Bandung Kota Oleh-oleh yang Menjanjikan Potensi Bisnis dan Cerita Budaya

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 03 Des 2025, 18:45 WIB
Dengan tren wisatawan yang terus meningkat, sektor oleh-oleh Bandung akan semakin menjanjikan bagi pelaku usaha yang berani berinovasi tanpa meninggalkan akar tradisi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Dengan tren wisatawan yang terus meningkat, sektor oleh-oleh Bandung akan semakin menjanjikan bagi pelaku usaha yang berani berinovasi tanpa meninggalkan akar tradisi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung sejak lama dikenal sebagai kota kreatif dengan pesona kuliner yang tak pernah habis digali. Bagi wisatawan, perjalanan ke Bandung hampir selalu diakhiri dengan ritual berbelanja oleh-oleh khas Bandung.

Dari keripik tempe, peuyeum, hingga bolu pisang, setiap produk membawa cerita tentang kota yang penuh inovasi sekaligus nostalgia. Fenomena ini menjadikan bisnis oleh-oleh bukan sekadar pelengkap wisata, melainkan sektor yang menopang ekonomi kreatif daerah.

Data resmi dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2025 tercatat lebih dari 16 juta perjalanan wisatawan nusantara ke Jawa Barat dengan Bandung sebagai salah satu destinasi utama.

Angka ini menegaskan bahwa pasar oleh-oleh memiliki potensi yang sangat besar. Hampir setiap wisatawan menyisihkan waktu untuk membeli buah tangan, menjadikan toko oleh-oleh sebagai bagian integral dari pengalaman berkunjung.

Kebiasaan wisatawan dalam berbelanja oleh-oleh di Bandung memperlihatkan pola yang menarik. Mereka tidak hanya mencari produk yang lezat, tetapi juga yang otentik, mudah dibawa, dan memiliki cerita budaya. Tren ini mendorong pelaku usaha untuk menghadirkan inovasi yang tetap berakar pada tradisi.

Tjitarum hadir sebagai contoh kecil bagaimana bisnis oleh-oleh bisa berkembang dengan pendekatan yang lebih tajam. Berlokasi di Jl Van Deventer, toko ini menawarkan bolu dan kue yang terinspirasi dari warisan kuliner Jawa Barat.

Produk seperti Bolu Labu Lapis dan Bolu Gulung Peyeum Kalapa menjadi representasi eksplorasi rasa yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menghidupkan kembali cerita budaya.

Nama Tjitarum sendiri diambil dari sungai ikonik Jawa Barat, memperkuat identitas lokal yang melekat. Packaging yang menampilkan keanekaragaman budaya menjadi strategi branding yang tidak hanya menjual rasa, tetapi juga menghadirkan pengalaman visual yang kaya.

“Lewat Tjitarum, kami berusaha mengembalikan makna bahwa oleh-oleh Bandung seharusnya mencerminkan Bandung itu sendiri kota dengan sejarah panjang, cita rasa khas, dan karakter desain yang otentik,” ujar Hedi Rusdian selaku Brand Owner Tjitarum kepada Ayobandung.

Wisatawan kini tidak hanya mencari nostalgia, tetapi juga pengalaman baru. Produk oleh-oleh yang menawarkan inovasi rasa seperti brownies atau pie susu dengan sentuhan lokal semakin diminati. Hal ini menunjukkan pergeseran tren dari sekadar buah tangan menjadi simbol eksplorasi budaya yang lebih luas.

“Bagi kami, ketika seseorang mengklaim sebuah makanan sebagai oleh-oleh khas daerah, maka makanan itu harus bisa merepresentasikan jiwanya dari rasa, sejarah, hingga desainnya,” ungkap Hedi.

BPS Kota Bandung mencatat peningkatan signifikan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara hingga 2024 dengan tren positif berlanjut ke 2025. Fakta ini memperkuat argumen bahwa bisnis oleh-oleh akan terus tumbuh seiring meningkatnya kunjungan wisata.

Momentum musiman seperti liburan akhir tahun, Natal, Tahun Baru, hingga Lebaran menjadi periode emas bagi penjualan oleh-oleh. Tjitarum memanfaatkan momentum ini dengan menghadirkan produk yang relevan untuk berbagai perayaan, memastikan bahwa setiap kunjungan wisatawan berakhir dengan buah tangan yang bermakna.

Dengan tren wisatawan yang terus meningkat, sektor oleh-oleh Bandung akan semakin menjanjikan bagi pelaku usaha yang berani berinovasi tanpa meninggalkan akar tradisi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Dengan tren wisatawan yang terus meningkat, sektor oleh-oleh Bandung akan semakin menjanjikan bagi pelaku usaha yang berani berinovasi tanpa meninggalkan akar tradisi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

“Potensi oleh-oleh Bandung kalau menurut saya sih karena oleh-oleh itu udah banyak banget, terus juga beragam, makanya kenapa kita hadir sebagai pembedanya itu. Karena memang gak semua brand memperhatikan. Kalau ini memang oleh-oleh dari Bandung, Jawa Barat, ya udah komitmennya sampai mana gitu,” jelas Hedi.

