Gerakan Muhammadiyah dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Sukron Abdilah
Ditulis oleh Sukron Abdilah diterbitkan Kamis 06 Nov 2025, 18:24 WIB
Krisis iklim global menerpa kampung/kota di Indonesia (Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2023/08/atasi-krisis-iklim-muhammadiyah-digandeng-klhk-bangun-20-ribu-kampung-iklim-di-seluruh-indonesia/)

Krisis iklim global menerpa kampung/kota di Indonesia (Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2023/08/atasi-krisis-iklim-muhammadiyah-digandeng-klhk-bangun-20-ribu-kampung-iklim-di-seluruh-indonesia/)

Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, telah merespons krisis iklim global dengan pendekatan yang sistematis, holistik, dan terinstitusionalisasi. Gerakan ini tidak hanya berakar pada inisiatif sosial, melainkan dimandatkan secara teologis dan jurisprudensial, yang kemudian diimplementasikan melalui jaringan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang masif serta didukung oleh diplomasi global.

Analisis ini memaparkan kerangka kerja Muhammadiyah, mulai dari landasan fikih hingga strategi implementasi program transisi energi dan aksi akar rumput. Respons Muhammadiyah terhadap perubahan iklim berakar kuat pada interpretasi Islam yang progresif, di mana perlindungan lingkungan diangkat sebagai kewajiban keagamaan mendasar.

Teologi Lingkungan Muhammadiyah

Dalam pandangan Muhammadiyah, hubungan antara manusia dan lingkungan hidup didefinisikan melalui konsep teologi lingkungan yang menempatkan manusia sebagai bagian tak terpisahkan dari alam semesta. Tafsir ekologis ini didasarkan pada prinsip Tauhid, yang menegaskan bahwa Allah SWT adalah pemilik mutlak bumi dan segala isinya.

Manusia, dalam kapasitasnya sebagai Khalifah fil Ardh, memiliki peran utama sebagai pengelola (manager) di bumi. Meskipun diberikan hak untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, manusia juga dibebani kewajiban mutlak untuk menjaga, melestarikan, dan menjamin keberlangsungan lingkungan.

Ilustrasi kritik akan kepedulian lingkungan. (Sumber: Pexels/Markus Spiske)
Ilustrasi kritik akan kepedulian lingkungan. (Sumber: Pexels/Markus Spiske)

Konsep tanggung jawab ini sejalan sepenuhnya dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, yang menekankan pemanfaatan sumber daya alam tanpa mengorbankan masa depan ekologis. Organisasi Muhammadiyah menyadari bahwa untuk menghadapi krisis global yang terus berkembang, pandangan keagamaan tidak boleh konservatif atau statis.

Oleh karena itu, Muhammadiyah menekankan pentingnya Tajdid (pembaharuan), di mana para ulama dan cendekiawan harus mengikuti perkembangan zaman dan informasi ilmu pengetahuan. Integrasi ilmu pengetahuan dan dogma agama ini memastikan bahwa gerakan lingkungan hidup Muhammadiyah didasarkan pada pengetahuan yang kuat (sound knowledge) tentang perubahan lingkungan, mengatasi potensi kelemahan yang mungkin timbul dari respons eko-religius yang hanya berlandaskan teologi semata.

Literasi Iklim

Generasi muda Muhammadiyah melalui Nasyiatul Aisyiyah (NA) beraksi sebagai agen perubahan (agents of change). Program Eco Bhinneka Muhammadiyah adalah inisiatif strategis yang memanfaatkan lingkungan sebagai platform netral untuk mendorong kerukunan antarumat beragama di Indonesia. NA telah menyusun Modul Training of Trainer (TOT) Eco Bhinneka yang mengangkat tiga isu utama secara interkoneksi: Toleransi, Lingkungan, dan Stunting. Tujuan modul ini adalah menciptakan pedoman bagi fasilitator (pendamping) untuk membentuk masyarakat, khususnya pemuda, perempuan, dan tokoh agama.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa Eco Bhinneka secara strategis memanfaatkan krisis iklim sebagai tantangan universal, yang berfungsi sebagai jembatan untuk membangun kohesi sosial. Program ini telah melibatkan pelajar lintas iman dan aktivis, bekerja sama dengan entitas internasional seperti Green Faith Indonesia dan Ashoka, untuk memperkuat peran agama dalam mengelola risiko lingkungan di berbagai wilayah.

