AYOBANDUNG.ID -- Industri perhotelan di Bandung tengah menghadapi dinamika besar menjelang akhir tahun 2025. Data terbaru dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat menunjukkan bahwa tingkat okupansi hotel sempat menurun akibat kebijakan efisiensi belanja pemerintah, terutama pada sektor MICE. Namun, momentum libur Natal dan Tahun Baru tetap menjadi peluang emas bagi hotel-hotel untuk meningkatkan hunian kamar sekaligus memperkuat citra mereka sebagai destinasi liburan.
PHRI mencatat bahwa pada periode Februari 2025, kerugian hotel di Jawa Barat mencapai Rp 12,8 miliar akibat pembatalan kegiatan pemerintah. Meski demikian, menjelang akhir tahun, optimisme kembali tumbuh. Natal dan Tahun Baru selalu menjadi periode dengan lonjakan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang mencari pengalaman liburan singkat di Bandung.
Bandung sendiri memiliki keunggulan sebagai kota kreatif dengan kekayaan kuliner, budaya, dan suasana sejuk yang selalu menarik wisatawan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung melaporkan bahwa tingkat okupansi hotel pada libur akhir tahun biasanya bisa mencapai lebih dari 80 persen, bahkan mendekati 90 persen jika hotel mampu menghadirkan program tematik yang relevan.
Hotel-hotel di Bandung kini semakin kreatif dalam memanfaatkan momentum ini. Mereka tidak hanya menjual kamar, tetapi juga menghadirkan paket bundling yang menggabungkan akomodasi dengan acara hiburan, kuliner, dan pengalaman unik. Strategi ini terbukti efektif dalam menarik keluarga, pasangan muda, maupun komunitas yang ingin merayakan akhir tahun dengan cara berbeda.
Contoh nyata dapat dilihat dari Four Points by Sheraton Bandung yang menghadirkan Forest & Fir X’mas Dinner pada 24 Desember 2025. Acara ini menawarkan buffet dinner khas Natal dengan dekorasi tematik hutan musim dingin, lengkap dengan hiburan musik live. Harga paket yang ramah keluarga membuat acara ini dapat diakses oleh berbagai kalangan.
Baca Juga: Wisata Akhir Tahun di Bandung Membuka Peluang Besar bagi Industri Resort
“Kami ingin menciptakan suasana malam Natal yang hangat, penuh keindahan, dan dapat dinikmati seluruh keluarga. Forest & Fir X’mas Dinner kami hadirkan sebagai momen untuk berkumpul, berbagi cerita, dan menciptakan kenangan berharga bersama orang-orang tercinta,” ujar General Manager Four Points by Sheraton Bandung, Emi Rusmiati.
Selain itu, hotel ini juga mempersembahkan Dago Food Festival pada malam pergantian tahun 31 Desember 2025. Acara ini menghadirkan kuliner ala street-food Bandung yang dikurasi secara khusus, hiburan musik, DJ performance, serta games interaktif. Harga tiket Rp 350.000 net per orang menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yang ingin merayakan pergantian tahun dengan meriah.
“Dago Food Festival dirancang sebagai momen kebersamaan yang hangat, menghadirkan pengalaman penuh kegembiraan bagi keluarga, teman, maupun para wisatawan yang ingin menyambut tahun baru dengan cara yang istimewa," kata Emi Rusmiati.
Program-program seperti ini hanyalah contoh kecil dari bagaimana hotel di Bandung beradaptasi dengan kondisi pasar. Ketika pendapatan dari sektor MICE menurun, hotel beralih ke strategi yang lebih berorientasi pada leisure dan hiburan. Acara tematik, festival kuliner, hingga paket menginap spesial menjadi cara untuk menarik wisatawan domestik yang masih memiliki minat tinggi terhadap pengalaman unik.
Baca Juga: Ledakan Industri Estetika di Bandung, Klinik Kecantikan Jadi Simbol Gaya Hidup Baru
PHRI menekankan bahwa keberlangsungan industri hotel di Bandung sangat bergantung pada kemampuan pelaku usaha untuk berinovasi. Dengan kondisi ekonomi yang menantang, hotel tidak bisa hanya mengandalkan tamu dari instansi pemerintah. Sebaliknya, mereka harus lebih agresif dalam memasarkan paket liburan, acara tematik, dan promosi kreatif yang sesuai dengan tren wisatawan.
Hotel-hotel juga semakin kreatif dengan menghadirkan event kolaboratif bersama komunitas lokal, seperti bazar UMKM, pertunjukan seni, atau festival musik. Hal ini tidak hanya meningkatkan okupansi, tetapi juga memperkuat posisi Bandung sebagai kota kreatif yang selalu menawarkan sesuatu yang baru.
Momentum akhir tahun juga menjadi ajang bagi hotel untuk memperkuat branding. Dengan menghadirkan acara yang unik dan berkesan, hotel dapat membangun loyalitas tamu sekaligus memperluas jangkauan pasar melalui promosi digital. Media sosial menjadi kanal utama untuk menonjolkan suasana hangat, kebersamaan, dan kuliner khas Bandung.
Strategi digital marketing terbukti efektif dalam menarik wisatawan domestik yang kini lebih banyak mengandalkan platform online untuk memilih destinasi liburan. Hotel yang mampu menampilkan visual menarik, testimoni tamu, serta penawaran khusus akan lebih mudah mendapatkan perhatian.
Baca Juga: Gercep, FOMO, dan Instagramable: Milenial dan Gen Z Membentuk Arah Baru Industri Kuliner Kekinian
Natal dan Tahun Baru juga menjadi momentum bagi hotel untuk memperkenalkan inovasi kuliner. Bandung sebagai kota dengan reputasi kuliner yang kuat memberikan peluang besar bagi hotel untuk menghadirkan menu khas yang dikombinasikan dengan sentuhan modern. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya tarik acara, tetapi juga memperkuat citra hotel sebagai destinasi gastronomi.
Dengan strategi tersebut, optimisme pelaku bisnis hotel bukan tanpa alasan. Libur akhir tahun diyakini mampu mendongkrak okupansi hingga lebih dari 90 persen, terutama jika hotel mampu mengemas acara dengan konsep yang relevan dan menarik bagi pasar.
Pada akhirnya, Natal dan Tahun Baru bukan hanya momen perayaan, tetapi juga peluang bisnis yang krusial bagi industri perhotelan. Hotel yang mampu menghadirkan pengalaman unik, memanfaatkan tren kuliner, serta mengemas paket menginap dengan nilai tambah akan lebih mudah menarik tamu dan menjaga tingkat hunian tetap tinggi.
“Kami sangat antusias menghadirkan perayaan Tahun Baru yang mengangkat kekayaan kuliner dan kreativitas Bandung,” ujar Emi.
Alternatif kebutuhan wisata akhir tahun atau produk serupa:
