Belajar Ceramah, Menebar Risalah

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Minggu 31 Agu 2025, 20:14 WIB
Kajian Talkshow di Masjid Raya Al-Jabbar, Gedebage (Sumber: AyoBandung | Foto: Mildan Abdalloh)

Kajian Talkshow di Masjid Raya Al-Jabbar, Gedebage (Sumber: AyoBandung | Foto: Mildan Abdalloh)

Ada rasa bahagia yang tak tergantikan saat menerima kiriman video dari istri. Dalam video itu, Aa Akil, anak kedua (10 tahun), tampil membawakan pidato (kultum pertama) sebelum Tabligh Akbar bersama Ustadz Ucu Najmudin yang digelar Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Amanah, Cileunyi, Bandung, Jumat (29/8/2025).

Sungguh membanggakan keberanian Faraz Mutawakil (biasa disapa di sekolah) bisa berdiri dan berbicara di depan banyak orang dengan penuh percaya diri.

Kultum pembuka pengajian bulanan di Masjid Al-Amanah itu disampaikannya menggunakan Bahasa Sunda, dengan tema Ngajaga Lingkungan.

Flyer undangan susunan acara Tabligh Akbar bersama Ustadz Ucu Najmudin yang digelar Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Amanah, Cileunyi, Bandung, Jumat (29/8/2025). (Sumber: Dokumentasi Panitia DKM Al-Amanah)
Flyer undangan susunan acara Tabligh Akbar bersama Ustadz Ucu Najmudin yang digelar Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Amanah, Cileunyi, Bandung, Jumat (29/8/2025). (Sumber: Dokumentasi Panitia DKM Al-Amanah)

Pudarnya Identitas Ki Sunda

Di tengah semakin jarangnya penggunaan Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari, penampilan ini menjadi pengingat berharga. Betapa tidak, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat menunjukkan menurunnya penggunaan Bahasa Sunda dari generasi ke generasi.

Dalam laporan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, merinci angka penyusutannya dari Generasi Pre Boomer (lahir 1945 ke bawah) masih tinggi menggunakan bahasa daerah, khususnya Sunda, dengan persentase 84,73% di lingkungan keluarga.

Namun, Generasi Baby Boomer (1946–1964) menurun menjadi 79,9%. Generasi Milenial (1981–1996) tinggal 73,92%. Untuk Gen Z (1997–2012) semakin berkurang, 72,44%. Apalagi Generasi Post Gen Z (2013–sekarang) turun tajam hingga 63,99%.

Kemerosotan serupa terjadi pada penggunaan bahasa daerah di lingkungan tetangga (kerabat), Pre Boomer 83,06%; Baby Boomer 78,16%; Milenial 70,59%; Gen Z 70,96% dan Post Gen Z (alpha) 63,20%.

Ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan ini mulai dari rasa minder, kekhawatiran orang tua karena dianggap berbahasa kasar, perkawinan lintas etnis, hingga orang tua yang tidak lagi menggunakan (mengajarkan) Bahasa Sunda di rumah.

Jika tren ini terus berlanjut, Basa Ibu bukan hanya semakin jarang digunakan, justru bisa mengancam runtuhnya identitas budaya Sunda itu sendiri. (detikJabar, 7 Maret 2023 06:45 WIB).

Masyarakat Adat Kampung Cireundeu Kota Cimahi saat menggelar Tradisi Tutup Taun 1957 dan Ngemban Taun 1 Sura 1958, Sabtu 3 Agustus 2024. (Sumber: AyoBandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Masyarakat Adat Kampung Cireundeu Kota Cimahi saat menggelar Tradisi Tutup Taun 1957 dan Ngemban Taun 1 Sura 1958, Sabtu 3 Agustus 2024. (Sumber: AyoBandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Memang keberadaan Ki Sunda (bahasa, aksara, sastra, agama) tinggal menanti sang penjemput ajal tiba. Ibarat pepatah, hidup enggan mati tak mau.

Pasalnya, kehadiran mojang-jajaka selaku generasi penerus sekaligus penjaga khazanah kesundaan tak mau belajar bahasa Sunda. Sekedar contoh, kaula muda lebih bangga berkomunikasi dengan bahasa persatuan (Indonesia ala Betawi) di Tanah Pasundan.

