Whistle Blower di Mata Negara

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Minggu 31 Agu 2025, 16:05 WIB
Buku Hukum Perlindungan Saksi (Sumber: Ref | Foto: Refika Aditama)

Buku Hukum Perlindungan Saksi (Sumber: Ref | Foto: Refika Aditama)

Dalam banyak perkara pidana di Indonesia, perhatian publik dan aparat hukum hampir selalu tertuju pada pelaku. Nama terdakwa memenuhi pemberitaan, hukuman yang dijatuhkan menjadi sorotan, sementara saksi dan korban sering kali dipinggirkan.

Padahal mereka adalah pihak yang paling menderita, bukan hanya karena kejahatan yang dialami, tetapi juga karena proses hukum yang kerap menambah luka.

Buku Hukum Perlindungan Saksi dan Korban karya Dr Lies Sulistiani mengingatkan bahwa hukum tidak boleh timpang. Keadilan sejati tidak bisa hanya berdiri di satu sisi. Penulis, yang pernah menjabat Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban selama dua periode, menuliskan gagasan dan refleksi dari pengalaman langsung di lapangan.

Buku ini lahir dari keyakinan bahwa keberanian warga untuk bersaksi harus dibalas negara dengan perlindungan yang konkret.

Struktur buku ini menyajikan tiga bagian penting.

Pertama, dasar teoretis tentang mengapa perlindungan saksi dan korban mutlak diperlukan dalam sistem pidana.

Kedua, bagaimana perlindungan itu menjadi bagian integral dari penegakan hukum, bukan sekadar pelengkap administratif.

Ketiga, peran dan tantangan LPSK yang diperbandingkan dengan lembaga sejenis di negara lain. Amerika Serikat, Italia, Australia, dan Filipina memiliki model perlindungan yang memberi inspirasi.

Namun, penulis menegaskan bahwa Indonesia perlu mengembangkan mekanisme yang sesuai dengan kondisi sosial dan politiknya sendiri.

Salah satu studi kasus yang diangkat adalah tragedi Mesuji tahun dua ribu sebelas. Saksi yang berusaha bersuara justru menjadi target intimidasi, sebuah gambaran nyata betapa rentannya posisi mereka. Tanpa perlindungan yang layak, saksi tidak hanya kehilangan rasa aman, tetapi juga kepercayaan kepada negara.

Ironisnya, dalam banyak kasus justru kesaksian menjadi alat bukti terpenting dalam sistem pembuktian hukum kita. KUHAP dan para pakar hukum sudah lama menempatkan kesaksian pada posisi sentral, tetapi dalam praktiknya para saksi kerap diperlakukan hanya sebagai objek pemeriksaan. Banyak yang mengalami reviktimisasi, trauma baru yang muncul akibat proses hukum itu sendiri.

Undang Undang Perlindungan Saksi dan Korban yang lahir pascareformasi sebetulnya sudah memberi harapan. Namun harapan itu harus diwujudkan dalam bentuk jaminan nyata: perlindungan fisik, pendampingan psikologis, hingga kemudahan prosedur.

LPSK seharusnya menjadi garda depan untuk memastikan hal ini berjalan. Untuk itu dibutuhkan penguatan kewenangan, peningkatan anggaran, dan sinergi lebih jelas dengan lembaga lain seperti kepolisian maupun kejaksaan.

Masalah lain yang tidak kalah serius adalah rendahnya literasi hukum masyarakat. Masih banyak warga yang tidak tahu bahwa mereka berhak mendapat perlindungan negara ketika bersaksi. Kebodohan hukum ini membuat orang memilih diam daripada berisiko kehilangan keselamatan diri atau keluarga. Lingkaran ini berbahaya karena kejahatan tidak terungkap dan hukum kehilangan wibawanya.

Buku ini ditulis dengan bahasa yang jernih dan sistematis, sehingga dapat diikuti oleh pembaca umum. Ia tidak hanya bermanfaat bagi akademisi, tetapi juga praktisi hukum, pembuat kebijakan, dan aktivis hak asasi manusia. Lebih dari sekadar referensi, buku ini adalah panggilan moral bahwa hukum tidak boleh hanya kuat terhadap pelaku, tetapi juga harus hadir untuk melindungi yang lemah.

Ketika negara mampu memberikan rasa aman kepada orang yang berani bersuara, di situlah hukum menemukan maknanya yang sejati.

Karena pada akhirnya, ukuran keadilan bukanlah seberapa keras pelaku dihukum, tetapi seberapa jauh korban dan saksi merasa terlindungi oleh negara yang seharusnya berpihak pada mereka. (*)

Resensi Buku: Hukum Perlindungan Saksi dan Korban

Penulis: Dr Lies Sulistiani SH MHum

Penerbit: Mei 2023 | 266 halaman | ISBN 978 623 6322 92 7

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Peminat komunikasi publik & digital religion (Comm&Researcher di CDICS). Berkhidmat di Digital PR Telkom University serta MUI/IPHI/Pemuda ICMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 01 Sep 2025, 20:26 WIB

Screamous: Ketika Streetwear Menjadi Kanvas Kolaborasi Dunia

Didirikan awal tahun 2000-an, Screamous lahir dari semangat anak muda Bandung yang ingin menyuarakan identitas melalui fashion.
Koleksi kolaborasi Screamous x Usugrow. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 20:14 WIB

Kota Bandung, Tren, dan Ironi Kolonialisme

Kota penuh perhatian. Ada budaya pop juga sejarah melawan penjajahan. Indah tapi juga penuh masalah.
Tukang becak di Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Try Sukma Wijaya)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 19:35 WIB

Dari Kandang ke Kedai, Spill&Bites dan Rasa yang Meresap

Spill&Bites dan ide bisnis mereka mengolah peluang dari hulu ke hilir, dari peternakan hingga meja makan.
Spill&Bites, hasil evolusi dari industri peternakan ayam yang melihat peluang lebih besar di dunia makanan cepat saji. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 18:01 WIB

Dari Bank ke Dapur: Andri dan Daimata yang Meracik Peluang dari Pedasnya Sambal Lokal

Daimata adalah misi Andri untuk mengangkat kuliner lokal, sambal khas Indonesia agar bisa dinikmati siapa saja, kapan saja, tanpa kehilangan cita rasa aslinya.
Andri Ganamurti selaku Owner dari brand Daimata, produk UMKM sambal dalam kemasan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 17:41 WIB

Bursa Digital, Pajak Karbon, dan Agenda Keberlanjutan dalam APBN

Pajak karbon dan bursa digital dapat menjadi alat penting dalam agenda keberlanjutan dalam APBN.
Ilustrasi Lingkungan (Sumber: Pixabay.com | Foto: Pixabay)
Ayo Jelajah 01 Sep 2025, 15:52 WIB

Sejarah Hari Jadi Kota Bandung, Kenapa 25 September?

Bandung pernah rayakan ulang tahun 1 April, tapi kini 25 September jadi tanggal resmi berdirinya kota. Penetapan 25 September 1810 lahir dari riset sejarah panjang.
Alun-alun Bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 15:19 WIB

Apakah Damkar Representasi Pahlawan Sesungguhnya Negeri Ini?

Fenomena "minta tolong ke damkar" sedang ramai di masyarakat.
Nyatanya Damkar Lebih Dipercaya Masyarakat (Sumber: Pexels/Muallim Nur).
Ayo Biz 01 Sep 2025, 14:05 WIB

Sajikan Biji Kopi Kabupaten Bandung, BJR Coffee Tawarkan Kualitas Citarasa yang Konsisten

Berawal dari hobi, Dinda Gemilang sukses membangun bisnis kopi dengan brand Kopi BJR. Bahkan konsumen Dinda berasal dari berbagai daerah di luar Bandung.
Kopi BJR (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 01 Sep 2025, 13:16 WIB

Jejak Sejarah Gempa Besar di Sesar Lembang, dari Zaman Es hingga Kerajaan Pajajaran

Sejarah gempa besar di Sesar Lembang ungkap potensi magnitudo 7. Gempa raksasa purba ini sudah terlacak sezak Zaman Es akhir hingga Kerajaan Pajajaran di abad ke-15.
Ilustrasi gempa besar akibat Sesar Lembang di Bandung di abad ke-15.
Ayo Biz 01 Sep 2025, 13:00 WIB

Helm, Bukan Hanya Pelindung Kepala Tapi Juga Sarana Investasi

Helm adalah alat pelindung kepala yang dirancang untuk menjaga keselamatan penggunanya. Biasanya terbuat dari bahan keras di bagian luar seperti plastik berkualitas tinggi atau fiberglass, serta dilap
Ilustrasi Foto Helm (Foto: Unsplash)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 11:58 WIB

