Kehidupan di Indonesia yang Penuh Serba Salah

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Minggu 27 Jul 2025, 09:13 WIB
Masyarakat Indonesia. (Sumber: Pexels/Nuh Rizqi)

Masyarakat Indonesia. (Sumber: Pexels/Nuh Rizqi)

Pernah gak sih, ngerasa kalau tinggal di Indonesia itu serba-salah? Miskin salah, menengah ke atas juga salah.

Misalnya saja, kita berasal dari keluarga yang memiliki ekonomi yang bisa dikatakan miskin. Tentu kondisi ini banyak memunculkan problematik yang harus dihadapi setiap harinya.

Semua bermula dari terbatasnya kesempatan pendidikan. Di Indonesia sendiri memang sudah ada kebijakan yang mengatur wajib belajar selama 12 tahun.

Meski demikian dalam penatalaksanaannya kadang tidak semulus yang diharapkan. Meski beberapa sekolah meniadakan pembiayaan masuk sekolah. Namun beberapa buku dan seragam masih harus dibeli untuk menunjang kegiatan belajar.

Belum lagi jika ada kondisi murid yang memiliki akses jauh ke sekolah tapi tidak memiliki ongkos. Beberapa orang tua memilih untuk tidak menyekolahkan anak karena hal tersebut.

Bahkan mirisnya keluarga miskin di Indonesia, beberapa anggota keluarga yang belum cukup umur dipaksa oleh keadaan untuk membantu perekonomian keluarga.

Lantas tingkat pendidikan yang kurang akan mempengaruhi posisi pekerjaan seseorang. Mungkin jika tidak memiliki ijazah atau lulusan SD hingga SMP hanya tersedia pekerjaan kasar yang gajinya pun kadang tidak setimpal.

Setingkat SMK mungkin masih bisa memiliki kesempatan mendapat gaji yang lebih baik tapi naasnya beberapa dari mereka menjadi sandwich generation.

Kondisi ini membuat pasak lebih besar daripada tiang. Sementara kebutuhan makanan tidak bisa terlepas dari kehidupan seorang manusia.

Gaji yang kecil tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya untuk membeli bahan makanan, sebagian harus berhutang kepada warung tetangga.

Hutang menjadi masalah baru dalam masyarakat, karena akan menjadi efek domino gali lobang tutup lobang. Tak heran jika aplikasi judi online dan pinjaman online makin menjamur.

Kehadiran fenomena ini menjadi bukti bahwa masyarakat sudah tidak memiliki jalan keluar selain melakukan hal tersebut.

Mirisnya kejadian ini bisa merambah pada tindakan kriminal dan kejadian bunuh diri akibat dari tidak bisa memenuhi kewajiban melunasi hutang.

Masyarakat miskin akan sangat banyak mengalami ketidakberuntungan. Tidak mendapat akses pendidikan terbaik, tertutup pada akses kesehatan yang layak juga kondisi mental dan pemikiran yang tidak berkembang dengan baik.

Lantas apakah orang miskin tidak bisa berubah? Mengubah stigma dengan memperjuangkan pendidikan. Memiliki karier yang cemerlang dengan pendidikan yang menjulang?

Tentu bisa, banyak dari masyarakat miskin yang memiliki tekad yang kuat justru bisa keluar dari rongrongan kemiskinan.

Masyarakat Indonesia. (Sumber: Pexels/Tom Fisk)
Masyarakat Indonesia. (Sumber: Pexels/Tom Fisk)

Namun apakah setelah naik kelas menjadi masyarakat menengah atas, hidup akan menjadi aman dan tentram ? Tentu tidak, ingat kita sedang tinggal di Indonesia. Di mana tidak ada yang paling diuntungkan selain mereka yang berkuasa.

Di mana ketika menjadi masyarakat miskin , mereka dipermainkan bahkan dieksploitasi demi ketenaran dan eksistensi seseorang yang memiliki kepentingan. Ketika sudah naik kelas maka bersiaplah untuk dikuras kantor pajak.

Apakah bayar pajak adalah sebuah kesalahan? Tentu tidak. Alasan diadakannya pajak adalah untuk dinikmati oleh masyarakat sendiri.

Melalui fasilitas umum yang memadai, akses jalan yang aman, pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. Tapi apakah alasan tadi sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Rasanya uang pajak, menguap entah kemana. Negara tidak berkembang tapi uang pun hilang.

