Jalan Panjang Literasi dari Trotoar Cikapundung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 06 Agu 2025, 17:41 WIB
Wisatawan asing saat melihat koleksi buku langka atau edisi lama di Pasar Buku Cikapundung, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id)

Wisatawan asing saat melihat koleksi buku langka atau edisi lama di Pasar Buku Cikapundung, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id)

AYOBANDUNG.ID -- Setiap pagi, ketika matahari perlahan menggeliat dari balik gedung-gedung tua Bandung, trotoar Jalan Cikapundung Barat mulai menunjukkan denyutnya. Di antara gemericik sungai yang merunduk di belakang alun-alun, buku-buku lama kembali berbicara.

Mereka terhampar bagai mosaik pengetahuan, menunggu tangan-tangan penasaran untuk membuka lembar demi lembar sejarah dan cerita masa lalu. Di tengah barisan buku-buku itu, berdiri Ma’mur, seorang lelaki tua yang sudah bersahabat dengan literasi sejak tahun 1980-an.

Ma’mur bukan sekadar pedagang buku bekas. Ia adalah penjaga waktu dan pencinta narasi-narasi yang hampir dilupakan. Di usia yang sudah tak muda, ia masih tegak berdiri di emperan gedung tua, menyusun bukunya dengan penuh cinta dan ketelatenan. Setiap buku baginya adalah jejak hidup seseorang, dan menjualnya bukan sekadar transaksi ekonomi.

“Literasi adalah bagian dari hidup saya. Selain menjadi penghidupan, kecintaan saya terhadap dunia buku juga menjadi alasan saya tetap bertahan,” ujarnya saat berbincang dengan Ayobandung.

Di tengah gempuran era digital, Ma’mur menjadi semacam anomali. Ketika banyak orang melupakan wujud fisik buku, ia tetap merawatnya dengan sepenuh hati.

Bagi Ma’mur, tak ada yang usang dari sebuah buku, meski dicetak puluhan tahun lalu. Ia percaya, isi buku tetap relevan sebagai bahan komparasi, refleksi, bahkan nostalgia intelektual.

Di Pasar Buku Cikapundung, buku lama bagai mosaik pengetahuan menunggu tangan-tangan penasaran membuka lembar demi lembar sejarah dan cerita masa lalu. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Di Pasar Buku Cikapundung, buku lama bagai mosaik pengetahuan menunggu tangan-tangan penasaran membuka lembar demi lembar sejarah dan cerita masa lalu. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Para pembeli datang dari berbagai latar. Ada mahasiswa yang berburu referensi langka, pensiunan dosen yang ingin mengenang bacaan lamanya, hingga kolektor yang rela menyusuri lorong trotoar demi menemukan edisi tertentu. Semua menyatu dalam semangat yang sama, yakni literasi tak lekang oleh waktu.

Ma’mur tak hanya menjual buku, ia juga menjual kenangan. Banyak dari pelanggannya yang pulang membawa lebih dari sekadar isi bacaan, tetapi juga cerita bagaimana buku itu dulu dicetak, dibaca, dan berpindah tangan. Kadang, kisah itu lebih penting dari harga buku itu sendiri.

Ia pun tak menampik bahwa bisnis buku bekas ini naik-turun. Kadang sepi, kadang ramai. Tapi baginya, nilai keberlanjutan lebih tinggi dari sekadar laba. “Berburu buku bekas itu ibarat cari harta karun. Gampang, gampang, susah,” celotehnya.

Di sela-sela obrolan, Ma’mur menunjukkan buku sejarah yang sampulnya masih mengilap. “Yang ini, tahun 1982. Masih bagus, kan?” katanya kepada pewarta.

Kejelian dan kehati-hatian Ma’mur membuat banyak pembeli percaya, mereka tak hanya mendapatkan barang bekas, tapi juga kualitas. Dengan harga miring dan semangat berbagi ilmu, lapak buku Ma’mur tak pernah sepi dari diskusi.

Di sinilah trotoar Cikapundung Barat berubah menjadi ruang belajar terbuka. Orang-orang kadang duduk bersila, membaca, bertukar pikiran, seolah waktu berjalan lebih pelan.

Tak heran jika banyak yang menyebut Ma’mur bukan sekadar pedagang, tapi kurator budaya literasi jalanan. Ia menjual bukan dengan promosi, tapi dengan hasrat. Dengan tiap lembar buku, ia menyampaikan pesan bahwa ilmu itu harus dicari, dirawat, dan dibagi.

Ma’mur membuktikan bahwa cinta terhadap literasi bisa menjadi sumber hidup sekaligus warisan. Jalan Cikapundung Barat boleh berubah, tapi semangat Ma’mur tak pernah luntur.

“Bagi saya tidak punya harta banyak tidak jadi masalah, yang penting kita kaya ilmu. Dan ilmu bisa didapat di mana saja termasuk buku-buku jadul,” pungkasnya.

Informasi Pasar Buku Cikapundung

Beralamat di Jalan Cikapundung Barat No. 8-68, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.

Alternatif link pembelian buku:

  1. https://s.shopee.co.id/qZ636s8VQ
  2. https://s.shopee.co.id/6Ku2bEFCAZ
  3. https://s.shopee.co.id/9Ur4N3pXLx
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 24 Sep 2025, 20:49 WIB

Catatan Reuni Angkatan 95 Pendidikan Ekonomi IKIP Bandung

Tidak semua alumnus Jurusan Pekon 95 yang sejatinya dididik untuk menjadi calon-calon tenaga pendidik di tanah air itu menjadi guru.
Villa Isola di Universitas Pendidikan Indonesia, Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 20:02 WIB

Perlu Terobosan Kebijakan, Bagaimana Mengukuhkan Bandung sebagai Kota Talenta?

Dengan terobosan kebijakan yang adaptif dan partisipatif, Bandung bisa bangkit memperkuat kualitas kebijakan.
Bandung juga menjadi tuan rumah bagi talenta-talenta kreatif. (Sumber: Pexels/Heru Dharma)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 19:16 WIB

Musik yang Menembus Batas: Grunge, Bandung, dan Regenerasi Subkultur

Grunge meledak di Purnawarman 90-an: kaset, flanel, gigs gang sempit, dan semangat liar anak muda Bandung yang tak bisa dibobodo.
Ilustrasi. Bandung Lautan Grunge, festival atau konser yang menunjukkan tren positif dalam skena musik Bandung. (Sumber: instagram.com/lautan_grunge)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 18:27 WIB

Meretas Makna 'Islam téh Sunda, Sunda téh Islam'

Membuka lapis sejarah, politik, dan budaya tentang wajah Islam Sunda yang terbuka dan beragam.
Masjid Raya Al Jabbar di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 17:22 WIB

Menyulam Masa Lalu Pasir Kaliki Menjadi Taman Bermain Masa Depan ala Skyward Project

Jejak kearifan lokal nyaris terlupakan dalam nama dan wilayah “Pasir Kaliki”, namun Skyward Project menghidupkan kembali narasi lokal lewat pendekatan edutainment.
Jejak kearifan lokal nyaris terlupakan dalam nama dan wilayah “Pasir Kaliki”, namun Skyward Project menghidupkan kembali narasi lokal lewat pendekatan edutainment. (Sumber: dok. Skyward Project)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 15:28 WIB

Menembus Pasar Global Lewat Cita Rasa Lokal, Kisah Niko Saputra dan Bechips Indonesia

Langkah pertama Bechips dimulai dari sebuah keputusan sederhana tapi berani, di mana bisnis harus memiliki identitas kuat dan nilai tambah yang membedakan.
Owner CV Bechips Indonesia, Niko Saputra dan sang istri saat menunjukkan produk andalannya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 15:23 WIB

Masjid Al-Lathiif Bandung: Ruang Spiritual sekaligus Rumah Kreatif bagi Anak Muda di Kota Bandung

Al-Lathiif merupakan masjid yang termasyur berkat gerakan pemuda hijrah yang digagas oleh Ustaz Hanan Attaki.
Masjid Al-Lathiif , Jl.Saninten No.2 Cihapit Kota Bandung (Sumber: Masjid Al-Lathiif)
Ayo Jelajah 24 Sep 2025, 13:47 WIB

Hikayat Hantu Dua Duo yang Gentayangan di Konflik Lahan Kota Bandung

Konflik lahan Bandung jadi drama panjang. Warga Sukahaji dan Dago Elos hadapi intimidasi, gugatan kolonial, hingga kriminalisasi.
Puluhan warga Dago Elos yang tergabung dalam Forum Dago Melawan melakukan aksi memperingati hari buruh internasional atau MayDay di Taman Cikapayang, Kota Bandung, Rabu 1 Mei 2024. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 12:29 WIB

Kerupuk Kulit Mak Yuyu dari Cimahi, Dorokdok dengan Sentuhan Kekinian

Siapa sangka camilan tradisional khas Garut bisa tampil dengan wajah baru dan rasa yang lebih beragam. Itulah yang dilakukan Liliyan Yulianti lewat produk Kerupuk Kulit Mak Yuyu, usaha rumahan yang
Dorokdok Mak Yuyu (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 10:21 WIB

