Teh Naik Kelas, Mixtealogi dan Semangat Baru Budaya Ngeteh

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Sabtu 26 Jul 2025, 13:34 WIB
Di tengah arus budaya urban yang dipenuhi aroma kopi dan gelombang tren minuman kekinian, teh perlahan tapi pasti mulai merebut kembali ruangnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Di tengah arus budaya urban yang dipenuhi aroma kopi dan gelombang tren minuman kekinian, teh perlahan tapi pasti mulai merebut kembali ruangnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Di tengah arus budaya urban yang dipenuhi aroma kopi dan gelombang tren minuman kekinian, teh perlahan tapi pasti mulai merebut kembali ruangnya.

Namun kali ini, teh tampil dengan wajah yang segar dan penuh gaya. Melalui teknik mixtealogi, minuman warisan nenek moyang ini diangkat menjadi kreasi kontemporer yang mengajak masyarakat modern untuk kembali mengenal, mencicipi, dan mencintai budaya ngeteh.

“Bahwa kita bisa membuat dan menyajikan teh menjadi minuman yang lebih kreatif dan ekspresif, seperti anak muda saat ini,” ujar Fajar Ichsanny, RnD Specialist Roemah Kentang 1908 kepada Ayobandung.

Mixtealogi, yang terinspirasi dari mixology -teknik meracik minuman ala bartender- merupakan upaya menyulap teh menjadi minuman inovatif tanpa alkohol, dengan memadukan berbagai bahan lokal seperti buah, bunga, dan rempah yang cocok di lidah masyarakat Indonesia.

Melalui teknik mixtealogi, teh diangkat menjadi kreasi kontemporer yang mengajak masyarakat modern untuk kembali mengenal, mencicipi, dan mencintai budaya ngeteh. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Melalui teknik mixtealogi, teh diangkat menjadi kreasi kontemporer yang mengajak masyarakat modern untuk kembali mengenal, mencicipi, dan mencintai budaya ngeteh. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

“Pertama kali kenapa disebut mixtealogi karena diambil dari mixology, di mana minuman bercampur dengan alkohol. Kalau mixtealogi ini non alcohol karena bahan dasarnya teh yang kita campurkan dengan bahan-bahan baku tertentu yang bisa masuk di lidah dari masyarakat Indonesia,” jelas Fajar.

Meski Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia, konsumsi teh lokal masih tergolong rendah. Mayoritas teh hijau, misalnya, belum begitu populer di kalangan masyarakat urban.

Mixtealogi hadir sebagai jembatan yang mencoba mendekatkan teh dengan gaya hidup masa kini, bukan dengan merombak warisan, melainkan dengan merayakannya secara kreatif.

“Karena untuk dunia hospitality ini terutama minuman, aku gimana caranya untuk naikin nama teh bisa lebih vibe lagi di Indonesia,” tegas Fajar.

Melalui teknik mixtealogi, teh diangkat menjadi kreasi kontemporer yang mengajak masyarakat modern untuk kembali mengenal, mencicipi, dan mencintai budaya ngeteh. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Melalui teknik mixtealogi, teh diangkat menjadi kreasi kontemporer yang mengajak masyarakat modern untuk kembali mengenal, mencicipi, dan mencintai budaya ngeteh. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Di balik eksplorasi rasa dan estetika penyajian, terdapat misi yang lebih besar. Mixtealogi bukan sekadar teknik meracik, melainkan kampanye budaya yang bertujuan mengangkat derajat teh di panggung nasional, memperluas apresiasi terhadap petani teh, dan mempertahankan keberlanjutan industri lokal.

Dengan berbagai varian teh yang dimiliki Indonesia, mulai dari green tea, black tea, white tea, hingga herbal, potensi eksplorasi sangat besar. Mixtealogi membuka ruang untuk menggali karakteristik tiap jenis teh, memadukannya dengan bahan alami, dan menyajikannya dengan metode kekinian yang atraktif.

