Ruang Sosial dan Secangkir Kopi di Bandung

Femi  Fauziah Alamsyah, M.Hum
Ditulis oleh Femi Fauziah Alamsyah, M.Hum diterbitkan Minggu 09 Nov 2025, 12:11 WIB
Kopi Cantel tak sekadar menyajikan minuman berkafein, tapi meracik pengalaman rasa yang bisa dinikmati siapa saja terutama mereka yang baru mulai mengenal dunia kopi. (Sumber: dok. Kopi Cantel)

Kopi Cantel tak sekadar menyajikan minuman berkafein, tapi meracik pengalaman rasa yang bisa dinikmati siapa saja terutama mereka yang baru mulai mengenal dunia kopi. (Sumber: dok. Kopi Cantel)

Budaya minum kopi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak lama. Dulu, kopi identik dengan warung kecil atau angkringan tempat para bapak mengobrol santai tentang politik, ekonomi atau kehidupan sehari-hari.

Warung kopi sederhana itu berfungsi sebagai ruang sosial rakyat, tempat bercengkerama, bertukar kabar, dan melepas lelah setelah bekerja. Kopi bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari ritme sosial yang membumi.

Namun dalam dua dekade terakhir, makna dan cara menikmati kopi mengalami transformasi besar. Salah satunya di Kota Bandung, kota yang dikenal kreatif dengan populasi anak muda yang dinamis, budaya ngopi berubah menjadi gaya hidup modern.

Kafe-kafe bermunculan di berbagai sudut kota dengan konsep estetik dan suasana nyaman. Kopi tidak lagi sekadar diseduh di warung pinggir jalan, tapi diracik dengan teknik modern oleh barista profesional, disajikan dengan latte art yang menarik, dan dinikmati sambil bekerja atau bersantai.

Perubahan ini mencerminkan pergeseran nilai sosial, dari kebiasaan sederhana menjadi simbol gaya hidup baru. Awalnya, budaya Coffee Shop lebih banyak digemari oleh kalangan menengah urban, seperti mahasiswa, pekerja kreatif, dan profesional muda yang terbiasa dengan gaya hidup global.

Namun kini, fenomena ngopi di kafe telah melampaui batas-batas kelas sosial. Bukan hanya di pusat kota, tetapi juga di pinggiran dan pedesaan, budaya ngopi terus berkembang. Setiap sudutnya terdapat kafe dengan konsep unik, ada yang industrial, rustic, sampai yang hidden gem di gang sempit. Kini banyak juga Coffee Shop yang tumbuh dengan pesona tersendiri, memadukan keindahan alam dan nuansa tradisional. Semuanya menjadi ruang sosial baru tempat orang berkumpul dan berinteraksi.

Dari kacamata kajian budaya populer, fenomena “ngopi” bisa dibaca sebagai bentuk konsumsi simbolik. Artinya, aktivitas minum kopi tidak lagi hanya soal rasa atau kebutuhan kafein, tetapi tentang citra diri, gaya hidup, dan selera budaya yang ingin ditampilkan. Dalam pandangan John Storey, budaya populer sering lahir dari praktik sehari-hari yang kemudian dimaknai ulang oleh masyarakat.

Budaya ngopi di Bandung adalah contoh konkret bagaimana pengaruh global, seperti tren coffee shop ala Barat, diadaptasi dan diberi makna lokal oleh masyarakat. Suasana santai, keramahan, dan kebersamaan khas budaya lokal melebur dengan gaya modern yang estetik dan produktif. Akibatnya, ngopi bukan sekadar konsumsi, tapi juga bentuk ekspresi identitas sosial.

Kopi, Media Sosial, dan Identitas Anak Muda

Suasana Kopi Purnama yang jadi tempat ngopi legendaris di Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Bob Yanuar)
Suasana Kopi Purnama yang jadi tempat ngopi legendaris di Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Bob Yanuar)

Perkembangan budaya ngopi juga sangat dipengaruhi oleh media sosial. Foto secangkir kopi di meja kayu, caption “me time dulu,” atau tag lokasi kafe hits menjadi bagian dari budaya digital masyarakat urban. Ngopi bukan lagi aktivitas pribadi, tetapi pengalaman yang dibagikan secara publik sebagai bentuk ekspresi diri.

Dalam konteks teori Pierre Bourdieu tentang “distinction,” selera seseorang mencerminkan posisi sosialnya. Pilihan kafe, jenis kopi, dan cara seseorang menikmati kopi bisa menjadi simbol identitas sosial. Namun menariknya, di kota Bandung fenomena ini tidak sepenunya elitis, justru makin inklusif, banyak kafe di daerah pedesaan menawarkan harga terjangkau, membuka ruang bagi semua kalangan untuk ikut menikmati budaya ngopi tanpa sekat.