Kemudian, hadirnya Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) memainkan peran operasional dalam tanggap darurat yang kian dipicu oleh perubahan iklim. MDMC mengimplementasikan kerangka Fikih Kebencanaan, memastikan respons terhadap bencana (misalnya, banjir bandang Sukabumi 2024) bersifat sistematis. Dalam masa tanggap darurat, relawan MDMC yang didukung Lazismu mendirikan Pos Koordinasi (Poskor) dan Pos Pelayanan (Posyan) di lokasi terdampak. Pos-pos ini berfungsi sebagai pusat informasi, koordinasi penanganan bencana, asesmen kesehatan, dan upaya pemulihan pasca-bencana. Aksi MDMC ini mencakup mitigasi, tanggap darurat, dan recovery, sesuai dengan trilogi penanggulangan bencana yang ditetapkan dalam Fikih Kebencanaan.

Di tingkat struktural, Muhammadiyah telah membangun arsitektur kelembagaan khusus untuk memimpin gerakan iklim, sekaligus memosisikan diri sebagai aktor kunci dalam diplomasi iklim global. Isu lingkungan telah diangkat ke tingkat doktrin tertinggi dalam organisasi. Dalam Risalah Islam Berkemajuan, isu lingkungan ditetapkan sebagai salah satu prioritas wajib yang harus dikelola oleh seluruh Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) Persyarikatan. Wallahua’lam. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Sukron Abdilah
Peneliti Pusat Studi Media Digital dan Kebijakan Publik Universitas Muhammadiyah Bandung
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 06 Nov 2025, 19:24 WIB

Bopet Bagindo: Sarapan Khas Minang di Bandung dengan Cita Rasa Otentik

Bopet Bagindo dikenal sebagai tempat sarapan murah tapi tetap mengenyangkan.
 (Sumber: Akun Tiktok @lidyahw)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:50 WIB

Pengasuhan Anak di Era Digital

Menuntun generasi, bukan sekadar mengawasi.
Ilustrasi anak-anak Indonesia. (Sumber: Pexels/Teguh Dewanto)
Ayo Biz 06 Nov 2025, 18:41 WIB

Bandung dan Tumbler, Ketika Gaya Hidup Sehat Menjadi Identitas Sosial

Di taman kota, ruang kerja, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum, tapi jadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis.
Di taman kota, ruang kerja, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum, tapi jadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:24 WIB

Gerakan Muhammadiyah dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muhammadiyah telah merespons krisis iklim global dengan pendekatan yang sistematis, holistik, dan terinstitusionalisasi.
Krisis iklim global menerpa kampung/kota di Indonesia (Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2023/08/atasi-krisis-iklim-muhammadiyah-digandeng-klhk-bangun-20-ribu-kampung-iklim-di-seluruh-indonesia/)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:12 WIB

Icip Bakso Solo Samrat yang Sedang Happening

Bakso Solo Samrat merupakan salah satu Bakso yang sedang happening di kalangan konten kreator atau masyarakat umum.
Bakso Keju Lumer dan Es Kacang Brenebon (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Nov 2025, 17:41 WIB

Eksistensi HvB di Bandung, Komunitas yang Menghidupkan Sejarah Lewat Tubuh dan Teater

Historia van Bandung (HvB), komunitas ini menjadikan tubuh, kostum, dan aksi teatrikal sebagai medium untuk menghidupkan kembali masa perjuangan Indonesia.
Historia van Bandung (HvB), komunitas ini menjadikan tubuh, kostum, dan aksi teatrikal sebagai medium untuk menghidupkan kembali masa perjuangan Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 17:10 WIB

Warung Viral di Bandung yang Jadi Tempat Nongkrong Favorit Anak Muda

Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh.
Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 06 Nov 2025, 17:00 WIB

Hikayat Kiaracondong, Tujuan Urbanisasi Kaum Pekerja Zaman Baheula

Kisah Kiaracondong yang bermula dari sebatang pohon miring hingga jadi kawasan industri, stasiun besar, dan simpul macet abadi Bandung.
Para buruh pekerja Artillerie Constructie Winkel (ACW) di Kiaracondong yang merupakan cikal bakal PT Pindad. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 16:50 WIB

