 04 Agu 2025, 17:02 WIB

‘Membaca’ Masa Depan Tunggal Putra Indonesia

SEKTOR bulu tangkis Tunggal Putra Indonesia–perlahan tapi pasti–sedang mengalami transisi dari era seniornya.
Pebulutu tangkis Indonesia, Alwi Farhan. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 04 Agu 2025, 16:00 WIB

Membaca Bendera One Piece 'Jolly Roger' sebagai Simbol Komunikasi Publik

Mengapa kita takuti bendera One Piece jelang Agustus-an ini?
Bendera One Piece yang belakangan jadi kontroversi di Indonesia. (Sumber: Deviantart/Vlarg)