Tumbuh tapi Timpang: Ketika Ekonomi Jawa Barat Meningkat, Pengangguran Justru Naik

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 10 Nov 2025, 16:11 WIB
Ilustrasi. Terjadi kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agusus 2025 sebesar 6,77 persen atau sebanyak 1,78 juta orang sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tumbuh menjadi 5,20 persen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Ilustrasi. Terjadi kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agusus 2025 sebesar 6,77 persen atau sebanyak 1,78 juta orang sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tumbuh menjadi 5,20 persen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

AYOBANDUNG.ID -- Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III/2025 mencatat angka impresif sebesar 5,20 persen secara tahunan (year-on-year), melampaui rata-rata nasional yang berada di angka 5,04 persen. Namun, di balik angka makroekonomi yang menggembirakan ini, tersimpan ironi, di mana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru meningkat menjadi 6,77 persen atau setara dengan 1,78 juta orang.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mendasar: mengapa pertumbuhan ekonomi tidak serta-merta menurunkan angka pengangguran? Apakah pertumbuhan yang terjadi belum inklusif atau justru tidak menyentuh sektor-sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja?

Menurut Plt. Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, sektor jasa perusahaan dan akomodasi makanan-minuman menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi, masing-masing tumbuh sebesar 16,37 persen dan 15,53 persen. Namun, sektor industri pengolahan, yang menyumbang porsi terbesar dalam struktur PDRB Jawa Barat hanya tumbuh 3,15 persen.

“Secara year on year, sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan III/2025 tertinggi yaitu industri pengolahan sebesar 1,35 persen, sedangkan menurut pengeluaran yang tertinggi yaitu konsumsi rumah tangga sebesar 2,91 persen,” jelas Darwis.

Meski industri pengolahan tetap menjadi motor utama ekonomi, dinamika global dan tekanan eksternal membuat sektor ini rentan. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab stagnasi industri adalah dampak psikologis dari tarif resiprokal Indonesia-AS.

“Salah satu contohnya pascatarif resiprokal Indonesia ke AS yang di awal itu angka 32%, itu kan guncangannya lumayan secara psikologis. Walaupun dikoreksi di kisaran 19% sekarang, relatif kita bisa bersaing. Tetapi guncangan psikologis itu kan terhindarkan karena waktunya cukup lama,” ujar Herman pada Senin, 10 November 2025.

Guncangan tersebut berdampak pada produksi dan bahkan menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor. Hal ini turut menjelaskan mengapa TPT meningkat, meskipun investasi di Jawa Barat pada kuartal III mencapai Rp77,1 triliun.

Sementara itu, investasi yang masuk justru lebih banyak mengarah ke sektor padat modal dan teknologi tinggi seperti industri kendaraan listrik (EV). Contohnya, investasi BYD di Subang yang diproyeksikan menyerap 18 ribu tenaga kerja, namun membutuhkan keterampilan tinggi yang belum tentu dimiliki oleh angkatan kerja saat ini.

“Ini tren global bahwa teknologi mulai ke AI bahkan blockchain dan lain sebagainya, yang tentu dari sisi tenaga kerja harus diimbangi dengan keterampilan. Upskilling dari tenaga kerja kita harus ditingkatkan,” tambah Herman.

Kesenjangan keterampilan ini tercermin dari data BPS yang menunjukkan bahwa mayoritas penduduk bekerja masih didominasi lulusan SD (36,61 persen), sementara lulusan diploma ke atas hanya 11,15 persen. Tak heran jika pengangguran tertinggi justru terjadi pada lulusan SMK, yakni sebesar 12,81 persen.

TPT juga lebih tinggi di wilayah perkotaan (7,19 persen) dibandingkan perdesaan (4,92 persen). Hal ini menunjukkan bahwa tekanan pengangguran lebih terasa di kota-kota besar, di mana ekspektasi terhadap jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan lebih tinggi.

“Penyerapan tenaga kerja masih tertolong oleh sektor perdagangan dan industri. Tentunya kan industri padat modal, padat karya itu akan sangat mempengaruhi bagaimana penyerapan tenaga kerja,” ungkap Darwis.

Namun, sektor informal justru mengalami peningkatan. Proporsi pekerja informal kini mencapai 54,95 persen, lebih tinggi dibandingkan pekerja formal yang hanya 45,05 persen. Hal ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang memilih berusaha sendiri atau bekerja tanpa perlindungan sosial.

Dari sisi gender, TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) perempuan hanya sebesar 49,27 persen, jauh di bawah laki-laki yang mencapai 84,41 persen. Penurunan TPAK perempuan lebih cepat, menandakan adanya hambatan struktural dalam akses kerja bagi perempuan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun tidak tinggal diam. Melalui Dinas Tenaga Kerja, mereka menggencarkan pelatihan vokasi berbasis kebutuhan industri. Salah satu contohnya adalah pelatihan untuk 2.000 orang di Garut yang langsung terhubung dengan dunia usaha.

“Jadi memang kita harus mulai fokus ke pelatihan vokasi dan pelatihan vokasinya sesuai dengan kegiatan industri,” tegas Herman.

Meski tantangan besar, pemerintah optimistis angka pengangguran bisa ditekan kembali di akhir tahun. Targetnya, TPT bisa kembali di bawah 6,75 persen seperti tahun 2024, seiring dengan pemulihan industri dan optimalisasi pelatihan tenaga kerja.

“Mudah-mudahan di penghujung tahun kita akan kembalikan lagi ke angka yang sesuai dengan harapan bisa lebih baik dibanding tahun 2024 di angka 6,75. Tahun 2024 kan 6,75 dengan pertumbuhan ekonomi 4,9. Sekarang pertumbuhan ekonomi kita di 5,2,” pungkas Herman.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muhamad Nur menyoroti bahwa sektor tekstil yang selama ini menjadi tulang punggung industri padat karya mengalami tekanan signifikan, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan jumlah pengangguran.

