Gen Z Mengubah Musik Menjadi Gerakan Digital yang Tak Terbendung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Jumat 17 Okt 2025, 18:10 WIB
Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)

Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)

AYOBANDUNG.ID -- Setelah era musik fisik dinyatakan meredup, harapan industri musik Indonesia beralih pada penjualan digital. Baik melalui unduhan berbayar maupun layanan streaming, geliat konsumsi musik tetap bergemuruh, terutama di kalangan generasi Z yang kini menjadi poros utama pasar musik global.

Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam lanskap digital yang sepenuhnya terhubung. Mereka tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati.

Menurut laporan Indonesia Gen Z Report 2024 yang dirilis oleh IDN Research Institute, sebanyak 59% Gen Z Indonesia memilih genre pop sebagai favorit mereka, diikuti oleh K-Pop sebesar 14%. Platform utama mereka adalah Spotify dan YouTube, dengan preferensi terhadap versi gratis yang mudah diakses.

“Kalau yang saya lihat saat ini, sebenarnya karena kondisi industri musiknya juga berbeda tiap generasi maka akan memberikan pengaruh juga terhadap bagaimana media yang digunakan,” ujar pengamat musik Idhar Resmadi kepada Ayobandung.

Jika generasi Baby Boomers dan X membentuk identitas musik mereka melalui gejolak politik dan sosial, dari punk era Perang Vietnam hingga grunge di masa Ronald Reagan, maka Gen Z membentuk selera melalui algoritma, viralitas, dan konektivitas.

Idhar menjelaskan bahwa Gen Z sebagai "digital native" memiliki akses teknologi dan media informasi yang jauh lebih luas dibandingkan generasi sebelumnya. Internet menjadi medium utama mereka dalam menemukan dan membentuk selera musik.

“Kalau sekarang itu band kalau udah rilis single satu saja sudah cukup kayaknya. Tinggal rilis satu karya lempar di platform musik streaming udah cukup karena media mendengarkan musik berfokus di media streaming. Tapi dulu harus perjuangan harus merilis album penuh,” tambah Idhar.

Fenomena ini menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya mengonsumsi musik, tetapi juga mengubah struktur industri. Mereka menuntut kecepatan, aksesibilitas, dan relevansi. Musisi pun menyesuaikan diri dengan merilis single secara berkala, memanfaatkan TikTok, Instagram Reels, dan Spotify untuk menjangkau audiens.

“Sekarang bikin karya lebih mudah untuk didistribusikan dan informasi diterimanya juga menjadi lebih mudah,” lanjut Idhar.

Namun, apakah ini berarti Gen Z kehilangan kedalaman dalam selera musiknya? Tidak sepenuhnya. Justru, mereka menunjukkan fleksibilitas dan keterbukaan terhadap genre hibrid. Rock, misalnya, tidak lagi hadir dalam bentuk murni, tetapi melebur dalam estetika pop, elektronik, dan bahkan hip-hop.

“Memang karena di tingkat global musik rock sedang mengalami penurunan. Jadi sekarang tidak aneh jika melihat faktor industrinya juga masih terpengaruh. Cuman kalau mati, mungkin enggak. Tapi kodrat band rock sekarang sudah bukan rock seperti dulu,” kata Idhar.

Data dari GoodStats menunjukkan bahwa meski pop dan K-Pop mendominasi, genre seperti indie, rock, dan jazz tetap memiliki tempat di hati Gen Z. Ini menandakan bahwa diversifikasi genre masih berlangsung, dan Gen Z tidak terjebak dalam satu arus dominan.

Pertanyaannya, apakah anak muda seusia Gen Z masih mendengarkan rock? “Ya pasti ada,” tegas Idhar. Ia mencontohkan gigs musik yang masih ramai dihadiri Gen Z, terutama yang menyajikan penampilan musisi rock.

“Mungkin seleranya kalau berbicara musik dulu tahun 1970-an medianya piringan hitam atau radio. Era 1980-1990 MTV, nah Gen Z sekarang internet, media musik streaming,” ujar Idhar.

Dari sisi industri, Gen Z membuka peluang baru bagi musisi dan label. Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga memproduksi musik sendiri. Aplikasi seperti BandLab, Soundtrap, dan GarageBand memungkinkan siapa pun menciptakan musik dari kamar tidur mereka.

Fenomena bedroom pop, lo-fi, dan hyperpop adalah bukti bahwa Gen Z tidak hanya pasif, tetapi aktif dalam membentuk lanskap musik. Mereka mengaburkan batas antara musisi profesional dan amatir, antara panggung dan layar.

Bagi pelaku industri, memahami Gen Z berarti memahami algoritma, tren sosial, dan dinamika komunitas digital. Strategi pemasaran musik kini tidak lagi bertumpu pada radio atau televisi, tetapi pada viralitas di TikTok, playlist kurasi di Spotify, dan interaksi langsung di media sosial.

Selain itu, Gen Z juga menunjukkan kepedulian terhadap isu sosial dan keberlanjutan. Mereka mendukung musisi yang menyuarakan nilai-nilai inklusivitas, keadilan, dan kesehatan mental. Musik bukan hanya hiburan, tetapi juga medium ekspresi dan advokasi.

Dalam konteks lokal, Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia menunjukkan geliat komunitas musik Gen Z yang aktif. Dari gigs independen hingga festival digital, mereka membentuk ekosistem musik yang inklusif dan dinamis.

Pasar musik pun harus menyesuaikan diri. Label besar perlu membuka ruang bagi musisi independen, platform streaming harus memperkuat algoritma yang adil, dan media harus mengangkat narasi yang relevan dengan nilai-nilai Gen Z.

Dengan karakter yang adaptif, kreatif, dan kritis, Gen Z bukan ancaman bagi industri musik, melainkan peluang. Mereka adalah generasi yang tidak hanya mendengarkan, tetapi juga membentuk masa depan musik.

“Jadi saya yakin sebetulnya, media-media itu punya peranan membentuk frame selera bermusik tergantung pada setiap penerimaan generasinya,” pungkas Idhar.

Alternatif produk fashion gen Z atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/AKRytYWv1f
  2. https://s.shopee.co.id/40XvLvu90T
  3. https://s.shopee.co.id/50QSXRXsdk
  4. https://s.shopee.co.id/4fnc8v6G5k
  5. https://s.shopee.co.id/60IzjXS0g9
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)