Padahal Ajip Rosidi pernah memprediksikan kemungkinan hilangnya bahasa Sunda dari muka bumi ini. Dengan menuliskan, "Menurut perhitungan para ahli, saat ini ada sekitar 6.000 bahasa di dunia. Pada akhir abad ini, jumlah itu akan tersisa sekitar setengahnya. Artinya, 3.000 bahasa akan punah pada abad ke-21. Itu berarti 30 bahasa hilang setiap tahun, atau sekitar dua setengah bahasa lenyap setiap bulan. Dengan kata lain, kira-kira setiap 10 hari ada satu bahasa yang menghilang dari dunia. Bahasa Sunda termasuk dalam antrean bahasa yang terancam punah, karena orang Sunda sudah tidak mau lagi berbicara menggunakan bahasa Sunda.”

Sungguh kekhawatiran itu terlahir dari kecintaan terhadap nilai-nilai kesundaan yang kian pudar. Hal itu tampak dari penggunaan bahasa Sunda di masyarakat luas yang semakin hari semakin memprihatinkan (Majalah Cupumanik, No. 11, Juni 2004: 23 dan Pikiran Rakyat, 30 Mei 2005).

Hal penting yang perlu disadari semua pihak terkait budaya dan bahasa daerah adalah masalah pewarisan. Rosidi (2006: xiv–xvii) menyebut pewarisan mencakup dua hal. pewarisan keterampilan dan pewarisan apresiasi kepada generasi muda. Budaya, termasuk kesenian, tanpa apresiasi akan perlahan punah.

Dalam konteks bahasa Sunda, Wahya dan Adji (2016: 81–82) menegaskan penerusan antargenerasi menjadi salah satu faktor kegagalan pengajaran bahasa Sunda di Jawa Barat. Banyak orang tua, terutama di perkotaan, jarang mengajak anak-anaknya berbahasa Sunda.

Di sekolah pun, anak-anak lebih sering menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan teman, guru, maupun petugas sekolah. Kehadiran sekolah ternyata belum mampu menjadi wadah pembelajaran bahasa daerah secara optimal tanpa dukungan orang tua dan masyarakat.

Fenomena ini terjadi merata di kota-kota besar, termasuk Bandung. Karena itu, orang tua dan masyarakat dengan penuh kesadaran perlu membantu anak-anak belajar bahasa daerah. Tanggung jawab ini tidak bisa dilepaskan begitu saja.

Dunia pendidikan, sebagai salah satu jalur pewarisan budaya dan bahasa, harus menghadirkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran dengan alokasi waktu yang memadai, terutama di perkotaan, di mana peran orang tua semakin berkurang.

Lauder (2015) mengutip laporan UNESCO yang menyebutkan hanya 30% bahasa di dunia yang mengalami penerusan antargenerasi. Dengan demikian, 70% bahasa di dunia tidak lagi diwariskan kepada generasi berikutnya dan terancam punah. Fakta ini jelas harus menjadi perhatian serius masyarakat global.

Untuk itu, pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa serta budaya Sunda di berbagai daerah perlu segera dilakukan, berlandaskan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah. Tanpa langkah nyata, bahasa Sunda berisiko tidak lagi dikenal oleh anak-anak sebagai generasi penerus.

Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan bahasa Sunda memang bukan perkara mudah, karena menyangkut sikap berbahasa. Untuk itu diperlukan berbagai upaya, baik di sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat, agar sikap positif terhadap bahasa Sunda dapat tumbuh dan berkembang (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAD, Vol. 4, No. 3, 2020: 1–6).

Hasil tangkap layar saat Aa Akil menyampaikan kultum tentang Ngajaga Lingkungan sebelum Tabligh Akbar bersama Ustadz Ucu Najmudin yang digelar Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Amanah, Cileunyi, Bandung, Jumat (29/8/2025). (Sumber: Instagram/@masjidalamanahcileunyi)
Hasil tangkap layar saat Aa Akil menyampaikan kultum tentang Ngajaga Lingkungan sebelum Tabligh Akbar bersama Ustadz Ucu Najmudin yang digelar Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Amanah, Cileunyi, Bandung, Jumat (29/8/2025). (Sumber: Instagram/@masjidalamanahcileunyi)

Menggali Potensi, Raih Prestasi

Ihwal penampilan kultum pertama ini tidak bisa dilepaskan dari proses panjang latihan yang penuh kesungguhan dan keseriusan. Semua itu berawal dari keikutsertaannya dalam lomba Biantara Putra (Pidato Bahasa Sunda) pada ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kecamatan Cileunyi yang digelar di SDN Percobaan Bandung, Sabtu (23/8/2025).

Berkat dorongan, arahan, bimbingan dan kerja sama para guru, terutama Bu Dedeh lahirlah prestasi yang membanggakan sekolah. Juara 3.

Usai lomba, potensi anak ini terus digali dan diberi ruang untuk berkembang, khususnya dalam upaya melestarikan Bahasa Sunda sejak dini.

Ketika guru meminta izin untuk mengikutsertakan siswa kelas lima ini dalam Tabligh Akbar, muncul keraguan dari istri yang khawatir anaknya tidak percaya diri menghadapi suasana dengan peserta (ibu-ibu, bapak-bapak, siswa SD, SMP) lebih banyak dan lingkup lebih luas.

Namun, berkali-kali guru meyakinkan bocah ini memiliki potensi lebih dibandingkan rata-rata siswa lainnya. Karena itulah pihak sekolah wajar mempercayakan kesempatan berharga ini kepadanya.

Sepulang sekolah, Aa bercerita tentang pengalamannya tampil sebelum Tabligh Akbar. Bersama Fakhri, menyampaikan kultum dalam Bahasa Sunda dan Indonesia.

Acara sebelumnya diawali dengan pembukaan oleh Jelita Delianda dan Naazira Queenza, lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Alvin Caniago. Setelah itu, barulah Aa ke depan tampil (tempat mimbar) untuk menyiapkan bahasan Ngajaga Lingkungan.

“Aa sempat grogi saat dipanggil tampil. Awalnya Aa pikir tidak banyak orang yang akan menonton dan tidak akan terhibur. Ternyata banyak yang hadir, bahkan mereka tertawa ketika Aa membacakan pantun,” ujar Aa dengan wajah lega.

Hasil tangkap layar Tabligh Akbar bersama Ustadz Ucu Najmudin yang digelar Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Amanah, Cileunyi, Bandung, Jumat (29/8/2025). (Sumber: Instagram/@masjidalamanahcileunyi)
Hasil tangkap layar Tabligh Akbar bersama Ustadz Ucu Najmudin yang digelar Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Amanah, Cileunyi, Bandung, Jumat (29/8/2025). (Sumber: Instagram/@masjidalamanahcileunyi)

Belajar Muhasabah di Majlis Ilmu

Dalam tausiyahnya, Ustadz Ucu Najmudin mengangkat tema “Mendidik dengan Cinta, Merawat Amanah Allah dengan Bahagia.”

Isti menuturkan bahwa penyampaian materi diawali dengan satu pertanyaan reflektif, “Benarkah kita sedang mendidik dengan cinta, atau sekadar menuntut tanpa jiwa?”

Pesan yang disampaikan mengandung pelajaran mendalam tentang hakikat cinta. Ustadz Ucu mengingatkan, ketika kita mencintai dengan keikhlasan, maka melepaskan bukan lagi menjadi peristiwa yang sulit.

Pasalnya, cinta sejati adalah cinta yang berlandaskan ridha Allah, bukan sekadar hasrat memiliki. Dalam cinta seperti itu, sabar, pengorbanan tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan bentuk pengabdian. Ikhlas menuntun kita agar tidak terikat pada dunia, dan sabar membimbing kita untuk menerima segala ketetapan-Nya dengan hati yang lapang.

Mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari kajian ini menjadi penguat bagi kita semua untuk terus melangkah (maju, terdepan) di jalan-Nya dengan penuh keikhlasan, kesabaran, dan pengorbanan.

Ingat, saat hadir di majlis ilmu bukan sekadar tempat (ruang) berkumpul untuk mendengar ceramah, justru menjadi media yang dapat menghadirkan cahaya petunjuk dan ketenangan hati.

Ya, apa yang disampaikan Ustadz Ucu Najmudin tentang “mendidik dengan cinta dan merawat amanah Allah dengan bahagia” menjadi bukti atas majlis ilmu sebagai ladang untuk menumbuhkan keikhlasan, merawat (mengembangkan) kesabaran, dan meraih cinta sejati.