Menurutnya, bisnis oleh-oleh Bandung masih sangat sehat karena beragamnya produk dan eksplorasi yang terus dilakukan. “Jadi di bisnis oleh-oleh ini memang masih sangat sehat ngelihatnya. Karena beragam dan juga macam-macam, terus udah gitu eksplornya juga banyak,” tambahnya.

Hedi mengakui, eksplorasi rasa yang familiar menjadi strategi penting dalam branding. “Kalau kita malah pengennya justru eksplorasi kita tuh bukan hanya eksplorasi budaya tapi juga dalam rasa yang familiar. Mengutamakan value juga karena kita juga sebetulnya membuat sebuah branding,” kata Hedi.

Hedi menegaskan dengan mengutamakan value, Tjitarum tidak hanya menjual produk, tetapi juga menghadirkan pengalaman yang mewakili Bandung. “Ketika kita mendalami sebuah branding, kita biasanya menguliti dulu nih dari alasan kenapa brand ini harus ada. Terus udah gitu kalau ngomongin oleh-oleh artinya kan dia dibawa gitu kan, jadi harus merepresentatifkan kota asalnya,” ujarnya.

Di sisi lain, sebagai toko oleh-oleh terbaru di Bandung, Tjitarum menargetkan periode akhir tahun hingga Lebaran sebagai momen strategis. “Kejutan tahun baru juga kayaknya kita pengen ngejar. Apalagi ini selain jelang Natal Tahun Baru juga udah menjelang ke momen momen puasa dan Lebaran juga,” kata Hedi.

Dengan strategi ini, Heni mengatakan, wisatawan yang datang ke Bandung diharapkan menjadikan toko ini sebagai destinasi belanja oleh-oleh. Terlebih, makna oleh-oleh bagi Tjitarum bukan sekadar makanan, tetapi representasi Bandung.

“Di tahun baru ini kita pengennya juga orang orang yang mau mengunjungi Bandung ini menjadi toko kami sebagai salah satu tujuan dari wisata mereka gitu,” jelasnya.

Heni menilai, dengan tren wisatawan yang terus meningkat, sektor oleh-oleh Bandung akan semakin menjanjikan bagi pelaku usaha yang berani berinovasi tanpa meninggalkan akar tradisi. Produk yang menggabungkan tradisi dan inovasi memiliki peluang besar untuk menembus pasar nasional bahkan internasional.

“Makanya kita merasa bahwa ketika ini harus dibawa keluar Bandung sebagai buah tangan atau oleh-oleh ini harus bisa mewakili Bandung gitu. Jadi kita rasa sih ya ini menjadi satu dasar gitu dari brand ini ada,” pungkas Hedi.

Alternatif oleh-oleh khas Bandung atau Jawa barat dan produk serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/8fKyHuvPoz
  2. https://s.shopee.co.id/1qUe9POTnw
  3. https://s.shopee.co.id/9zqLsU5JhW
  4. https://s.shopee.co.id/30gbXTVXph
  5. https://s.shopee.co.id/9pWvg0nzZe
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 13 Des 2025, 14:22 WIB

Di Balik Gemerlap Belanja Akhir Tahun, Seberapa Siap Mall Bandung Hadapi Bencana?

Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya.
Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 21:18 WIB

Menjaga Martabat Kebudayaan di Tengah Krisis Moral

Kebudayaan Bandung harus kembali menjadi ruang etika publik--bukan pelengkap seremonial kekuasaan.
Kegiatan rampak gitar akustik Revolution Is..di Taman Cikapayang
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:31 WIB

Krisis Tempat Parkir di Kota Bandung Memicu Maraknya Parkir Liar

Krisis parkir Kota Bandung makin parah, banyak kendaraan parkir liar hingga sebabkan macet.
Rambu dilarang parkir jelas terpampang, tapi kendaraan masih berhenti seenaknya. Parkir liar bukan hanya melanggar aturan, tapi merampas hak pengguna jalan, Rabu (3/12/25) Alun-Alun Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ishanna Nagi)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:20 WIB

Gelaran Pasar Kreatif Jawa Barat dan Tantangan Layanan Publik Kota Bandung

Pasar Kreatif Jawa Barat menjadi pengingat bahwa Bandung memiliki potensi luar biasa, namun masih membutuhkan peningkatan kualitas layanan publik.
Sejumlah pengunjung memadati area Pasar Kreatif Jawa Barat di Jalan Pahlawan No.70 Kota Bandung, Rabu (03/12/2025). (Foto: Rangga Dwi Rizky)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 19:08 WIB

