Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 20 Nov 2025, 18:23 WIB
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Di tengah hiruk pikuk pembangunan perkotaan, wajah baru ekonomi Jawa Barat justru tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. Fenomena ini tidak lahir dari ruang kosong, melainkan dari kebutuhan masyarakat desa untuk bertahan sekaligus berkembang.

Bank Indonesia Jawa Barat melihat peluang besar ini. Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar, Muslimin Anwar, menyebut desa wisata sebagai sektor strategis yang mampu menopang target pertumbuhan ekonomi nasional. “Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru itu adalah sektor pariwisata. Di dalam sektor pariwisata itu ada desa wisata,” ujarnya di Bandung, 19 November 2025.

Potensi itu nyata. Jawa Barat memiliki hampir enam ribu desa, dengan 700–800 di antaranya berpeluang menjadi desa wisata. Angka ini bukan sekadar data, melainkan cermin dari keragaman budaya, alam, dan kreativitas masyarakat yang bisa diolah menjadi pengalaman wisata.

Kisah seorang mantan TKI yang mengubah rumah sederhana menjadi homestay menjadi ilustrasi paling kuat. Dari keraguan tetangga, kini desanya ramai dikunjungi wisatawan. Cerita ini menunjukkan bagaimana desa wisata tumbuh dari inisiatif lokal, bukan dari proyek besar pemerintah. “Tetangga-tetangganya dulu meragukan, sekarang rumah mereka pun jadi homestay,” ungkap Muslimin.

Jawara Wisata Award 2025 hadir sebagai panggung untuk menyoroti kisah-kisah seperti itu. Namun, lebih dari sekadar lomba, ajang ini menjadi simbol gerakan bersama yakni mengapresiasi pejuang desa wisata, mencari role model, memberi inspirasi kebijakan, dan menciptakan sinergi multipihak. Bahkan desa wisata kini masuk radar dunia bisnis, bukan hanya dunia budaya.

“Sudah ada ketertarikan dari perbankan untuk membiayai mereka. Kemudian juga ada ketertarikan dari pengusaha untuk menjadi pendamping seperti Mang Ujo dari Saung Angklung Udjo,” jelas Muslimin.

Sepuluh desa wisata finalis yang terpilih dari Alamendah, Tugu Utara, Cirendeu, Malasari, Saung Ciburial, Pesona Wanajaya, Sukamandi Masagi, Hanjeli, Mulyaharja hingga Lebakmuncang, menjadi representasi keragaman potensi Jawa Barat. Namun, di balik sorotan itu, desa wisata lain masih berjuang dengan keterbatasan akses, atraksi, dan amenitas.

Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Kepala Disparbud Jabar, Iendra Sofyan, menegaskan bahwa desa wisata harus dikawal dengan baik oleh kepala desa. Hal ini mengingatkan bahwa kepemimpinan lokal menjadi kunci keberhasilan. “Harus benar-benar pintar melihat potensi, pintar mengemas, dan tahu bagaimana menyiapkan desa wisata,” tegasnya.

Iendra menyebutkan, meski ada desa terbaik, tetap diperlukan perbaikan kelembagaan, pembinaan, dan pembangunan. Evaluasi ini penting agar desa wisata tidak berhenti pada pencapaian lomba. “Bukan berarti pemenangnya betul-betul sudah optimal, tetapi kami tetap menjadikannya sebagai evaluasi,” katanya.

Tantangan kelembagaan memang nyata. Masih banyak desa wisata yang belum memasukkan pengembangan pariwisata ke dalam rencana pembangunan jangka menengah desa. Tanpa sinkronisasi antara pokdarwis dan kepala desa, desa wisata berisiko menjadi proyek sesaat.

Iendra menekankan dampak sosial-ekonomi desa wisata tidak main -main, yakni dari menghapus pengangguran, menekan kemiskinan, meningkatkan angka sekolah, dan mengurangi stunting. Desa wisata bukan hanya tentang turis, tetapi tentang kualitas hidup masyarakat desa.

Namun, desa wisata di Jabar belum optimal memenuhi konsep 3A: akses, atraksi, amenitas. Dari sisi akses, jalan rusak masih menjadi keluhan utama. Pemprov berkomitmen memperbaiki infrastruktur, termasuk mengambil alih jalan kabupaten yang menjadi jalur sentra ekonomi.

Dari sisi atraksi, desa wisata harus berinovasi agar tidak kehilangan pengunjung. Tantangan ini menuntut kreativitas tanpa henti. “Keluhan di lapangan adalah mulai berkurangnya pengunjung karena tertarik destinasi lain. Itu berarti perlu pengembangan atraksi,” kata Iendra.