Bagi anak muda Bandung, kafe bukan hanya tempat nongkrong, tetapi juga ruang produktif. Banyak yang bekerja secara daring, membuat konten, atau sekadar mencari inspirasi. Dengan begitu, ngopi menjadi bagian dari gaya hidup kreatif khas Bandung, santai, terbuka, dan penuh ide.

Baca Juga: Budaya Scrolling: Cermin dari Logika Zaman

Fenomena ngopi di Bandung memperlihatkan bagaimana budaya bisa bergerak dan bertransformasi. Dari warung kopi rakyat hingga kafe modern, dari aktivitas sederhana hingga simbol identitas sosial, semua menyatu dalam satu benang merah, yaitu kopi sebagai perekat sosial.

Ngopi di Kafe bukan lagi hanya ritual minum, tetapi representasi dari semangat masyarakat yang kreatif dan terbuka terhadap perubahan. Dari pusat kota hingga pedesaan, kopi menjadi medium yang menghubungkan orang, ruang, dan budaya. Dalam secangkir kopi, terseduh dinamika sosial Bandung, hangat, beragam, dan terus berkembang. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Femi  Fauziah Alamsyah, M.Hum
Peminat Kajian Budaya dan Media, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Di Balik Kebiasaan Minum Kopi

Ayo Biz 23 Sep 2025, 10:36 WIB
Di Balik Kebiasaan Minum Kopi

Braga dan Kopi Legenda

Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB
Braga dan Kopi Legenda

News Update

Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 13:34 WIB

Hikayat Kasus Reynhard Sinaga, Jejak Dosa 3,29 Terabita Predator Seksual Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Kasus Reynhard Sinaga mengguncang dunia. Pria asal Depok itu menyimpan rahasia kelam. Di penjara Wakefield, ia menua bersama 3,29 terabita dosa yang tak bisa dikompresi.
Reynhard Sinaga.
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 12:45 WIB

Menyelami Makna di Balik Mereka(h), Wisata Rasa dan Imajinasi di Tengah Ruang Seni

Tak hanya untuk pecinta seni, Grey Art Gallery mengundang siapa pun yang ingin menikmati keindahan.
Suasana pengunjung Grey Art Gallery yang menjadi bagian dari cerita mereka yang perlahan merekah, 4 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Mutiara Khailla Gyanissa Putri)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 18:39 WIB

Dari Studio Kecil hingga Panggung Nasional, Bandung Bangkit Lewat Nada yang Tak Pernah Padam

Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an.
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 11 Nov 2025, 17:22 WIB

Hikayat Buahbatu, Gerbang Kunci Penghubung Bandung Selatan dan Utara

Pernah jadi simpul logistik kolonial dan medan tempur revolusi, Buahbatu kini menjelma gerbang vital Bandung Raya.
Suasana Buahbatu zaman baheula. (Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 17:00 WIB

Proyeksi Ekonomi Jawa Barat 2025: Menakar Potensi dan Risiko Struktural

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 15:20 WIB

Bakmi Tjo Kin Braga Jadi Ikon Kuliner yang Tak Lekang Waktu

Sejak 1920 Bakmi Tjo Kin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Bandung, sebuah warung tua yang bernuansa klasik ini terletak di Jalan Braga No. 20
Tampak Depan Warung Bakmi Tjo Kin (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:38 WIB

Bandung, Antara Heritage dan Hype

Bangunan heritage makin estetik, tapi maknanya makin pudar. Budaya Sunda tersisih di tengah tren kafe dan glamping.
Salah satu gedung terbengkalai di pusat Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:21 WIB

Mengintip Cara Pengobatan Hikmah Therapy yang 'Nyentrik' di Bandung

Praktik pijat organ dalam di Bandung yang memadukan sentuhan, doa, dan ramuan herbal sebagai jalan pemulihan tubuh dan hati.
Ibu Mumut berada di ruang depan tempat praktik Hikmah Therapy. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Fira Amarin)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:00 WIB

Potret Inspiratif Cipadung Kidul dari Sales Keliling hingga Kepala Seksi Kelurahan

Budi Angga Mulya, Kepala Seksi Pemerintahan Cipadung Kidul, memaknai pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian.
Kepala Seksi Pemerintah Kelurahan Cipadung Kidul, Budi Angga Mulya (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 13:05 WIB

Menapak Jejak Pandemi dalam Galeri Arsip Covid-19 Dispusipda Jawa Barat

Dispusipda Jawa Barat menghadirkan Galeri Arsip Covid-19 sebagai ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat.
Koleksi Manekin Alat Pelindung Diri (APD) dikenal dengan nama baju Hazmat yang mengenakan tenaga kesehatan dalam menangani Covid 19 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fereel Muhamad Irsyad A)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 11:25 WIB

ASN Frugal Living, Jalan Selamat ASN dari Jerat Cicilan dan Inflasi?

Dengan frugal living, ASN dapat menjaga integritas dan stabilitas keuanganny
Ilustrasi ASN. (Sumber: Pexels/Junior Developer)