Di (dari) majlis ilmu, kita belajar cinta bukan sekadar rasa memiliki, melainkan pengabdian yang dilandasi ridha Allah. Di sinilah hati ditempa untuk ikhlas melepas, sabar menerima, dan tulus berkorban. Setiap nasihat yang lahir dari majlis ilmu ibarat pelita, membimbing, memberi arah kepada kita agar tetap teguh di jalan-Nya.

Dengan demikian, majlis ilmu tidak hanya menambah pengetahuan, wawasan, justru memperhalus jiwa, menguatkan iman, dan menumbuhkan cinta yang benar kepada Allah, alam, lingkungan dan sesama umat manusia.

Inilah esensi dari majlis ilmu. Ya selalu belajar (haus) mencari ilmu, mengamalkan (mempraktikkan) apa yang sudah didapat. Mari menyimpan hikmah dalam hati, lalu menyebarkan risalahnya sebagai cahaya bagi kehidupan sehari-hari. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 01 Sep 2025, 20:26 WIB

Screamous: Ketika Streetwear Menjadi Kanvas Kolaborasi Dunia

Didirikan awal tahun 2000-an, Screamous lahir dari semangat anak muda Bandung yang ingin menyuarakan identitas melalui fashion.
Koleksi kolaborasi Screamous x Usugrow. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 20:14 WIB

Kota Bandung, Tren, dan Ironi Kolonialisme

Kota penuh perhatian. Ada budaya pop juga sejarah melawan penjajahan. Indah tapi juga penuh masalah.
Tukang becak di Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Try Sukma Wijaya)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 19:35 WIB

Dari Kandang ke Kedai, Spill&Bites dan Rasa yang Meresap

Spill&Bites dan ide bisnis mereka mengolah peluang dari hulu ke hilir, dari peternakan hingga meja makan.
Spill&Bites, hasil evolusi dari industri peternakan ayam yang melihat peluang lebih besar di dunia makanan cepat saji. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 18:01 WIB

Dari Bank ke Dapur: Andri dan Daimata yang Meracik Peluang dari Pedasnya Sambal Lokal

Daimata adalah misi Andri untuk mengangkat kuliner lokal, sambal khas Indonesia agar bisa dinikmati siapa saja, kapan saja, tanpa kehilangan cita rasa aslinya.
Andri Ganamurti selaku Owner dari brand Daimata, produk UMKM sambal dalam kemasan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 17:41 WIB

Bursa Digital, Pajak Karbon, dan Agenda Keberlanjutan dalam APBN

Pajak karbon dan bursa digital dapat menjadi alat penting dalam agenda keberlanjutan dalam APBN.
Ilustrasi Lingkungan (Sumber: Pixabay.com | Foto: Pixabay)
Ayo Jelajah 01 Sep 2025, 15:52 WIB

Sejarah Hari Jadi Kota Bandung, Kenapa 25 September?

Bandung pernah rayakan ulang tahun 1 April, tapi kini 25 September jadi tanggal resmi berdirinya kota. Penetapan 25 September 1810 lahir dari riset sejarah panjang.
Alun-alun Bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 15:19 WIB

Apakah Damkar Representasi Pahlawan Sesungguhnya Negeri Ini?

Fenomena "minta tolong ke damkar" sedang ramai di masyarakat.
Nyatanya Damkar Lebih Dipercaya Masyarakat (Sumber: Pexels/Muallim Nur).
Ayo Biz 01 Sep 2025, 14:05 WIB

Sajikan Biji Kopi Kabupaten Bandung, BJR Coffee Tawarkan Kualitas Citarasa yang Konsisten

Berawal dari hobi, Dinda Gemilang sukses membangun bisnis kopi dengan brand Kopi BJR. Bahkan konsumen Dinda berasal dari berbagai daerah di luar Bandung.
Kopi BJR (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 01 Sep 2025, 13:16 WIB

Jejak Sejarah Gempa Besar di Sesar Lembang, dari Zaman Es hingga Kerajaan Pajajaran

Sejarah gempa besar di Sesar Lembang ungkap potensi magnitudo 7. Gempa raksasa purba ini sudah terlacak sezak Zaman Es akhir hingga Kerajaan Pajajaran di abad ke-15.
Ilustrasi gempa besar akibat Sesar Lembang di Bandung di abad ke-15.
Ayo Biz 01 Sep 2025, 13:00 WIB