Literasi Digital Sejak Dini, Bekal Anak Masa Kini

Literasi digital sejak dini bukan untuk menjauhkan anak dari teknologi.
Ilustrasi teknologi digital di sekitar anak-anak saat ini. (Sumber: Pexels/Ron Lach)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 16:19 WIB

Tembok Demokrasi dalam Keadilan Buku-Buku Cetak

Kenapa buku dan suara rakyat harus dipenggal?
Ilustrasi buku cetak. (Sumber: Pexels/Element5 Digital)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 15:16 WIB

Persib: Kami di Asia, Kamu di Mana?

Persib Bandung, dijadwalkan bertanding melawan Selangor FC Malaysia di ajang AFC Champions League Two (ACL Two).
Persib Bandung saat berhasil menang 2-0 atas Selangor FC. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 13:54 WIB

Opini dan Fakta dari Perspektif Jurnalistik

Tsunami fakta, kebanjiran fakta, hujan fakta. Mungkin kita pernah melihat dan membaca komentar seperti itu ketika menjelajahi media sosial.
Pengetahuan tentang opini dan fakta penting untuk semua orang. (Sumber: PEXELS | Foto: Judit Peter)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 12:09 WIB

Perjuangan Seorang Santri Menebarkan Ilmu Melalui Kitab Kuning

Di balik kesederhanaan seorang santri di Madrasah Aliyah Sukamiskin, tersimpan kisah yang begitu hangat dan menginspirasi.
Defan, seorang pemuda asal Bandung yang menjadikan kitab kuning bukan sekadar bacaan, tetapi jalan untuk menempa karakter dan memperkuat keyakinan hidupnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 09:12 WIB

Mimpi UMKM Lokal di Panggung Livin’ Fest 2025

Livin’ Fest 2025 jadi panggung bagi UMKM muda menunjukkan karya dan cerita mereka.
Antusias Pengunjung Livin' Market 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis| Foto: Firqotu Naajiyah)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 07:42 WIB

Perspektif Lain Sejarah Indonesia lewat Buku Dalih Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa

Buku Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa merupakan buku yang menyajikan perspektif lain dari sejarah yang selama ini kita yakini.
Buku Dalih Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa (Sumber: Instagram | Katalisbook)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 20:12 WIB

Keringat yang Bercerita, Potret Gaya Hidup Sehat di Perkotaan

Melalui feature ini pembaca diajak menyelami suasana pagi yang penuh semangat di tengah denyut kehidupan masyarakat perkotaan.
Ilustrasi olahraga lari. (Sumber: Pexels/Ketut Subiyanto)
Mayantara 05 Nov 2025, 19:29 WIB

Budaya Scrolling: Cermin dari Logika Zaman

Di banyak ruang sunyi hari ini, kita melihat pemandangan yang sama, seseorang menunduk menatap layar, menggulir tanpa henti.
Kita menyebutnya scrolling, para peneliti menyebutnya sebagai ritual baru zaman digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 05 Nov 2025, 18:38 WIB

Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus, antara Keresahan Orang Tua dan Tantangan Penerimaan

Selain faktor akses, stigma sosial menjadi penghalang besar. Tidak sedikit orang tua yang enggan memeriksakan anak karena takut dicap atau dikucilkan.
Ilustrasi. Deteksi dini anak berkebutuhan khusus masih menjadi isu mendesak di Indonesia. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 17:21 WIB

10 Penulis Terpilih Oktober 2025: Kritik Tajam untuk Bandung yang 'Tidak Hijau'

Inilah 10 penulis terbaik yang berhasil menorehkan karya-karya berkualitas di kanal AYO NETIZEN sepanjang Oktober 2025.
Banjir di Kampung Bojong Asih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 9 Maret 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 05 Nov 2025, 14:48 WIB

Cibunut Berwarna Ceminan Semangat Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda di Gang-gang Kota Bandung

Kampung Cibunut menjelma menjadi simbol pemberdayaan ekonomi wilayah dan pemuda melalui semangat ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar komunitas.
Kampung Cibunut menjelma menjadi simbol pemberdayaan ekonomi wilayah dan pemuda melalui semangat ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)