AYOBANDUNG.ID -- Dewi Hani Jayanti bukan nama asing bagi penggemar musik pop Indonesia. Sebagai salah satu personel girlband Supergirlies, ia pernah wara-wiri di panggung hiburan dengan lagu-lagu catchy seperti “AW AW AW”.
Namun, di balik gemerlap dunia hiburan, Dewi menyimpan mimpi lain yang kini menjelma menjadi brand skincare lokal bernama Maryame.
“Dulu saya sibuk manggung. Tapi ada masa di mana saya merasa ingin membangun sesuatu yang lebih personal, lebih berdampak,” ungkap Dewi.
Keputusan untuk hengkang dari Supergirlies bukanlah hal mudah, namun ia yakin bahwa dunia bisnis adalah panggilan barunya. Maryame lahir dari kecintaan Dewi terhadap perawatan kulit.
“Saya lebih suka beli skincare daripada makeup. Dari yang murah sampai yang mahal, saya coba semua. Dari situ muncul keinginan, kenapa nggak bikin brand sendiri?” kenangnya.
Tahun 2020 menjadi titik awal perjalanan bisnisnya, dimulai dengan satu produk, Beauty Glow Up Cream. Produk pertama Maryame itu pun langsung mencuri perhatian.

Dengan tagline “skincare anti ribet bikin satset,” Dewi menawarkan solusi praktis bagi perempuan aktif yang ingin tampil glowing tanpa repot.
"Beauty Glow Up Cream itu skincare satset, buat wajah langsung glowing. Sekali oles, langsung cerah,” katanya.
Seiring waktu, Maryame berkembang menjadi lini skincare lengkap. Ada Beauty Glow Night Care untuk perawatan malam, Clean Moist Micellar Water untuk double cleansing, hingga Plump Liptint yang jadi salah satu produk favorit.
Kesuksesan Maryame tak lepas dari strategi digital Dewi. Ia aktif membuat konten di TikTok, memanfaatkan logat Sunda dan gaya bicara yang khas.
“Saya nggak mau jualan yang kaku. Saya ngobrol aja kayak ke teman, dan ternyata itu yang bikin orang betah nonton,” ujarnya.
Bisnis Maryame membawa perubahan besar dalam hidup Dewi. Ia berhasil membeli rumah impian, kendaraan pribadi, bahkan memberangkatkan orang tuanya umroh.
“Itu momen paling haru. Saya merasa Maryame bukan cuma bisnis, tapi jalan rezeki yang berkah,” ungkapnya.
Meski telah sukses, perempuan kelahiran Tasikmalaya tahun 1990 itu tetap rendah hati. Ia kerap membagikan tips bisnis kepada followers-nya. “Awalnya mulai aja dulu. Jangan tunggu sempurna, yang penting konsisten dan tahu siapa target market kita,” katanya.
Ia percaya bahwa kejujuran dan kedekatan dengan pelanggan adalah kunci keberlanjutan. Menariknya, Dewi tak sepenuhnya meninggalkan dunia musik.
Pada akhir 2024, ia merilis ulang lagu “Jangan Pernah Berubah” karya Charlie Van Houten dari Setia Band. Lagu ini diaransemen oleh suaminya, Yerry Meiryan, personel T-Five. “Musik tetap bagian dari jiwa saya,” kata Dewi.
Yerry bukan hanya partner musikal, tapi juga pendukung utama bisnis Dewi. Bersama, mereka membangun Rockretroom Label dan memperluas jangkauan Maryame.
“Kami saling mengisi. Saya di skincare, dia di musik. Tapi visi kami sama, berkarya dengan hati,” ujar Dewi.

Kini, Maryame menjadi salah satu brand skincare lokal yang banyak dicari di marketplace. Penjualan bundling produk seperti Glow Series dan Acne Series mencapai ribuan unit setiap bulan.
“Kami fokus pada kualitas dan pengalaman pengguna. Itu yang bikin repeat order tinggi,” jelas Dewi.
Dewi juga aktif mengedukasi konsumen tentang pentingnya perawatan kulit. Ia sering mengadakan live streaming dan Q&A di media sosial.
“Saya ingin perempuan Indonesia tahu bahwa merawat diri itu bukan kemewahan, tapi bentuk cinta pada diri sendiri,” katanya.
Di balik kesuksesan Maryame, Dewi tetap belajar dan beradaptasi. Ia mengikuti tren skincare global, menggandeng formulator lokal, dan rutin melakukan uji coba produk.
“Saya nggak mau asal jual. Produk Maryame harus aman, efektif, dan menyenangkan dipakai. Saya ingin Maryame dikenal sebagai brand Indonesia yang punya karakter. Bukan sekadar ikut tren,” ujarnya.
Informasi produk skincare Maryame
Alamat di Jalan Ciganitri Cipagalo, Bojongsoang, Bandung
Instagram: https://www.instagram.com/maryame.ofc
Link pembelian produk skincare Maryame: