Balada Musik Tradisi di Era Generasi Masa Kini

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 17 Nov 2025, 20:19 WIB
Musik tradisi bukan sekadar hiburan, melainkan bahasa batin yang menyatukan manusia dengan tanah kelahirannya. (Sumber: dok Sambasunda)

Musik tradisi bukan sekadar hiburan, melainkan bahasa batin yang menyatukan manusia dengan tanah kelahirannya. (Sumber: dok Sambasunda)

AYOBANDUNG.ID -- Nada kecapi yang lirih, denting gamelan yang berlapis, atau suling bambu yang berhembus pelan, semuanya pernah menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat Jawa Barat. Musik tradisi bukan sekadar hiburan, melainkan bahasa batin yang menyatukan manusia dengan tanah kelahirannya.

Namun, generasi masa kini lebih sering mendengar dentuman elektronik di gawai mereka, membuat balada tradisi seakan hanya tinggal gema di ruang-ruang kenangan.

Arus globalisasi yang tak terbendung menjadikan musik Barat sebagai kiblat tren. Lagu-lagu dengan gaya westernisasi mendominasi ruang digital, sementara musik tradisi harus berjuang keras agar tidak tersisih.

Generasi muda, yang tumbuh di tengah derasnya media sosial, lebih mudah terpapar budaya global ketimbang mengenal akar musikal daerahnya sendiri. Ismet Ruchimat, maestro musik tradisi dari kelompok Sambasunda, mengingat masa keemasan yang pernah ada.

“Zaman keemasannya musik tradisi itu berada di tahun 1960–1980-an. Bahkan dalam sebuah riset, terhitung khasanah seni tradisi di Jawa Barat hampir ada 300–350 genre dari seni pertunjukan, belum termasuk variannya,” ujarnya.

Ismet menegaskan bahwa potensi itu masih ada. Semua pihak pun punya peran yang sama untuk mencoba merajut kembali benang tradisi, meski tantangan zaman begitu kuat menarik ke arah modernitas.

“Memang sulit Jawa Barat sekarang meramu semua. Dan sampai saat ini pun pemerintah Jawa Barat ada dalam fokus mengelaborasikannya, baik dalam tatanan pengembangan informasi, wisata, maupun dalam potensi akademisnya,” katanya.

Contoh nyata bisa dilihat di ISI Surakarta, yang membuka jurusan Keris sebagai bukti bahwa seni tradisi bisa dihidupkan kembali melalui jalur akademis. Jurusan itu mampu mengangkat tradisi ke ranah ilmu, bukan sekadar nostalgia.

“Seperti halnya jurusan keris di ISI Surakarta ini menjadi bukti bahwa kegiatan yang sifatnya ekspektasi metafisik bisa menjadi sebuah ekspektasi kebiasaan yang bersifat intelektual,” kata Ismet.

Namun, tidak semua genre musik tradisi bisa dikembangkan secara metodologis. Ismet menekankan bahwa keterbatasan itu bukan berarti mati, melainkan menjadi vocabulary histori yang justru bisa menjadi daya tarik wisata.

“Musik tradisi yang tidak berkembang itu pada nyatanya bisa menjadi sebuah vocabulary histori dan vocabulary keilmuan yang lain, bahkan menjadi daya tarik sebuah potensi wisata,” ujarnya.

Musik tradisi bukan sekadar hiburan, melainkan bahasa batin yang menyatukan manusia dengan tanah kelahirannya. (Sumber: dok Sambasunda)
Musik tradisi bukan sekadar hiburan, melainkan bahasa batin yang menyatukan manusia dengan tanah kelahirannya. (Sumber: dok Sambasunda)

Momentum kebangkitan musik tradisi harus dimanfaatkan dengan strategi. Para musisi tradisi memiliki komitmen untuk menghidupkan kembali spirit yang lama terputus.

Ismet mengenang sosok Alm. Wawan Juanda yang pernah menggerakkan “Kerja Kreatif” melalui festival musik Jawa Barat. Namun setelah kepergiannya, tradisi kreatif itu meredup. Kini, tantangan itu berpindah ke pundak generasi muda.

“Generasi yang harus melakukan pendekatan ini pun adalah generasi muda. Mereka perlu mengkontruksi budaya secara menyeluruh. Karena nyatanya meski dengan sistem managerial canggih, generasi penerus ini masih dikatakan buta terhadap kebudayaan lokalnya. Ini yang penting yang harus dibangun,” ujar Ismet.

Data resmi BPS Jawa Barat 2025 menunjukkan bahwa penduduk usia produktif (15–34 tahun) mencapai lebih dari 16 juta jiwa. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan peluang regenerasi. Jika diarahkan dengan tepat, jutaan anak muda ini bisa menjadi garda depan kebangkitan musik tradisi.

Pemerintah Jawa Barat melalui Open Data Jabar mencatat peningkatan kunjungan wisata budaya, termasuk museum dan pertunjukan seni. Tren ini membuka ruang bisnis berkelanjutan bagi musik tradisi. Festival musik tradisi yang dikemas modern bisa menjadi destinasi wisata unggulan sekaligus ruang edukasi bagi generasi muda.

Di sisi lain, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum RI menegaskan pentingnya perlindungan hak cipta musik tradisional agar tidak diklaim pihak asing. Perlindungan ini bukan hanya soal hukum, tetapi juga fondasi bagi bisnis kreatif berbasis tradisi.

Potensi bisnis berkelanjutan musik tradisi terbentang luas. Dari festival budaya, merchandise, digitalisasi musik tradisi di platform streaming, hingga kolaborasi lintas genre. Semua ini bisa menjadi model ekonomi kreatif yang menjaga eksistensi musik tradisi sekaligus memberi ruang bagi inovasi.

Namun, Ismet menilai, bisnis saja tidak cukup. Dibutuhkan komitmen kultural yang kuat. Musik tradisi harus diperlakukan bukan sekadar produk, melainkan warisan yang hidup. Di sinilah peran generasi muda menjadi krusial. Mereka harus mampu mengintegrasikan tradisi dengan inovasi, menjadikannya relevan tanpa kehilangan ruh.

Balada musik tradisi adalah kisah tentang identitas, tentang akar yang tidak boleh tercerabut. Musik ini mendayu, lirih, namun penuh daya. Jika generasi masa kini mampu mendengarkan kembali suara itu, maka musik tradisi tidak akan sekadar menjadi catatan sejarah, melainkan nyanyian masa depan.

"Ini yang jadi sebuah komitmen kita ke depan, bahwasanya seni tradisi salah satunya melalui even-even musik bisa menjadi penting dilakukan karena kami pelaku seni tradisi butuh ekspektasi-ekspektasi dan edukasi intelektual yang akhirnya harus dibuktikan," ujar Ismet.

Alternatif alat kesenian tradisi Sunda atau produk serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/5q0QUe5BJm
  2. https://s.shopee.co.id/9fD93m26yY
  3. https://s.shopee.co.id/50RJVEnw5h
  4. https://s.shopee.co.id/AKSpr5EbQb
  5. https://s.shopee.co.id/20nhvpaBfZ

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)