Meski lulus dari bangku kuliah ilmu penerbangan, Fajar sendiri belajar mixtealogi secara autodidak, tanpa latar belakang formal meracik minuman. “Sebetulnya memang udah ada sekolahnya untuk zaman sekarang, cuma kalau untuk saya pribadi lebih ke otodiak untuk belajar cara nge-mixing atau cara meracik minuman," ungkapnya.

Proses peracikan teh pun tidak instan. Ada tahapan infusi, suhu yang perlu diturunkan secara presisi, dan waktu ekstraksi yang harus diperhatikan agar rasa keluar optimal. “Kita baru bisa memproses tehnya pas si teh itu udah mengekstrak,” tutur Fajar.

Melalui teknik mixtealogi, teh diangkat menjadi kreasi kontemporer yang mengajak masyarakat modern untuk kembali mengenal, mencicipi, dan mencintai budaya ngeteh. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Melalui teknik mixtealogi, teh diangkat menjadi kreasi kontemporer yang mengajak masyarakat modern untuk kembali mengenal, mencicipi, dan mencintai budaya ngeteh. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Kehadiran mixtealogi di berbagai kafe di Bandung telah memperlihatkan geliat baru dalam industri minuman. Meski gaungnya belum sebesar kopi, potensi teh untuk meraih hati generasi muda sangat terbuka lebar.

“Sekarang kan banyak naiknya kopi, nah aku mau naikin teh nih. Teh juga bukan sekedar teh, karena teh pun masih bisa bikin variasi yang lain,” kata Fajar sambil menegaskan bahwa budaya ngeteh Indonesia layak diperjuangkan agar tak hilang dalam hiruk-pikuk tren global.

Melalui upaya seperti ini, teh kembali bersuara. Bukan sebagai nostalgia semata, tapi sebagai pilihan gaya hidup yang menyatu dengan kreativitas, keberlanjutan, dan kebanggaan akan warisan lokal.

Alternatif produk teh dan UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/7ASrnTh31X
  2. https://s.shopee.co.id/4ApGDzSDzv
  3. https://s.shopee.co.id/LcXf2rndp
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:23 WIB

Siklus Tahunan yang Tak Kunjung Diakhiri di Kota Bandung

Kerusakan infrastruktur dan salah kelola lingkungan picu banjir tahunan di Bandung.
Banjir yang terjadi akibat tersumbatnya saluran air di Gang Nangkasuni, (07/03/2025). (Sumber: Irene Sinta)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:55 WIB

Mencicipi Cita Rasa Bakmi Ayam Madu di Sudut Kota Bandung

Bakmi OBC toping ayam madu dan panggang, Jln. Rancabentang I No. 12 Ciumbuleuit, Bandung, Jumat (28/11/2025).
Bakmi OBC toping ayam madu dan panggang, Jl. Rancabentang I No. 12 Ciumbuleuit, Bandung, Jumat (28/11/2025). (Sumber: Dok. pribadi | Foto: Arini Nabila)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:30 WIB

Jejak Rempah di Sepiring Ayam Geprek Favorit Anak Kos

Ayam geprek rempah dengan bumbu yang meresap hingga ke dalam daging, disajikan dengan kailan krispi dan sambal pedas yang nagih.
Ayam Geprek Rempah dilengkapi dengan kailan crispy dan sambal pedas yang nagih. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Firqotu Naajiyah)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:07 WIB

Wali Kota Farhan, Mengapa Respons Call Center Aduan Warga Bandung Lambat Sekali?