Helm, Bukan Hanya Pelindung Kepala Tapi Juga Sarana Investasi

Helm adalah alat pelindung kepala yang dirancang untuk menjaga keselamatan penggunanya. Biasanya terbuat dari bahan keras di bagian luar seperti plastik berkualitas tinggi atau fiberglass, serta dilap
Ilustrasi Foto Helm (Foto: Unsplash)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 11:58 WIB

Samping Kebat Membalut Alegori Makna Agama

Agama diibaratkan selembar kain yang menemani manusia sejak lahir sampai mati. Ia hadir dalam hidup sehari-hari, memberi makna dan arah.
Ilustrasi pembuatan samping kebat. (Sumber: Pexels/Noel Snpr)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 11:42 WIB

Surabi Cihapit, Cita Rasa Legendaris yang Bertahan di Tengah Pasar

Kota Kembang dikenal sebagai surganya kuliner radisional. Salah satu yang selalu dicari wisatawan maupun warga lokal adalah surabi, makanan berbahan dasar tepung beras yang dimasak di atas tungku.
Surabi Cihapit (Foto: GMAPS)
Beranda 01 Sep 2025, 09:16 WIB

Saat Hati Rakyat yang Tersakiti Meledak: Kronik Kemarahan dan Kekecewaan di Jalanan Kota Bandung

Ketidakpercayaan yang disuarakan menjadi pengingat bahwa demokrasi hanya akan bernapas sehat bila pengelola negara benar-benar mendengar aspirasi rakyatnya.
Suasana aksi solidaritas di Kota Bandung, Jumat, 29 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 07:46 WIB

Panji Tengrorak, Animasi 2D Modern yang Mengangkat Budaya Lokal Indonesia

Panji Tengkorak hadir meramaikan perfilman Indonesia lewat Animasi 2D modern yang tentunya bisa menghadirkan pengalaman baru dalam menonton.
Animasi Panji Tengkorak (Sumber: Instagram | Falconpicture)
Ayo Netizen 31 Agu 2025, 20:55 WIB

Praktik Ekologis Rakyat: Menolak Gengsi, Melawan Siasat Pemasaran

Hidup ramah lingkungan sejati lahir dari praktik sehari-hari rakyat.
Ilustrasi ramah lingkungan. (Sumber: Pexels/Cats Coming)
Ayo Netizen 31 Agu 2025, 20:14 WIB

Belajar Ceramah, Menebar Risalah

Majlis ilmu tidak hanya menambah pengetahuan, justru memperhalus jiwa, menguatkan iman, dan menumbuhkan cinta yang benar kepada Allah, alam, lingkungan dan sesama umat manusia.
Kajian Talkshow di Masjid Raya Al-Jabbar, Gedebage (Sumber: AyoBandung | Foto: Mildan Abdalloh)
Beranda 31 Agu 2025, 19:16 WIB

Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio dan Uya Kuya Tumbang di Tangan Rakyat

Sikap dan pernyataan mereka dianggap nirempati dan melukai hati rakyat yang tengah berjibaku menghadapi kesulitan hidup.
Anggota DPR RI dari Komisi IX, Nafa Urbach, saat mengunjungi konstituennya di Wonosobo, Jawa Tengah. (Sumber: IG/nafaurbach)
Ayo Biz 31 Agu 2025, 19:05 WIB

Dari Filosofi Ninja ke Meja Makan, Urban Ninja dan Evolusi Rasa Jepang di Bandung

Fenomena kuliner Jepang di Bandung bukanlah hal baru, namun dalam lima tahun terakhir, pertumbuhannya meningkat pesat.
Urban Ninja, salah satu resto yang menggabungkan kecepatan layanan fast food dengan cita rasa autentik Jepang yang telah diadaptasi secara lokal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 31 Agu 2025, 16:30 WIB

Dari Ibu ke Anak, Kisah Goldmart Menjaga Kilau Warisan Keluarga Sejak 1991

Di balik kilau emas dan berlian yang menghiasi etalase Goldmart Jewelry, tersimpan kisah keluarga yang telah bertahan lebih dari tiga dekade.
Yolana Limman, generasi kedua dari keluarga pendiri Goldmart Jewelry. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 31 Agu 2025, 16:05 WIB

Whistle Blower di Mata Negara

Di Jabar, whistle blower di BAZNAS Jabar malah jadi tersangka setelah paparkan modus kurang sedap. Bagaimana ilmu pengetahuan menilainya?
Buku Hukum Perlindungan Saksi (Sumber: Ref | Foto: Refika Aditama)