Banyak program tidak jelas yang hanya menghambur-hamburkan dana. Buktinya banyak program yang tidak terawasi dengan baik dan berujung pada ketidak-berlanjutan. Tujuan belum tercapai tapi dana sudah habis terbagi-bagi.

Salah satu yang menjadi ekonomi penggerak di Indonesia adalah UMKM. Melalui mereka, perputaran uang sedikitnya berjalan lebih baik.

Tapi tonggak yang seharusnya dijaga malah seringkali berujung dipatahkan. Bukannya mencari cara bagaimana agar produk UMKM bisa terkenal di kancah internasional. Regulasi sering kali berbuat sebaliknya.

Pemilik UMKM dipersulit dengan administrasi yang dirasa tidak terlalu penting. Peraturan yang mengikat juga pemotongan pajak yang seringk ali tidak masuk akal.

Kecanggihan teknologi yang tidak disiapkan dengan SDM yang memadai justru menggerus sebagian pelaku UMKM yang sudah sejak lama menjadi roda perputaran ekonomi bangsa.

Bahkan beberapa informasi yang masih hangat diperbincangkan mengenai kebebasan tarif pajak pada produk asing yang masuk ke Indonesia. Rasanya menjadi tidak adil, masyarakat negeri sendiri benar-benar ditekan tapi pihak asing bisa dengan mudah melenggangkan diri di negeri pendatang.

Jadi naik kelas sosial di Indonesia tidak serta merta menjadikan masyarakat berada dalam kondisi yang aman dan tentram. Secara tidak langsung namanya berubah tapi kehidupannya tidak jauh dari kondisi sebelumnya ketika menjadi miskin.

Rasanya serba salah menjadi masyarakat Indonesia. Menjadi karyawan seringkali mendapatkan perlakuan semena-mena tapi ketika menjadi bos pun ditekan dari berbagai macam peraturan.

Entah bagaimana negeri ini akan dibawa. Katanya Indonesia tidak ingin dinyatakan dalam kondisi gelap. Tapi secara tidak sadar keputusan-keputusan hari ini membawa sedikit pada kemungkinan menuju kegelapan itu. (*)

Podcast Terbaru AYO TALK:

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 18 Sep 2025, 20:46 WIB

Ketika Kuliner dan Visual Berpadu Resto Estetik Menjadi Destinasi Favorit

Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, menjadikan kafe dan restoran sebagai latar konten, ruang ekspresi, bahkan simbol gaya hidup.
Bukan sekadar tempat bersantap, resto estetik kini menjadi destinasi wisata tersendiri. (Sumber: Instagram @Teuan.id)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 20:01 WIB

Filsafat Seni Islam

Tak ada salahnya membicarakan filsafat seni dalam agama Islam.
Ilustrasi karya seni yang islami. (Sumber: Pexels/Andreea Ch)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 19:15 WIB

Komunitas Semut Foto Membangun Ekosistem Kreatif yang Menggerakkan Peluang Bisnis

Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual.
Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 18:14 WIB

Geliat Industri Printing IKM Jawa Barat di Tengah Ekonomi Lesu: Antara Inovasi dan Ketahanan

Di tengah bayang-bayang pelemahan ekonomi nasional, geliat industri printing skala kecil dan menengah (IKM) di Jawa Barat justru menunjukkan ketahanan.
Permintaan terhadap produk custom printing, print-on-demand, dan desain ramah lingkungan terus meningkat, membuka peluang baru bagi pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan tren pasar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 17:53 WIB

Muak, Muda, dan Miskin di Bandung

Bandung berlari cepat sementara kita tertinggal.
Kawasan pemukiman padat di Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Sabtu 15 Februari 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 14:34 WIB

Nostalgia Kaulinan Urang Sunda Zaman Baheula

Beberapa permainan anak di zaman dulu memiliki banyak manfaat untuk melatih daya sensorik dan motorik juga membangun kerjasama dan strategi.
Siswa mengikuti kegiatan permainan tradisional di SDN 164 Karangpawulang, Jalan Karawitan, Kota Bandung, Kamis 5 Desember 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 18 Sep 2025, 13:18 WIB