“Industri tekstil termasuk sektor padat karya, dan dampaknya terhadap pengangguran cukup terasa. Tapi kami juga mendorong sektor lain seperti UMKM, pertanian, dan hortikultura yang juga padat karya,” ujar Nur.

Dorongan terhadap sektor-sektor alternatif ini menjadi strategi jangka menengah untuk menyeimbangkan tekanan di sektor industri besar. Namun, tantangan lain muncul, saah satunya investasi yang masuk ke Jawa Barat, seperti proyek kendaraan listrik BYD di Subang, cenderung padat modal dan teknologi, membutuhkan tenaga kerja terampil yang belum sepenuhnya tersedia.

“Kita melalui berbagai macam program vokasi dengan SMK-SMK untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan spesifikasi industri. Kalau tidak disiapkan, bisa jadi tenaga kerja dari luar Jawa Barat yang masuk,” tambah Nur.

Sementara itu, Ketua ISEI Cabang Bandung, Prof. Martha Fani Cahyandito memperluas perspektif dengan menyoroti potensi ekonomi biru dan kuning sektor-sektor non-manufaktur seperti perikanan, pariwisata, dan ekonomi digital yang bisa menjadi alternatif penyerapan tenaga kerja.

“Tidak hanya ekonomi manufaktur besar, tetapi juga ekonomi biru dan kuning bisa digerakkan. Dari pariwisata, usaha digital, hingga pengolahan hasil laut seperti bandeng dan kepiting di utara Jawa Barat,” jelas Prof. Fani.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara perusahaan, akademisi, dan pemerintah daerah dalam menggerakkan ekonomi lokal secara inklusif. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya berdampak pada LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi), tetapi juga pada pencapaian SDGs melalui pemberdayaan masyarakat.

“Pola kolaborasi lintas sektor ini akan menggerakkan LPE di Jawa Barat. Kalau dilakukan secara akumulatif, dampaknya bisa sangat besar,” ujar Prof. Fani.

Alternatif pembelian produk fashion formal atau serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/9Ka2UXHuOB
  2. https://s.shopee.co.id/LfDm1G1mC
  3. https://s.shopee.co.id/gI4AeMsZd
  4. https://s.shopee.co.id/2LQI9mt49y
  5. https://s.shopee.co.id/1VrBAepqsw
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 18:39 WIB

Dari Studio Kecil hingga Panggung Nasional, Bandung Bangkit Lewat Nada yang Tak Pernah Padam

Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an.
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 11 Nov 2025, 17:22 WIB

Hikayat Buahbatu, Gerbang Kunci Penghubung Bandung Selatan dan Utara

Pernah jadi simpul logistik kolonial dan medan tempur revolusi, Buahbatu kini menjelma gerbang vital Bandung Raya.
Suasana Buahbatu zaman baheula. (Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 17:00 WIB

Proyeksi Ekonomi Jawa Barat 2025: Menakar Potensi dan Risiko Struktural

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 15:20 WIB

Bakmi Tjo Kin Braga Jadi Ikon Kuliner yang Tak Lekang Waktu

Sejak 1920 Bakmi Tjo Kin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Bandung, sebuah warung tua yang bernuansa klasik ini terletak di Jalan Braga No. 20
Tampak Depan Warung Bakmi Tjo Kin (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:38 WIB

Bandung, Antara Heritage dan Hype

Bangunan heritage makin estetik, tapi maknanya makin pudar. Budaya Sunda tersisih di tengah tren kafe dan glamping.
Salah satu gedung terbengkalai di pusat Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:21 WIB

Mengintip Cara Pengobatan Hikmah Therapy yang 'Nyentrik' di Bandung

Praktik pijat organ dalam di Bandung yang memadukan sentuhan, doa, dan ramuan herbal sebagai jalan pemulihan tubuh dan hati.
Ibu Mumut berada di ruang depan tempat praktik Hikmah Therapy. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Fira Amarin)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:00 WIB

Potret Inspiratif Cipadung Kidul dari Sales Keliling hingga Kepala Seksi Kelurahan

Budi Angga Mulya, Kepala Seksi Pemerintahan Cipadung Kidul, memaknai pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian.
Kepala Seksi Pemerintah Kelurahan Cipadung Kidul, Budi Angga Mulya (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 13:05 WIB

Menapak Jejak Pandemi dalam Galeri Arsip Covid-19 Dispusipda Jawa Barat

Dispusipda Jawa Barat menghadirkan Galeri Arsip Covid-19 sebagai ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat.
Koleksi Manekin Alat Pelindung Diri (APD) dikenal dengan nama baju Hazmat yang mengenakan tenaga kesehatan dalam menangani Covid 19 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fereel Muhamad Irsyad A)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 11:25 WIB

ASN Frugal Living, Jalan Selamat ASN dari Jerat Cicilan dan Inflasi?

Dengan frugal living, ASN dapat menjaga integritas dan stabilitas keuanganny
Ilustrasi ASN. (Sumber: Pexels/Junior Developer)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 10:41 WIB

Goyobod Legendaris Harga Kaki Lima Kualitasnya Bintang Lima

Goyobod Nandi sudah berjualan sejak 1997 yang tetap bertahan hingga sekarang.
Ilustrasi es goyobod. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Afrogindahood)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 09:47 WIB

Bandung Lautan Macet Saat Liburan Akhir Pekan

Bandung yang sering dielu-elukan karena memiliki beberapa spot yang bisa mendatangkan ketenangan.
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jembatan Layang Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Kota Bandung, Jumat 19 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)