Dari sisi amenitas, kenyamanan wisatawan menjadi perhatian. Toilet, kebersihan, parkir, hingga pengelolaan sampah harus ditingkatkan. Pemprov bersama PUTRI Jabar akan mengawasi program destinasi berseka, termasuk penataan toilet dan pengelolaan sampah. Oleh karenanya, lanjuut Iendra, keterlibatan masyarakat menjadi kunci. “Jangan sampai tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Karenanya kebijakan pengelola destinasi harus terbuka,” tegas Iendra.

Pasalnya, desa wisata yang menutup diri justru akan kehilangan daya tarik autentiknya. Wisatawan kini mencari pengalaman baru yang autentik. Kehadiran masyarakat desa sebagai bagian dari atraksi itu sendiri menjadi daya tarik utama. Desa wisata yang mampu menghadirkan pengalaman hidup sehari-hari akan lebih berkesan dibanding sekadar atraksi buatan.

Data resmi Disparbud Jabar mencatat hingga Agustus 2025 ada 16,64 juta perjalanan wisatawan nusantara ke Jawa Barat, tumbuh 27,59 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menempatkan Jawa Barat sebagai provinsi tujuan utama wisatawan domestik, melampaui Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Pertumbuhan kunjungan ini menunjukkan desa wisata semakin relevan sebagai destinasi alternatif yang autentik dan berkelanjutan. Namun, tanpa pembenahan akses, atraksi, dan amenitas, desa wisata berisiko kehilangan momentum.

Jawara Wisata Award 2025 menjadi momentum untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Dengan evaluasi menyeluruh, desa wisata diarahkan menjadi lebih profesional, berkelanjutan, dan berdampak sosial. BI Jabar dan Pemprov Jabar menegaskan bahwa desa wisata bukan hanya destinasi, tetapi juga motor pembangunan.

Dengan desa yang kuat, kabupaten akan beres, dan provinsi pun berdaya. Desa wisata menjadi simbol pembangunan dari bawah, sesuai visi “lembur diurus, kota ditata.” Jawa Barat diarahkan menjadi provinsi yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga berakar pada budaya dan identitas lokal.

Kekuatan desa wisata terletak pada kombinasi antara ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis komunitas. Homestay, kuliner lokal, kerajinan tangan, hingga pertunjukan budaya menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang tumbuh dari desa.

Namun, tantangan global juga mengintai. Perubahan tren wisata, persaingan antar destinasi, dan tuntutan keberlanjutan menuntut desa wisata untuk terus beradaptasi. Tanpa inovasi, desa wisata akan tertinggal.

Di sisi lain, peluang besar terbuka. Dukungan perbankan, CSR perusahaan, dan pendampingan akademisi bisa memperkuat kapasitas desa wisata. Sinergi multipihak menjadi jalan menuju keberlanjutan.

Desa wisata bukan hanya tentang pariwisata, tetapi juga tentang regenerasi sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan pengelolaan yang tepat, desa wisata bisa menjadi motor pembangunan yang berakar pada identitas lokal.

“Kesimpulannya nanti kalau desa itu beres, kabupaten beres, provinsi juga beres. Nah ini yang masih perlu kita secara sistematis, secara konsep, perlu kita benahi,” ujar Iendra.

Alternatif produk kebutuhan desa wisata atau serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/9zq2daKJpX
  2. https://s.shopee.co.id/9AGve5I4ra
  3. https://s.shopee.co.id/40YpUc2MMF
  4. https://s.shopee.co.id/6VGATXfgWk

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:00 WIB

Damri dan Wisata Oase Kaum Marjinal di Dalamnya

DAMRI menjadi salah satu transportasi yang menjadi pilihan bagi masyarakat khususnya di Kota Bandung.
Ilustrasi yang menggambarkan suasana dalam bus DAMRI (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 15:52 WIB

Dari Nongkrong di Warung Jadi Komunitas Vespa Solid di Kota Bandung

Komunitas WK Scoot lahir dari tongkrongan anak SMP pada 2021 dan kini berisi 25 anggota.
WK Scoot Bandung terlihat berjejer rapi di Jalan Taman Citarum saat melakukan Sunday Morning Ride, Jumat (27/10/2024). (Sumber: Instagram | Foto: Arlo Aulia)
Ayo Jelajah 20 Nov 2025, 15:52 WIB

Sejarah Priangan Sebelum Kompeni Datang, Hidup Bersahaja di Tengah Hutan dan Sawah

Kisah Priangan sebelum Kompeni, era ketika huma, hutan, dan kepala daerah menentukan ritme hidup masyarakat pegunungan.
Lukisan pemandangan Priangan Abdullah Suriosubroto. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 15:16 WIB

Mahasiswa UIN Bandung Wajib Coba! Matcha and Me, Surga Matcha yang Bikin Nagih di Bandung Timur

Salah satu nama yang mencuri perhatian belakangan ini adalah Matcha and Me.
Authentic Matcha Latte. (Foto: Nadia Ardiyanti)