Samping Kebat Membalut Alegori Makna Agama

Agama diibaratkan selembar kain yang menemani manusia sejak lahir sampai mati. Ia hadir dalam hidup sehari-hari, memberi makna dan arah.
Ilustrasi pembuatan samping kebat. (Sumber: Pexels/Noel Snpr)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 11:42 WIB

Surabi Cihapit, Cita Rasa Legendaris yang Bertahan di Tengah Pasar

Kota Kembang dikenal sebagai surganya kuliner radisional. Salah satu yang selalu dicari wisatawan maupun warga lokal adalah surabi, makanan berbahan dasar tepung beras yang dimasak di atas tungku.
Surabi Cihapit (Foto: GMAPS)
Beranda 01 Sep 2025, 09:16 WIB

Saat Hati Rakyat yang Tersakiti Meledak: Kronik Kemarahan dan Kekecewaan di Jalanan Kota Bandung

Ketidakpercayaan yang disuarakan menjadi pengingat bahwa demokrasi hanya akan bernapas sehat bila pengelola negara benar-benar mendengar aspirasi rakyatnya.
Suasana aksi solidaritas di Kota Bandung, Jumat, 29 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 07:46 WIB

Panji Tengrorak, Animasi 2D Modern yang Mengangkat Budaya Lokal Indonesia

Panji Tengkorak hadir meramaikan perfilman Indonesia lewat Animasi 2D modern yang tentunya bisa menghadirkan pengalaman baru dalam menonton.
Animasi Panji Tengkorak (Sumber: Instagram | Falconpicture)
Ayo Netizen 31 Agu 2025, 20:55 WIB

Praktik Ekologis Rakyat: Menolak Gengsi, Melawan Siasat Pemasaran

Hidup ramah lingkungan sejati lahir dari praktik sehari-hari rakyat.
Ilustrasi ramah lingkungan. (Sumber: Pexels/Cats Coming)
Ayo Netizen 31 Agu 2025, 20:14 WIB

Belajar Ceramah, Menebar Risalah

Majlis ilmu tidak hanya menambah pengetahuan, justru memperhalus jiwa, menguatkan iman, dan menumbuhkan cinta yang benar kepada Allah, alam, lingkungan dan sesama umat manusia.
Kajian Talkshow di Masjid Raya Al-Jabbar, Gedebage (Sumber: AyoBandung | Foto: Mildan Abdalloh)
Beranda 31 Agu 2025, 19:16 WIB

Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio dan Uya Kuya Tumbang di Tangan Rakyat

Sikap dan pernyataan mereka dianggap nirempati dan melukai hati rakyat yang tengah berjibaku menghadapi kesulitan hidup.
Anggota DPR RI dari Komisi IX, Nafa Urbach, saat mengunjungi konstituennya di Wonosobo, Jawa Tengah. (Sumber: IG/nafaurbach)
Ayo Biz 31 Agu 2025, 19:05 WIB

Dari Filosofi Ninja ke Meja Makan, Urban Ninja dan Evolusi Rasa Jepang di Bandung

Fenomena kuliner Jepang di Bandung bukanlah hal baru, namun dalam lima tahun terakhir, pertumbuhannya meningkat pesat.
Urban Ninja, salah satu resto yang menggabungkan kecepatan layanan fast food dengan cita rasa autentik Jepang yang telah diadaptasi secara lokal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 31 Agu 2025, 16:30 WIB

Dari Ibu ke Anak, Kisah Goldmart Menjaga Kilau Warisan Keluarga Sejak 1991

Di balik kilau emas dan berlian yang menghiasi etalase Goldmart Jewelry, tersimpan kisah keluarga yang telah bertahan lebih dari tiga dekade.
Yolana Limman, generasi kedua dari keluarga pendiri Goldmart Jewelry. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 31 Agu 2025, 16:05 WIB

Whistle Blower di Mata Negara

Di Jabar, whistle blower di BAZNAS Jabar malah jadi tersangka setelah paparkan modus kurang sedap. Bagaimana ilmu pengetahuan menilainya?
Buku Hukum Perlindungan Saksi (Sumber: Ref | Foto: Refika Aditama)