Sejarah Bandung dari Kinderkerkhof sampai Parijs van Java

Tak banyak yang tahu, sejarah Bandung pernah identik dengan kuburan anak-anak Belanda. Lalu bagaimana ia bisa disebut Parijs van Java?
Lukisan Situ Patenggang Ciwidey di Kabupaten Bandung karya Franz Wilhelm Junghuhn tahun 1856. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 12:35 WIB

Someah, Seunggah, jeung Bangkawarah

Yang paling seunggah saat menerima tamu, terutama geugeuden, ingin  menghidangkan bakakak, padahal waktunya mendadak. Alih-alih sidak!
Kirab Budaya Hari Jadi Ke-80 Provinsi Jawa Barat ini diikuti sedikitnya 250 peserta dari 27 kabupaten/kota. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 12:35 WIB

Peran Jaket Riding Saat Motoran, Bukan Hanya Cegah Masuk Angin

Jaket riding adalah perlengkapan penting bagi pengendara motor yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan sekaligus kenyamanan selama berkendara. Fungsinya tidak hanya sebagai penahan angin
Ilustrasi Jaket Riding. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 10:17 WIB

Si Cantik Boemi Tirta, Kain Lukis Asal Bandung yang Menembus Dunia

Boemi Tirta berdiri atas gagasan Enneu Herliani (52), seorang perempuan yang menyalurkan hobi melukis menjadi bisnis kreatif. Sebelum meluncurkan merek ini, Enneu lebih dulu dikenal lewat Rumah Sandal
Produk Kain Lukis Boemi Tirta. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 09:34 WIB

Kedai Mochilok, Tempat Jajan Cilok Kekinian yang Bikin Kamu Ketagihan

Di Bandung ada banyak tempat makan unik, salah satunya Mochilok. Kedai ini merupakan sebuah tempat yang menyajikan cilok versi modern.
Makanan Tradisional Cilok (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 09:03 WIB

Pentingnya Revitalisasi Sekolah demi Peningkatan Layanan Pendidikan

Menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi sekolah, yang merupakan prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen)
Menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi sekolah, yang merupakan prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). (Sumber: Unsplash/Husniati Salma)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 20:02 WIB

Elipsis ... Cara Pakai Tiga Titik sebagai Tanda Baca

Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan. (Sumber: Pexels/Suzy Hazelwood)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 18:14 WIB

Sejarah Julukan Garut Swiss van Java, Benarkah dari Charlie Chaplin?

Dari Charlie Chaplin sampai fotografer Thilly Weissenborn, banyak dituding pencetus Swiss van Java. Tapi siapa yang sebenarnya?
Foto Cipanas Garut dengan view Gunung Guntur yang diambil Thilly Weissenborn. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 18:12 WIB

Jejak Rasa Kota Kembang: Menyelami Sejarah dan Tantangan Kuliner Legendaris Bandung

Bicara Bandung bukan hanya udara sejuk dan panorama pegunungan yang memikat, tapi juga salah satu pusat kreativitas dunia kuliner yang tumbuh subur.
Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 16:26 WIB

Berdaya di Tengah Derita, Cara Santi Safitri Menulis Ulang Takdir Masyarakat Jalanan

Kepedulian tak mengenal batas ruang dan waktu. Ia bisa tumbuh dari kejenuhan, dari ketidakpastian, bahkan dari rasa tak berdaya.
Kegiatan para anggota dari Komunitas Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika dalam usaha konveksinya. (Sumber: Dok. KPM Dewi Sartika)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 16:07 WIB

Kadedemes, dari Krisis Pangan menuju Hidangan Penuh Makna

Kadedemes adalah olahan makanan yang berasal dari kulit singkong.
Kadedemes Kuliner Warisan Suku Sunda (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 15:13 WIB

Dari Simbol Status ke Ruang Ekspresi Diri, Generasi Muda Kini Menyerbu Lapangan Golf

Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif.
Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 14:06 WIB

Lamsijan, Mang Kabayan, dan Langkanya Ilustrator Karakter Kesundaan

Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. 
Komik Lamsijan. Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 12:36 WIB

Sejarah Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Rumah Bersama Persib dan Persikab

Stadion kabupaten yang diresmikan 2005 ini kini jadi simbol Bandung. Rumah Persib, Persikab, Bobotoh, dan bagian dari sejarah sepak bola.
Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang jadi markas Persib Bandung dan Persikab. (Sumber: Pemkab Bandung)