Si Mungil yang Wajib Dimiliki Para Penikmat Musik

Mini speaker menjadi salah satu benda yang wajib dimiliki oleh para penikmat musik. Benda ini merupakan perangkat pengeras suara berukuran kecil yang praktis digunakan untuk memutar musik, podcast
Ilustrasi foto penikmat musik. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 09:46 WIB

Mengunjungi Saung Kasep, Padepokan yang Juga Jadi Galeri Kerajinan Sunda

Semangat melestarikan budaya Sunda mengantarkan Edi Dago menekuni bisnis aksesoris dan cinderamata khas Jawa Barat. Usaha yang dirintis sejak 2015 ini tak sekadar menjadi sumber penghasilan, tetapi ju
Workshop di Saung Kasep. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 09:12 WIB

Bandung Barometer Peradaban Budaya Sunda

Bandung menyimpan jejak peradaban lewat museum, cagar budaya, kesenian, dan kaulinan.
Ada tantangan nyata di ruang publik Bandung dimana rasa kasundaan yang kian bergeser. (Sumber: Pexels/Muhammad Endry)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 21:10 WIB

Bandung Harus Ramah bagi Pejalan Kaki

Bandung belum ramah terhadap pejalan kaki karena sarana dan prasaranya belum sepenuhnya memenuhi syarat.
Kondisi Trotoar bagi Pejalan Kaki di Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 20:01 WIB

Rampak Gitar, Mukti-Mukti, dan Luka Agraria di Tanah Pasundan

Puluhan gitar akustik dimainkan serentak dalam sebuah rampak bertajuk The Revolution Is.
Mukti-Mukti, musisi asal Bandung. (Sumber: Facebook/Mukti-Mukti)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 19:22 WIB

Sisi Tiara dan Kopi Cantel: Meracik Kehangatan di Tengah Estetika Kafe Bandung

Sejak 2019, Kopi Cantel tumbuh sebagai simbol kehangatan dan keterhubungan, menjawab kebutuhan masyarakat urban Bandung akan tempat nyaman, inklusif, dan estetik.
Sejak berdiri pada 2019, Kopi Cantel tumbuh sebagai simbol kehangatan dan keterhubungan, menjawab kebutuhan masyarakat urban Bandung akan tempat yang nyaman, inklusif, dan estetik. (Sumber: dok. Kopi Cantel)
Ayo Jelajah 23 Sep 2025, 19:19 WIB

Sejarah Gelap KAA Bandung, Konspirasi CIA Bunuh Zhou Enlai via Bom Kashmir Princess

Di balik megahnya KAA 1955 di Bandung, ada drama intelijen. CIA dituding pasang bom. Pemimpin Tiongkok Zhou Enlai nyaris jadi korban. Apakah benar konspirasi itu nyata?
Pemimpin Tiongkok Zhou Enlai bersama Presiden Soekarno berkeliling di Bandung saat KAA 1955. (Sumber: Museum Konferensi Asia Afrika)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 18:00 WIB

Sunda, Kematian, dan Alam Baka: 'Bapa Keur Bujang, Ema Keur Lanjang, Kuring Keur di Mana?'

Kematian bagi Sunda bukan sekadar akhir, teka-teki yang abadi. Ia dipahami sebagai kesatuan awal-akhir.
Di antara narasi-narasi besar, Sunda tampil bicara kematian dengan artikulasinya yang sangat rendah hati. (Sumber: Pexels/Jusup Budiono)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 17:11 WIB

Musik Tanpa Instrumen: Ensemble Tikoro dan Revolusi Vokal Metal

Di balik absurditas yang tampak dari Ensemble Tikoro, tersimpan filosofi musikal yang mendalam. Grup vokal eksperimental ini hadir dan menantang batas konvensional.
Di balik absurditas yang tampak dari Ensemble Tikoro, tersimpan filosofi musikal yang mendalam. Grup vokal eksperimental ini hadir dan menantang batas konvensional. (Sumber: dok. Ensemble Tikoro)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 15:36 WIB

Langkah Berani Azalia Yasyfa Menyajikan Cita Rasa Negeri Seberang di Rasa Melayu Bandung

Memperkenalkan kuliner Melayu di Bandung bukan perkara mudah, Azalia harus menjembatani selera lokal dengan rasa yang belum familiar.
Rasa Melayu Bandung, sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Melayu, sesuatu yang belum banyak disentuh di kota ini. (Sumber: instagram.com/rasa_melayubdg)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 15:13 WIB

Angkot, Suara Rakyat dan Pergumulan Batin yang Tersirat

Angkot bukan hanya sekedar transportasi umum, ia tempat yang selalu mengingatkan suara-suara kecil yang tak pernah terdengar.
Angkot dan Suara Rakyat Kecil (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)