Hikayat Paseh Bandung, Jejak Priangan Lama yang Diam-diam Punya Sejarah Panjang

Sejarah Paseh sejak masa kolonial, desa-desa tua, catatan wisata kolonial, hingga transformasinya menjadi kawasan industri tekstil.
Desa Drawati di Kecamatan Paseh. (Sumber: YouTube Desa Drawati)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 18:57 WIB

Kota untuk Siapa: Gemerlap Bandung dan Sunyi Warga Tanpa Rumah

Bandung sibuk mempercantik wajah kota, tapi lupa menata nasib warganya yang tidur di trotoar.
Seorang tunawisma menyusuri lorong Pasar pada malam hari (29/10/25) dengan memanggul karung besar di Jln. ABC, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung. (Foto: Rajwaa Munggarana)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 17:53 WIB

Hubungan Diam-Diam antara Matematika dan Menulis

Penjelasan akan matematika dan penulisan memiliki hubungan yang menarik.
Matematika pun memerlukan penulisan sebagai jawaban formal di perkuliahan. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Caroline Jessie Winata)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:44 WIB

Banjir Orderan Cucian Tarif Murah, Omzet Tembus Jutaan Sehari

Laundrypedia di Kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, tumbuh cepat dengan layanan antar-jemput tepat waktu dan omzet harian lebih dari Rp3 juta.
Laundrypedia hadir diperumahan padat menjadi andalan mahasiswa, di kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, Kamis 06 November 2025. (Sumber: Fadya Rahma Syifa | Foto: Fadya Rahma Syifa)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:29 WIB

Kedai Kekinian yang Menjadi Tempat Favorit Anak Sekolah dan Mahasiswa Telkom University

MirukiWay, UMKM kuliner Bandung sejak 2019, tumbuh lewat inovasi dan kedekatan dengan konsumen muda.
Suasana depan toko MirukiWay di Jl. Sukapura No.14 Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa, (28/10/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nasywa Hanifah Alya' Al-Muchlisin)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:53 WIB

Bandung Kehilangan Arah Kepemimpinan yang Progresif

Bandung kehilangan kepemimpinan yang progresif yang dapat mengarahkan dan secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang. (Sumber: Humas Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:31 WIB

Tren Olahraga Padel Memicu Pembangunan Cepat Tanpa Menperhitungkan Aspek Keselamatan Jangka Panjang?

Fenomena maraknya pembangunan lapangan padel yang tumbuh dengan cepat di berbagai kota khususnya Bandung.
Olahraga padel muncul sebagai magnet baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi penggiat olahraga, tapi juga bagi pelaku bisnis dan investor. (Sumber: The Grand Central Court)
Beranda 12 Des 2025, 13:56 WIB

Tekanan Biological Clock dan Ancaman Sosial bagi Generasi Mendatang

Istilah biological clock ini digunakan untuk menggambarkan tekanan waktu yang dialami individu, berkaitan dengan usia dan kemampuan biologis tubuh.
Perempuan seringkali dituntut untuk mengambil keputusan berdasarkan pada tekanan sosial yang ada di masyarakat. (Sumber: Unsplash | Foto: Alex Jones)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 13:39 WIB

Jalan Kota yang Redup, Area Gelap Bandung Dibiarkan sampai Kapan?

Gelapnya beberapa jalan di Kota Bandung kembali menjadi perhatian pengendara yang berkendara di malam hari.
Kurangnya Pencahayaan di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, pada Senin, 1 Desember 2025 (Sumber: Dok. Penulis| Foto: Zaki)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 12:56 WIB

Kegiatan Literasi Kok Bisa Jadi Petualangan, Apa yang Terjadi?

Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum.
Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 10:28 WIB

Bandung Punya Banyak Panti Asuhan, Mulailah Berbagi dari yang Terdekat

Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga.
Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:20 WIB

Menikmati Bandung Malam Bersama Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse

Seporsi Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse Bandung menghadirkan kehangatan, aroma, dan rasa yang merayakan Bandung.
Ribeye Meltique, salah satu menu favorit di Justus Steakhouse. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:12 WIB

Seboeah Tjinta: Surga Coquette di Bandung

Jelajahi Seboeah Tjinta, kafe hidden gem di Cihapit yang viral karena estetika coquette yang manis, spot instagramable hingga dessert yang comforting.
Suasana Seboeah Tjinta Cafe yang identik dengan gaya coquette yang manis. (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 07:14 WIB

Hikayat Situ Cileunca, Danau Buatan yang Bikin Wisatawan Eropa Terpesona

Kisah Situ Cileunca, danau buatan yang dibangun Belanda pada 1920-an, berperan penting bagi PLTA, dan kini menjadi ikon wisata Pangalengan.
Potret zaman baheula Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)