Warga Bandung mengeluh, Call Center Pemkot lambat merespons.
Gambaran warga yang menunjukkan rasa frustasi mereka saat menunggu jawaban dari Call Center Pemkot Bandung yang tak kunjung direspons. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:46 WIB

Nasib Naas Warga Sekitar Podomoro Park, Banjir Kiriman Jadi Rutinitas Musim Hujan

Pembangunan Podomoro Park yang selalu memberikan dampak negatif dan tidak memprihatinkan kenyamanan lingkungan penduduk sekitar.
Genangan air, imbas dari tidak adanya irigasi yang lancar (14/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Shafwan Harits A.)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:30 WIB

Seharusnya Ada Peran Wali Kota Bandung: Warga Harus Nyaman, Konvoi Bobotoh Tetap Berjalan

Kemenangan persib bandung selalu memicu euforia besar di kalamgan masyarakat Jawa Barat terjadi setiap persib meraih juara.
Ribuan bobotoh memenuhi ruas jalan Bandung saat merayakan kemenangan Persib Bandung pada Minggu sore, 25 Mei 2025. (foto: Della Titya)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 16:32 WIB

Pungutan Liar Menjadi Cerminan Buruknya Tata Kelola Ruang Publik Bandung

Pungutan liar yang masih terjadi di berbagai ruang publik Bandung tidak hanya menimbulkan keresahan.
Parkir liar yang tidak dibatasi menimbulkan kemacetan di Jln. Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Minggu (5/12/2025) (Foto: Zivaluna Wicaksono)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 16:12 WIB

Nasi Kulit di Cibiru, Harga dan Rasa yang bikin Semringah

Kuliner baru di daerah Cipadung yang cocok untuk mahasiswa, menyajikan makan berat yang enak namun dengan harga yang murah dan ramah di dompet
foto nasi kulit Jatinangor (Sumber: Camera HP | Foto: Alfi Syah)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 15:44 WIB

Sensasi Makan Lesehan di Al Jazeerah Signature Bandung

Al Jazeerah Signature Bandung menawarkan sensasi makan lesehan dengan sajian Kabsah Lamb khas Timur Tengah.
Dua porsi Kabsah Lamb di Al Jazeerah Signature Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Beranda 16 Des 2025, 15:18 WIB

Antara Urusan Rumah dan Lapak, Beban Ganda Perempuan di Pasar Kosambi

Beban ganda justru menuntut perempuan untuk terus bekerja di luar rumah, sekaligus memikul hampir seluruh pekerjaan domestik.
Punya beban ganda, perempuan pekerja menjadi pahlawan ekonomi sekaligus pengelola rumah tangga. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 15:11 WIB

Sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Riwayat Panjang di Balik Ramainya Cibiru

UIN Sunan Gunung Djati Bandung lahir dari keterbatasan lalu berkembang menjadi kampus Islam negeri terbesar di Jawa Barat.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (Sumber: uinsgd.ac.id)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 15:05 WIB

Wayang Windu Panenjoan, Tamasya Panas Bumi Zaman Hindia Belanda

Jauh sebelum viral Wayang Windu Panenjoan dikenal sebagai destinasi kolonial yang memadukan bahaya keindahan dan rasa penasaran.
Wayang Windu Panenjoan. (Sumber: Tiktok @wayangwindupanenjoan)
Beranda 16 Des 2025, 14:57 WIB

Seni Lukis Jalanan di Braga Hidupkan Sejarah dan Ruang Publik Kota Bandung

Beragam tema dihadirkan, mulai dari potret tokoh terkenal hingga karya abstraksi penuh warna, yang terpampang di dinding-dinding bangunan sepanjang jalan
Ian seorang pelukis lokal dan karya lukisannya yang dipajang di trotoar Jalan Braga. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:57 WIB

Kang Ripaldi, Sosok di Balik Gratisnya Komunitas 'Teman Bicara'

Ripaldi, founder teman bicara yang didirikannya secara gratis untuk mewadahi anak muda yang ingin berlatih public speaking, mc wedding, mc event, mc birthday, hingga voice over secara gratis.
Ripaldi Endikat founder Teman Bicara (Sumber: Instagram Ripaldi Endikat | Foto: Tim Endikat Teman Bicara)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:04 WIB

Dari Hobi Menggambar Jadi Brand Fasion Lokal di Bandung

Bringace adalah merek fesyen lokal yang didirikan di Bandung pada tahun 2023.
 T-Shirt "The Unforgotten" dari Bringace. (Istimewa)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)